Alice baru saja bangun dari tidurnya saat mendengar kegaduhan dilantai satu. Ia meregangkan otot-ototnya lalu mengucek kedua matanya, melirik jam dinding yang ternyata sudah menunjukan pukul 7 pagi. Ia menguap sekali lagi sebelum menyibakan selimutnya yang bermotif kupu-kupu itu.
Berjalan dengan gontai keluar dari kamarnya, menururni tangga tak peduli dengan baby doll berlengan panjang yang masih dikenakannya, ia menyipitkan matanya saat dia melihat siluet asing yang berada diruang tamu. Dua detik kemudian bola matanya membulat sempurna bertepatan dengan pandangan mereka bertabrakan secara tak sengaja ketika ia memalingkan wajahnya.
"Ya Ampun Alice, malu-malu in. cewek jam segini baru bangun, nggak malu kamu sama pacar kamu?". Neneknya yang baru saja muncul dari dapur sambil membawa sepiring kue bolu pandan.
"how can he be here? who invited him?". tanyanya penasaran. tatapan Alice jatuh secara bergantian pada Baret, Kenzie dan Kakeknya yang juga disana, yang sedari tadi sudah ngobrol saat Alice belum bangun.
"gue yang ngundang, mau apa lo?". unjuk Baret secara terang-terangan sambil mengangkat dagunya.
Pandangan Alice mengelang, seolah menyadari hawa yang tidak di inginkan, kakeknya segera melerai sebelum perang dunia pertama terulang kembali.
"eh sudah-sudah. Kakek yang nyuruh abangmu, sekarang kamu mandi dulu. Kasian Kenzie nungguin dari tadi".
Alice berdecak kesal.,. "nggak mau mandi ah"., katanya sambil duduk disamping kakeknya.
"JOROK, Ken lo kok mau jadi cowoknya sih". seloroh Baret kompor
Alice mendelik tajam pada Baret yang duduk dihadapannya, sedangkan Kenzie sedari tadi hanya diam sekali-kali terkekeh atau tersenyum.
"apasih bang, orang dia dulu tuh yang ngejar-ngejar gue". kata Alice tak terima, perkataan Baret seolah mengatakan kalau Alice yang mengejarnya lebih dulu.
"sudah-sudah. Alice mandi sana". perintah Neneknya
Alice berdecak malas, tapi mau tak mau ia tetap berdiri meski dengan gontai ia mendumal., "ah, biasanya mandinya juga sore kalo lagi libur".
"ck, Alice doang nih kayaknya yang kagak ada malu-malunya ngomong gitu pas pacarnya disini". kata Baret sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Begitu juga dengan kakek dan neneknya, berdecak pelan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Sedangkan Kenzie hanya menahan senyumnya, tatapannya fokus pada gadis yang kini sudah menghilang di balik tangga.
"ehmm.... ". Kakek Alice berdehem seolah tau dimana tatapan Kenzie baru saja membuat Kenzie sedikit canggung dan menggaruk tengkuknya.
"ayo Kenzie ikut saya ke Barak".
---------------------o0o-------------------
Alice selesai dengan ritual di kamar mandinya, jarang sekali memang Alice mandi di Minggu pagi seperti ini, kalau tidak acara tertentu ia memilih mandi sore saja, ia termotivasi dengan kata-kata Cewek Cantik itu Jarang Mandi :)
Alice baru saja menuruni tangga, setelah mengenakan pakaian rumahan kaos pink dengan rok putih selutut, bercelingak celinguk melihat suasana rumahnya yang tampak sepi tak seperti tadi. Hanya terlihat Asisten rumah tangganya dan lagi orang tiduran miring sambil enaknya nonton TV dan berkali-kali memasukan keripik singkong ke dalam mulutnya. Udah mirip dugong beneran.
"eh Kenzie kemana sama Kakek?". Tanya Alice
Baret hanya menengok sebentar sebelum kembali fokus pada tayangan Televisi, dimana Televisi itu mengingatkan kehdiupan sehari-harinya dengan Alice. Tom dan Jerry.

KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OF TEENEGERS
Teen Fiction"mau kakak apa sih sebenarnya?" "mau gue, lo jadi pacar gue". "tapi saya nggak mau jadi pacar kakak, saya nggak suka sama kakak". "lo pikir gue suka sama lo? ngarep banget lo". kalimat Kenzie berhasil membuat Alice diam, "tenang aja, gue juga nggak...