8 Tahun Kemudian
Rembulan dan bintang-bintang di malam hari tak membuat malam yang gelap menjadi terang. Seperti suasana hati seorang pria berkemeja putih dengan lengan yang digulung sampai kesiku. Memandangi riuhnya malam hari dari gedung pencakar langit dengan sesekali menenggak kopi hitam yang ada ditangan kanannya.
Hidup itu pilihan, meskipun cita-citanya menjadi seorang pilot tapi tanggung jawab nya menjadi anak pertama membuat dirinya sadar dan menerima dengan lapang tanpa paksaan untuk meneruskan bisnis keluarga besarnya yang sudah turun temurun.
Begitu juga dengan kisah cintanya, setelah kehilangan gadis yang teramat ia cintai beberapa tahun silam membuat ia tidak ingin memulai hubungan kembali. Gara-gara kejadian itu juga membuat dirinya sadar, dalam hubungan itu harus saling percaya. Penyesalan itu masih tertanam semakin dalam di hati seorang Kenzie Arschacheris Carvajal.
Untuk masalag Ghea, dia sudah mendapatkan ganjarannya dan kini berada dibalik jeruji besi dan sebelum itu direhabilitasi karena sedikit gangguan kejiawaan.
Kenzie terkekeh miris, bagaimana bisa ia dulu bisa dibodohi oleh orang gila seperti Ghea. Apa sepertinya Kenzie lah yang mulai gila?
Percaya dengan orang gila daripada kekasih yang ia cintai sendiri.
Suara telpon berdering membuat dirinya tersadar. Ia raih ponselnya yang berada diatas meja kerjanya, lalu menghela nafasnya kesal saat melihat nama yang tertera dilayar. Tak minat menjawabnya, ia tunggu ponsel itu mati.
Tapi selanjutnya ponselnya kembali berdering dengan pemanggil yang berbeda, tanpa menunggu lama ia segera mengangkat telponnya.
"Halo Ma?",.
"Kamu dimana bang? Kok belum pulang? Ini udah jam 9 malem loh, mau lembur?",. Rentetan pertanyaan dari Athena membuat dirinya meringis lalu menggaruk tengkuknya.
"Masih ada pekerjaan ma",. Kata Kenzie berbohong.
Terdengar suara helaan nafas dari seberang,. "Kamu kenapa nggak angkat telponnya Shelbi? Inget kamu mau tunangan loh",. Kata Athena.
Lagi, Kenzie menghela nafasnya, saat Athena kembali mengingatkan tentang hal ini. Entah harus bagaimana lagi Kenzie menolak.
"Maaf ma, Kenzie lagi banyak pekerjaan",. Kata Kenzie.
"Kamu masih mikirin Alice?",. Pertanyaan Athena tepat mengenai relung hati Kenzie.
Kenzie diam tak menjawab, mungkin mamanya sudah tau meskipun ia tak menjawab.
"Mau sampai kapan kamu kayak gini?",. Tanya Athena dari seberang dengan suara iba.
Kenzie menundukan kepalanya,. "Udahlah Ma, Kenzie nggak mau bahas ini lagi ya",. Katanya.
"Mama tau kamu masih sayang sama Alice, tapi kamu nggak bisa terus-terusan kayak gini. Kamu juga harus mikirin masa depan kamu",. Nasehat Athena dengan lemah lembut, dan Kenzie hanya menjadi pendengar dan sesekali berpikir.
Mungkin benar apa yang dikatakan oleh Athena, kalau dia harus membuka kembali lembaran baru bersama dengan orang yang baru. Diusianya yang mencapai 26 tahun ini memang harus membutuhkan sosok perempuan yang berada disampingnya. Membantu, mendukungnya dalam segala hal.
Ia menarik nafanya dalam-dalam.
"Iya ma, habis ini Kenzie telpon Shelbi",. Putus Kenzie.
"Cepat pulang ya",. Kata Athena dan Kenzie hanya menjawabnya dengan deheman, dan setelah itu sambungan ponselnya tertutup.
************************
Kenzie melangkahkan kakinya di masuk kedalam rumahnya. Sepi menyapa saat ia baru menyadari kalau jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Ia melonggarkan dasinya hendak berjalan menaiki tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OF TEENEGERS
Teen Fiction"mau kakak apa sih sebenarnya?" "mau gue, lo jadi pacar gue". "tapi saya nggak mau jadi pacar kakak, saya nggak suka sama kakak". "lo pikir gue suka sama lo? ngarep banget lo". kalimat Kenzie berhasil membuat Alice diam, "tenang aja, gue juga nggak...