19. Ironis

1.2K 125 36
                                    

"Kakak udah kenal lama sama Alice?",.

Kenzie menautkan kedua alisnya, murid baru dihadapannya ini membuay dirinya bingung. Baru saja kenal langsung mengajaknya berbicara empat mata tentang hubungannya dengan Alice. Apakah itu sopan?

"Apa itu jadi urusan lo?",. Tanya Kenzie pada Ghea.

Ghea hanya mengangkat kedua bahunya,. "Semua yang berhubungan dengan Alice, itu jadi urusan aku",. Katanya.

Kenzie menaikan sebelah alisnya,. "Lo siapa? Alice nggak pernah cerita apa-apa tentang lo",.

Ghea tertawa kecil, lagi-lagi membuat Kenzie mengernyitkan dahinya bingung,.

"Ya jelaslah, mana mau Alice cerita masa lalu kelamnya sama orang yang dia cintai",. Kata Ghea pada Kenzie.

Kenzie menegakan tubuhnya,. "Maksud lo?",.

Ghea mengulas senyum tipis,. "Kakak udah tau kalai Alice itu udah ngebunuh seseorang?",.

Deg.....

Kenzie membulatkan matanya,. "Jangan ngomong sembarangan",. Kata Kenzie,.

Ghea menggeleng-gelengkan kepalanya,. "Aku nggak ngomong sembarangan, ini fakta",.

"Perlu aku cerita?",. Lanjut Ghea,.

Kenzie berkacak pinggang menatap Ghea dengan salah satu alis terangkat,.

Ghea menganggukan kepalanya,. "Dulu banget, Aku sama Alice masih SMP, aku deket sama dia. Kita sahabatan",. Kata Ghea, entah itu rencana atau nyata, tiba-tiba air mata Ghea luruh begitu saja.

"Aku kasihan sama Alice, ayahnya meninggal saat menjaga perbatasan karena pekerjaannya, ibunya sakit parah dirumah sakit",. Lanjut Ghea seraya mengusap air matanya.

"Waktu itu, Alice ingin jengukin Ibunya dirumah sakit, dia minta dianterin sama seseorang padahal jelas orang itu lagi sakit, Alice nggak peduli sama sekali. Pas mereka udah jalan, tiba-tiba mereka kecelakaan, gara-gara apa? Gara-gara Alice minta orang itu untuk nrobos lampu merah. Dan kakak tau siapa orang itu?". Tanya Ghea dengan nada suara lebih tinggi.

Kenzie masih diam menunggu Ghea untuk melanjutkan kalimatnya,.

"Orang itu adalah kakak aku, kakak kandung aku? Coba kakak pikir gimana perasaan kakak, kalau kakak kehilangan satu-satunya orang yang kakak jadiin prioritasnya? Aku udah nggak punya siapa-siapa lagi sekarang, itu semua gara-gara siapa? Gara-gara Alice",. Kata Ghea dengan menggebu-gebu. Nafasnya naik turun,.

Kenzie mendengarnya setengah tak percaya,. Dia belum pernah sama sekali mendengar penjelasan dari Alice perihal masalah ini, apa dia harus percaya? Atau tidak?

"Terus sekarang lo mau balas dendam sama Alice?",. Tanya Kenzie,.

Ghea diam, ia memejamkam matanya dengan menautkan kedua alisnya.

"Aku mau kakak putusin Alice",. Kata Ghea tanpa rasa bersalah.

Kenzie membulatkan matanya sempurna,. "Lo Gila?",.

Ghea menggeleng-gelengkan kepalanya,. "Aku nggak gila, aku serius. Putus sama Alice apa kakak mau lihat semua orang tau kalau Alice adalah pembunuh?",.

Kenzie menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya,. "Lo lebih gila dari yang gue bayangkan, gue nggak akan mau",. Kata Kenzie.

"Oke, kalau gitu. Kakak tunggu aja, lihat Alice lebih menderita",. Kata Ghea.

GAME OF TEENEGERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang