Mentari telah menampakkan diri, sinarnya telah menerangi kamar Zia namun sang pemilik kamar masih sibuk dengan mimpinya. Sang pemilik nama Zia membuka matanya perlahan dikarenakan silau dengan sinar mentari. Sudah kebiasaan lama setelah sehabis sholat subuh tidur lagi dilakukannya walaupun sudah menikah.
Bangun dari tidurnya Zia langsung membersihkan badan--bagi Zia membersihkan badan dipagi hari jika libur hanya mencuci muka dan menggosok gigi. Masih dengan piamanya Zia turun ke lantai satu tak lupa pula memakai kerudung soalnya suami sepupu-sepupunya masih di rumah Zia.
Di lantai bawah sudah rame dengan saudara-saudara Zia. Zia celingukan mencari para keponakannya yang ucul-ucul.
"Pagi, aunty" sapa bocah 5 tahun kepada Zia
"Pagi juga, Sia" sambil mencubit pipi gembul Sia bukannya menagis bocah 5 tahun itu malahan meminta gendong pada Zia.
"Aunty gendong" sambil merentangkan tangannya kemudian Zia menggendong Zia
"Aunty haus" Zia membawa Sia ke dapur untuk minum diapun juga ikut minum. Saat tengah minum Zia merasakan ada tangan di pundaknya belum sempat berbalik suara Sia membuatnya tahu siapa sang pemilik tangan itu.
"Uncle Zidan nak gendong" Sia memang anak yang mau sama siapa saja apalagi orang ganteng. Suara Sia membuat Zia membalikkan badannya jarak mereka sangat dekat.
"Nanti aja ya uncle bau keringat" ucap Zia sambil membelai rambut Sia dan didudukan di meja pantry.
"Ambilin minum" ucap Zidan bukannya mengambilkan Zia hanya memandangi Zidan. Pasalnya saat ini Zidan memakai kaos pendek tipis yang mencetak otot-otot di perut Zidan dan celana pendek serta masih memakai sepatu lari ditambah juga di dahinya keringat menetes baju basah karena keringat serta rambut yang menandakan Zidan baru saja selesai berolahraga.
"Dari mana?" sambil menuangkan air putih ke dalam gelas kemudian dia sodorkan ke hadapan Zidan. Setelah meminum sampai habis Zidan baru menjawab pertanyaan yang diajukan Zia tadi.
"Dari olahraga tadi" sambil menyodorkan gelas yang kosong ke arah Zia kemudian ditaruhnya ke meja pantry oleh Zia.
"Sia ayo main sama kak Zhico" ajak Zia sambil menggendong Sia. Di taman belakang sudah ramai dengan Zhico, Zean, Vien, Yunica, Quenza. Riris dan Hanum sibuk menyiapkan sarapan bersama Rahma ibunda Zia.
Sarapan sudah mau dimulai, banyak makanan yang tersaji di meja makan. semua sudah di tempatnya masing-masing tetapi hanya satu peserta yang masih belum turun yaitu Zidan suami Zia.
"Zia panggil suamimu" perintah Galih kepada Zia, tak banyak bicara Zia langsung naik ke lantai dua menuju kamarnya berada.
🌘☀
"Astagfirullah" Zia terkejut saat baru saja membuka pintu, pasalnya sang suami hanya memakai handuk yang dililitkan di pinggangnya.
"Bang, makan. Ditunggu dibawah ya" ucap Zia tanpa masuk ke dalam kamar kemudian langsung turun ke ruang makan.Semua sudah berada berkumpul ditempat makan. Dan acara sarapan berjalan lancar. Kemudian semua beralih ke ruang keluarga.
"Kalian habis ini rencananya gimana? Mau di rumah atau jalan-jalan?" Galih membuka percakapan."Yah aku boleh muncak gak?" Tanya Zia takut jika tidak diizinkan galih.
"Sama siapa? Kamu baru aja kemaren nikah?" Bukan sang ayah yang menjawab melainkan sang bunda, ibu negara kalo kata Zia.
"Sama anak-anak, Reza juga ikut kok" jawab Zia yang masih memainkan ps dengan Zafran.
"Tumben kamu izin biasanya pas kamu udah dipuncak nya baru izin"Va'ad datang dari dapur.
" Ya gak papa, mau ikut?" tawar zia kepada abangnya
"Gak, sibuk"
"Gimana? Boleh ya, yah" bujuk zia.
"Terserah suami mu ngizinin apa gak. Gimana zidan boleh gak?"
"Boleh. Lagian saya mau ke bandung ngurus kantor pusat." jawab Zidan.
Mendengar jawaban Zidan, Zia kegirangan bukan main sampai sampai sang adik jadi korbannya.
" eh fran mau ikut gak muncak?" tawar zia ke sang adik.
"Boleh kak zi"
"Tapi pendaftaran kampus mu udah selesai kan?" tanya Zia
"Udah lah jalur undangan nih"
"Buset dah belagu betul awas lo di kampus gue buat sengsara lo".🌘☀
Trah Nabi Adam
Azkadina
Guys gue dah diizinin bokap muncak nih.BianRez
Kuy lah kapanZack
Minggu depanKevin. Muaz
Yang ikut?Aryadipta. M
GueAzzia. Nadhi
Gue, kevin, dipta, zaki, reza, gita tauk tuh si faiz ikut gakBianrez. F
Yaudah entar gue tanyain itu bocah dan entar gue kabarin lagi kedepannya.🌘☀
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE
General Fiction"Truth or Dare?" "Ok, dare" jawab gue pasrah. "Lo liat di sana ada pak Zidan?" ucap Dipta kawan setongkrongan ku, sambil menunjukkan ke arah pak Zidan duduk. Hanya dibatasi satu meja di depan meja kami. "Terus?" ucapku curiga. "Tau challenge make y...