Chapter XV; Tukang Gas

3.4K 167 8
                                    

6 tahun lalu

Bandung.

"Bang, Azka nanti berangkat latihan taekwondo bareng temen ya?" Tanya seorang gadis yang sudah rapi dengan baju putih abu-abu duduk di meja makan.

"Temen?" Gadis itu menganggukkan kepalanya.

"Iya temennya Azka" gadis itu bernama Azkadina Kanzia Nadhifa. Azka remaja yang sangat jutek bila pada orang yang tidak dikenalnya dan akan sangat cerewet jika bersama keluarga nya.

"Temen mu yang mana?"

"Ketos di sekolah Azka"Azka memakan sarapannya dengan lahap.

"Oh ya bang, ketos Azka itu ternyata satu tempat latihan taekwondo sama Azka" gadis itu bercerita dengan antusias.

"Oh ya? Ganteng gak?"

"Ehmm...biasa aja sih
Cuman kata temenku dia ganteng, tapi dimataku biasa aja"

"Oh ya.. nanti Abang lembur gak papa kan?" Kakaknya bernama Va'ad.

"Gak papa kok entar Azka ke rumah bang Azri aja" sudah biasa rasanya bagi Azka jika dia dirumah sendirian karena Abangnya lembur. Maka dari itu dia memilih untuk menyibukkan diri dengan ikut club skateboard, sepatu roda, taekwondo. Dan dia baru saja mendaftarkan diri di bela diri karate.

"Udah? Yuk berangkat keburu kesiangan" Azka berangkat dengan motor kesayangannya.

.

.

.

Sepulang sekolah

"Ka, nanti mampir ke rumah ku dulu gak papa kan?" Tanya seorang laki-laki dengan seragam putih abu-abu dengan jas almamater sekolah berwarna hitam ditenteng dengan tangan kanannya.

"It's ok, gak lama kan?" Azka sudah duduk di jok motor dan sudah memakai helm.

"Gak kok" Azka mengangguk saja sebagai jawabannya. Dia mencari-cari kunci motornya di saku seragamnya sampai di dalam tasnya.

"Cari apa?" Tanya cowok tadi. Dia bernama Aiden Raffasya Dzakki, ketua osis sekaligus teman satu tempat latihan taekwondo dengan Azka. Lebih tepatnya sudah mau menjadi mantan ketua OSIS karena Minggu depan adalah purna tugas nya menjadi ketua OSIS.

"Kunci motor" raut wajah Azka kentara sekali jika sedang panik.

"Lah itu gantungan apa yang di dashboard?" Laki-laki yang bernama Aiden itu menunjuk dashboard motor Azka.

"Oh iya" Azka menyengir.

"Ya udah kamu nyusul di belakang, aku duluan" mereka mengendarai motor kadang bersisihan kadang depan belakang.

Sesampainya dirumah Aiden, Azka memarkir kan motornya di sebelah motor Aiden.

Azka menunggu dengan duduk di jok motornya, dipikirannya sebentarnya Aiden itu hanya lima menitan.

ten minutes later
Aiden belum juga keluar.

twenty minutes later
Aiden juga belum keluar. Azka sedari tadi melihat jam tangannya.

Akhirnya Azka memutuskan untuk masuk kedalam rumah Aiden. Azka tanpa tengok-tengok langsung saja masuk ke dalam rumah.

"Kak Aid-" Azka terdiam saat melihat orang-orang yang duduk di ruang tamu rumah Aiden. Ternyata disana banyak teman dari abangnya kak Aiden.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang