4. New Place

50 15 2
                                    


Keindahan mudah dicari. Kenyamanan, hanya tempat bernama rumah yang mungkin tak dapat tersaingi.

🌁

Baru saja akan kembali ke Cloudera, Freya dikejutkan dengan kehadiran para gordon yang berdatangan. Mereka bergerak cepat di udara mengarah ke pusat Drawer, seolah tak ada lagi waktu untuk berjalan dengan santai di atas tanah. Kekesalannya pada Arsy teralihkan ketika itu juga, terlebih saat ia matanya menangkap sosok jagung berambut biru terang.

"Zid!"

Mendengar pekikan Freya, Zidane mengedarkan pandangan dan akhirnya menemukan sumber suara dari bawah. Segera ia melesat, menyeret Freya mengikuti arus penerbangan gordon, yang bila dilihat dari kejauhan nampak seperti ratusan burung yang sedang bermigrasi.

"Apa yang terjadi?"

"Akan kujelaskan nanti. Yang terpenting, kita harus sampai Eggnasium dengan cepat atau kita dalam masalah," ucap Zidane cukup kencang mengingat mereka berada di udara dengan keramaian gordon di sekitar. Menambah kecepatan, Zidane menyalip gordon lainnya hingga ia dan Freya sampai di pelataran sebuah bangunan besar dengan dominan warna merah bata dan perpaduan abu muda.

"Masih butuh penjelasan?"

Freya mengangguk, menyiapkan telinga untuk mendengarkan.

"Begitu kamu berangkat kemari bersama dua bocah tadi, Edzard mengamuk karena kami meributkan perkara penyeleksian co-gordon maupun pengisian kursi kosong, padahal kami harusnya langsung ke sini," jelasnya. "Reyes juga terlihat sangat marah, makanya ia melarang teleportasi dan kita harus sampai sebelum--ah, sekarang waktunya."

Pandangan Zidane yang terarah ke langit membuat Freya ikut memandanginya. Tiba-tiba, muncul kilat emas yang membuat para gordon yang masih melayang di udara berjatuhan, bak buah mangga tua yang jatuh dari pohon karena sudah terlalu matang atau bahkan hampir busuk. Sayangnya warna mangga tidak sebervariasi rambut mereka.

"Apa lagi sekarang?" tanya Freya dengan ekspresi kaget sempurna.

"Tiga menit. Itu waktu yang Reyes berikan. Jika lebih, maka magic kita akan melemah sementara dan bagi yang sama sekali belum menyentuh Drawer, akan ditarik kembali ke Cloudera."

"So cruel," timpal Freya.

Zidane menepuk satu sisi pundak Freya. "Kamu beruntung karena ditugaskan Meisie lebih dulu. Kalau nggak, mungkin kamu bakal jadi yang terakhir sampai sini, mengingat keleletanmu yang tidak bisa dipungkiri sama yang namanya terbang."

Freya refleks menyingkirkan tangan Zidane yang bersarang di pundaknya, meremat dengan raut gemas namun sosok di hadapannya tak berniat menarik tangan ataupun melawan, hanya menahan agar tawanya tak lepas.

"Pepet teros...!" Teriakan khas itu mengalihkan perhatian Zidane dan Freya. Jelas sekali dari gayanya bahwa itu adalah suara Devan.

Freya melepas rematan tangannya, menghampiri dua makhluk yang sedang kepayahan berjalan, tak berbeda jauh dengan gordon lainnya yang baru sampai. "Ka-kalian kok berantakan banget?"

Terlihat Devan memapah Ely yang mencoba melangkah dengan satu kaki terseok-seok. Penampilan keduanya benar-benar mengundang heran, apalagi surai mereka yang begitu awut-awutan.

THE ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang