Pembicaraan empat mata Rita dan Arsy mereka lakukan di lorong yang sepi. Bukan tempat tertutup, tapi Arsy pastikan tidak ada orang lain di tempat itu. Saat ini jam istirahat, magicer lain juga pasti sedang sibuk berburu makan siang.
"Sudah tahu tujuanmu kembali ke sini?"
Rita mengangguk mantap lalu bertanya, "Aku hanya perlu tahu siapa yang bertugas mengambil magic Paman, kan? Dan mengembalikan pada pemilik yang sebenarnya."
"Hanya itu?" Satu alisnya terangkat.
"Ehm... kalau membawa Ikbal pulang memungkinkan, aku akan melakukannya," ujar Rita lirih. "Tapi sekarang dia sudah menjadi Gordon, itu kemauannya. Aku nggak lupa dia selalu mengelu-elukan gimana hebatnya para Gordon. And now... he did it."
"Kau lupa satu hal sepertinya." Melihat Rita mengernyit dan Arsy melanjutkan, "Gordon dan pemberontak, adalah dua kubu yang berlawanan—"
Tidak terima, Rita memotong, "tapi itu hanya tuduhan! Keluargaku bukan benar-benar pemberontak!"
"Dengar aku, bagaimanapun keterkaitanmu dengan Azra, entah berita itu benar atau tidak, tidak ada yang akan peduli karena itulah kebenaran yang mereka pahami. Kejadian itu sudah lama dan melekat kuat di ingatan mereka. Bahkan, tak jarang menjadi bualan dongeng bagi anak-anak mereka." Arsy kembali menarik napas. "Jika membersihkan nama keluarga dan mengembalikan magic Azra adalah tujuan utamamu, itu sama sekali tidak masalah. Namun ada satu hal lagi yang membuatmu memang harus berada di sini..."
Rita mengerjap tak suka. Pasti bukan hal bagus yang dimaksud Arsy, batinnya.
"... to make this world better than today."
Entah sudah keberapa ribu kalinya Rita merutuki nasib—meski itu dalam hati, suka tidak suka sepertinya dia memang ditakdirkan harus kembali ke tempat ini. Ke Drawer.
"Terserah bagaimana kamu mau menanggapinya." Arsy tertawa. "Tapi aku akan berusaha membantu, sebisaku."
Kedua bahu Rita terangkat, seakan semangatnya yang baru saja hilang kembali. "Jadi, apa yang bisa aku lakuin lebih dahulu?"
Arsy menengadahkan tangan. "Visit your brother in the castle?"
"Go to Cloudera?" Rita membuka lebar matanya. "Sounds crazy. Tapi aku suka."
Tangan perempuan itu lantas menyambut Arsy. Selanjutnya, mereka menghilang dalam satu kedipan mata.
***
"Apa tugas pertamaku?"
Bukannya menjawab pertanyaan Ikbal, Reyes malah menuju ke lemari buku yang ada di dalam ruangannya. Beberapa buku kini tertumpuk di tangannya. Lalu ia memberikan semua itu pada Ikbal.
"Selesaikan semuanya dalam dua hari."
Ikbal melihat-lihat dan membuka beberapa lembar dari buku-buku tersebut. "Sepertinya aku sudah pernah membaca ini semua—"
"Baca ulang. Sampai kamu benar-benar paham," ucap Reyes tegas.
Ikbal mendengus. "Apa semua gordon melakukan ini di hari pertama mereka?"
"Tidak..." jawab sang ketua gordon sebelum Ikbal kembali menyela, "...kecuali kamu. Kamu menjadi pengecualian karena belum memenuhi kualifikasi yang seharusnya."
"Kalau begitu, kenapa kamu sudah menobatkan aku menjadi—"
"Untuk membuatmu terikat." Reyes menajamkan tatapannya. "Seorang gordon tidak bisa meninggalkan wilayah tugasnya, kecuali jika dia sudah tidak menginginkan kehidupan. Wilayah tugasmu sementara ini adalah Cloudera. Jadi, jangan pernah berpikir untuk kabur dari sini. Atau kamu akan merasakan sendiri akibatnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ORACLE
FantastikAku tahu apa yang akan terjadi pada satu jam, satu minggu, bahkan seratus tahun kemudian. Namun aku tak dapat mengubah apa yang sudah terjadi sedetik yang lalu. -The Frosty Oracle-