JS 5: Tak Sayang Maka Tak Kenal

288 74 18
                                    

Mau disayang? Mari berkenalan.
-Senja Salsabilla

•••

Hari Senin, hari pertama pembelajaran di SMA. Aku pastikan untuk bangun lebih pagi dari biasanya, karena aku tidak ingin hari ini sama seperti hari Senin kemarin.

"Pagi amat, dek?" Tanya mba Ina yang sedang sarapan.

"Iya, Hari ini KBM pertama aku nggak mau telat lagi demi nilai A. Duluan ya mba." Jawabku senbari berlari ke pintu depan.

Pukul 06.15 WIB aku keluar dari kost menuju sekolah dengan jarak waku sekitar 10 menit.
Setibanya di sekolah ternyata masih sepi dan belum ada seorang pun di kelas, mengingat KBM dimulai pukul tujuh kurang 15 menit, aku yakin pasti teman-teman sudah dalam perjalanan.

Satu per satu teman-teman mulai memasuki kelas. "Hai Nja." Sapa Zaky, aku hanya mengangguk dan tersenyum. 

Pagiku cerahku matahari bersinar kugendong tas merahku di pundak, selamat pagi semua ku nantikan dirimu di depan kelasku .... -hayoo yang baca sambil nyanyi siapaa-

Bel sekolahku berbunyi, aku segera duduk dengan tenang dan bersiap untuk berdoa. Namun teman-temanku justru berlarian menuju halaman sekolah.

"Nja, ngapain duduk aja, ayoo." Ucap Fanny yang menjadi teman sebangku ku.

"Hei, malah bengong situ gak mau ikut upacara?" Tanya Fanny yang gemas melihatku kebingungan.

"HAH!! upacara??!"

"Iya, Ayoo" Fanny menarik tanganku.

Dalam hati aku mengecek sendiri perlengkapan ku, upacara? Atribut lengkap? Dasi? Pake, yang dipake emang lengkap, tapii.... "TOPI" teriakku, sontak Fanny melepaskan tanganku karena kaget.

"Aku gak bawa topi, gimana ini? Pasti aku dihukum." Lagi-lagi aku mengacaukan hari Senin ku, hari pertama aku melakukan sesuatu dalam hidupku.

"DL." Ucap Fanny sembari melangkah ke koridor.

"DL apaan?"

"DERITA LO."

"Ishhh, Fan gimana ini kalo aku dihukum?" Aku mengejar Fanny yang sudah berada satu langkah di depanku.

"Udah lah, yang penting kita ke lapangan dulu, emang kata siapa kalo ngga bawa topi di hukum?" Fanny menenangkan ku, walaupun sudah kami sama-sama mengetahui peraturannya.

Upacara akan segera dimulai dan hanya aku yang tidak mengenakan topi. "Apaan sih colek colek" Aku merasakan ada yang menyentuhku, tapi aku terus menatap lurus ke depan.

"Mau sambalaa .... " Perkataanku terhenti ketika melihat ada guru di belakangku.

"Apa? Kamu mau nyambal? Jangan disekolah, ayo ikut saya kebelakang." Ucap guru tersebut.

"Lah mau ngapain pak, ini mau upacara loh, mau cicipin sambal buatan saya nanti aja." Aku masih sempat bercanda saat semua temanku tunduk terdiam.

Aku pun mengekori pak guru, ternyata di belakang hanya aku siswi yang melanggar aturan, lima anak lainnya adalah laki-laki. Aku bahkan tidak ingat sama sekali kalau hari ini ada upacara bendera.

Upacara selesai, barisan diistirahatkan dan para siswa dipersilahkan duduk di lapangan. Teruntuk kami yang melanggar aturan diperintahkan maju ke depan, betapa malunya aku berada di hadapan kakak kelas dan para guru karena sebuah kesalahan dan ini sudah yang kedua kalinya. Tak lama kemudian barisan upacara dibubarkan dan kami diberi hukuman menghormati bendera sekaligus berjemur selama satu jam.

JINGGANYA SENJA (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang