JS 24: Selera Lara

156 41 0
                                    

Bukan perihal kecewa, dikecewakan atau pun mengecewakan. Sebab bahagia punya waktunya sendiri untuk berdiam diri.

•••

"Tadi saya nyusulin kamu ke Alun-alun." Ucap Jingga.

"Ngapain? Bukannya kamu sibuk ya sama gelar ketua OSISmu itu." Aku terpancing emosi.

"Saya mau minta maaf, ayo kita bisa mulai latihan."

"Kamu pikir kamu siapa? Seenaknya ngatur orang. Saya udah nurut sama perintah kamu karena saya hormatin kamu sebagai kakak kelas. Kamu nyuruh saya ke Ruang Musik buat latihan, ternyata kamu cuma nanya satu pertanyaan. Terus sekarang apa?"

"Kamu marah? Ok, saya minta maaf."

"Gampang ya buat kamu, yang kakak kelas, famous, ketos, dan ketua Forum. Ngucapin maaf semua orang juga bisa." Aku melangkah pergi meninggalkan Jingga.

"Senja, tunggu. Saya tau saya salah, saya minta maaf. Saya mohon, lomba tinggal sebentar lagi, jangan kaya anak kecil gini." Jingga mengejar ku.

"Yang suka ingkar janji siapa? saya tanya. Saya yang kaya anak kecil ini? Apa kamu yang gak punya prioritas?" Tak ada jawaban, baru kali ini aku melihat wajah Jingga yang cemas.

"Udah deh, terserah kamu. Saya udah minta maaf."

Mendengar Jingga berkata demikian aku kian emosi. Jadi cowok gak ada usahanya babar blas-batinku. Aku kembali melangkah menjauhi Jingga.

Terpaksa aku kembali menunggu bus kota pada siang yang begitu terik. Matahari seolah meluapkan kebahagiaanya, tetapi ia merenggut ceriaku dan ceritaku. Jika dipikirkan mengenai hari ini mungkin aku tak mau bertemu Jingga lagi. Sudah lama aku menunggu dan tak ada satu pun bus yang berhenti di halte ini.

"Senja, lo ngapain?" Ada tiga orang pria yang sedang mengendarai sepeda motor berhenti di depanku.

"Kalian siapa?"

"Ini kita yamplop." Mereka kompak membuka helm masing-masing, mereka adalah Ben, Jodhy, dan Zaky.

"Kalian dari mana?"

"Yah malah balik tanya." Kata Ben.

"Aku lagi nunggu bus, abis dari alun-alun."

"Udah deh ikut gue aja." Ben menawarkan diri.

"Gak deh, nanti ngrepotin kalian."

"Ayo Nja, panas nih. Ntar lo gak glowing lagi, Abang gak sanggup beliin Eneng skinker." Seperti biasa Jodhy meledekku.

"Iya yuk, tuh Ben bawa dua helm." Zaky menimpali.

"Ya udah deh, aku ikut kalian." Aku menaiki motor Ben dengan masih banyak tanya.

Di dalam perjalanan pulang seperti biasa kami tak banyak bicara. Zaky memarkirkan motornya  di depan sebuah kafe dan Ben pun mengikuti.

"Mau ngapain sih?" Aku yang sudah lemah, letih, lesu, ini sangat tidak bersemangat.

"Mau mandi. Ya makanlah." Kata Zaky.

"Yuk Nja makan dulu." Mereka bertiga masuk ke dalam, aku hanya mengikuti.

Di dalam kami memesan makanan. "Kalian dari mana aja tadi?" Aku memulai pembicaraan.

"Dari rumah bapakmu." Jawab Zaky.

"Ngapain?"

"Ngelamar kamu." Sambung Jodhy.

"Emang Senja kerjaan apa, pake dilamar segala." Ben ikut-ikutan.

"Aku tanya serius."

"Kita dari gedung kuliner." Jawab Ben.

"Ngapain?"

"Jualan." Kata Jodhy dengan wajah sumringah.

"Sejak kapan kalian jualan? Jual apa?"

"Sejak 16 tahun lalu." Jodhy memang sangat suka bercanda.

"Jangan didengerin, kita abis jalan-jalan aja." Zaky tumben menjawab dengan baik dan benar.

•••

"Senjaaa, lo dipanggil tuh." Teriak Elin dari depan pintu kelas.

"Siapa?" Aku yang sedang melaksanakan piket kelas menghentikan aktivitasku.

"Kita latihan hari ini jam 09.00." Ternyata Jingga.

"Di mana?"

"Di taman aja." Seperti biasa, ia melenggang pergi.

"Senjaaa!! Piket dulu." Teriak Alfa yang menjadi seksi kebersihan kelas.

"Bawel banget dah." Aku kembali meraih sapu di pojok kelas.

•••

Aku menyengaja telat agar Jingga tau rasanya menunggu. Hingga pada saat yang tepat aku melangkahkan kaki keluar dari kelas. Hentakan sepatuku tak membuat teman-teman menoleh, karena mereka tengah asik mempelajari mata pelajaran bahasa korea yang menjadi favorit saat ini. Aku semakin mantap menuju taman...

Brakk- suara buku berjatuhan.

"Mau kemana?" Tanyanya.

"Mau anu...nganu...itu." Aku menjawab dengan gagap.

"Duduk!" Seseorang itu berdiri di hadapan ku, menatapku tajam dengan mata melotot

•••

Jangan lupa komen di bawah, pencet tombol votenya, follow aku supaya nggak ketinggalan informasi selanjutnya, dan share ke teman-teman juga.

Find me on:
IG: @julfabella
Twitter:  @kotabulan

Tag aku jika kalian menggunakan kutipan dari karyaku. Aku minta bantuan kalian agar cerita ini berkembang. Terima kasih sudah berkenan baca.

JINGGANYA SENJA (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang