JS 20: 15 Sebelum 30

178 49 24
                                    

Sakit bukan hanya dari luka.

•••

"Aduhh, sakit nih." Pria yang menculik ku masih merasakan kesakitan. Sembari melangkah ke arah kami ia melepas topeng hitam mengerikan tadi.

"MAS RINJANI!!!???" Aku ngegas sekuat tenaga.

"Muncrat." Ternyata Rinjani yang menculik ku. Aku masih bertanya-tanya tentang apa yang terjadi.

"Selamat mengulang tanggal dan tahun lahir Senja Anindya." Ucap mereka kompak. Mereka sengaja menjebak ku dalam ketakutan. Di kost banyak sekali orang-orang, hampir semua teman sekelas ku ada di situ.

"Selamat Ulang tahun ya, yang ke-16." Rinjani memelukku dan memberiku hadiah. Tumben Rinjani manis banget, jangan-jangan ini hanya alibinya.

"Makasih kak." Aku membalas pelukan Rinjani dengan menahan haru.

"Ayah sama mama gak bisa dateng dek, mereka masih sibuk."

"Gapapa kok." Aku sendiri tidak ingat hari ini ulang tahunku.

"Oo gitu ya kalian, gak mau nemenin aku ke rumah Ben karena ini?" Aku melayangkan pertanyaan untuk Fanny, Elin dan Oca yang memberiku selamat setelah Rinjani. Mereka hanya membalas tudingan ku dengan senyum sok manis.

"Maaf ya Nja udah buat lu takut." Ben yang tiba-tuba muncul dari ruang tengah.

"Ben? Kok bisa?"

"Sebenarnya, gue cuekin lo karena kejutan ini. Bukan karena gue nyerah gitu aja sama Jingga." Ucapnya seperti tanpa dosa.

"Tega banget sih kamu Ben. Kalian juga."

"Sebenarnya ulang tahun lo kan masih 15 hari lagi. Tapi berhubung kita baru selesai PAT dan mau liburan akhir tahun pelajaran, jadi kita rayain ultah lo sekarang." Penjelasan Fanny membuatku berpikir keras, pantas saja aku tak ingat sama sekali kalau aku ultah wong baru tanggal 14 Juni.

"Make a wish dulu." Rinjani memberiku kue yang lumayan besar.

"Semoga ada kata kita di doa lo ya Nja." Jodhy asal nyeletuk, membuatku tertawa.

"Jangan diamiin-in." Ben pura-pura kesal.

"Mas Ben marah nih, sans dong." Zaky menggoda Ben dan akhirnya kepalanya yang jadi korban jitakan Ben.

Satu per satu mereka memberiku doa, ucapan dan juga hadiah. Sebelum mereka pulang, kami berfoto ria terlebih dahulu, Tasya lah yang menjadi tukang fotonya.

"Nja, nanti fotonya bagiin ke kita ya." Kata Zaky.

"Iya"

"Eh Zak gua mau tanya, kalo gua ngasih sesuatu buat elo namanya apa ya??" Jodhy bertanya kepada Zaky dengan wajah serius.

"Apaan?" Tanya Fanny.

"Ngapain lo nanya gue Markonah." Jodhy mulai ngegas.

"Namanya sedekah." Jawab Oca yang gemas menunggu jawaban Zaky.

"Terus kalo gue ngasih sesuatu ke Senja namanya apa?" Jodhy banyak tanya.

"Apasiih?" Zaky ngegas karena males mikir.

"Kalo gue ngasih sesuatu ke Senja itu namanya menafkahi." Jodhy menjawab pertanyaannya sendiri sembari memberiku hadiah. Hanya aku yang tertawa atas leluconnya. Yang lain hanya bisa memandang Jodhy dengan belas kasihan.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Satu per satu mereka kembali ke rumah masing-masing, untuk menyambut bulan dengan aura dinginnya yang siap me-ninabobokan sepasang mata penat akan dunia.

Hadiah masih bertumpuk di meja kamarku. Entah kenapa aku merasa sangar bersemangat membukanya, meski mataku sudah meminta kelopaknya untuk menutup. Di tengah kesibukanku menelanjangi hadiah-hadiah tadi, tiba-tiba benda pipih milikku bergetar.

Slamet is calling...

Ada angin apa yang membuat Jingga menelfonku, aku sangat malas beranjak dari zona nyamanku. Panggilannya terus berbunyi, sampai tak enak hati, ku singkirkan ego dan akhirnya ku angkat telfonnya.

[Aku]
Ada apa telfon malam-malam?

[Jingga]
Maaf mengganggu waktunya, saya cuma mau menanyakan kenapa akhir-akhir ini kamu tidak ikut ekstra?

[Aku]
Maaf, saya capek bagi waktu.

[Jingga]
Kalau gak bisa komitmen jangan janji.

[Aku]
Maksudnya apa ya kak? Saya jawab baik-baik.

[Jingga]
Kalau masih mau gabung, besok berangkat.

Jingga memutuskan sambungan telfon ini sepihak. Setelah beberapa waktu lalu Jingga meninggalkanku dengan kata-kata kasarnya, sekarang ia kembali menghubungiku dengan nada dingin dan angkuhnya.

•••

"Senja, hari ini lo absen ekstra lagi?" Zaky menegurku kala bel pulang sekolah sudah berbunyi. Semenjak insiden beberapa waktu lalu aku tidak pernah mengikuti esktra FORSAGA lagi, biasanya aku hanya nitip absen ke Jodhy dan Zaky.

"Hari ini aku berangkat, kemarin aku udah ditegur Jingga."

"Ditegur gimana?" Ben ikut menyambung.

"Iya cuma disuruh berangkat, ditegur lewat telefon sih."

"Ya udah gue juga berangkat, biar kita dihukum bareng." Ben yang sudah enggan melihat Jingga akhirnya berangkat juga.

"Skuy ke Lab. Bahasa." Kami meninggalkan kelas dengan semangat, agar hari ini cepat berlalu. Entah hukuman apa yang akan dilayangkan anggota Forsaga untuk aku dan Ben.

Di dalam Lab sudah terdapat beberapa anggota yang menunggu. Aku, Ben, Jodhy, dan Zaky memasuki ruangan tersebut disambut pertanyaan oleh mereka.

"Eh Senja sama Ben udah lama gak ikut forum." Kata Purna yang merupakan wakil Jingga.

"Iya kak, Saya sibuk basket." Ben rupanya telah mempersiapkan alasan. Sedangkan aku masih bingung akan menjawab apa.

"Kalau Senja, dia baru sembuh dari sakit." Ben nyrocos begitu saja. Aku hanya bisa diam mengikuti permainan Ben.

"Sakit apa? Kelihatannya baik-baik aja gitu." Ternyata ada Dea yang sudah berjaga membawa absen di depan pintu.

"Kan udah gue bilang baru sembuh kak." Ben membantuku menjawab.

"Eh sejak kapan lo jadi Senja." Dea geram karena Ben yang menjawab pertanyaannya.

"Sakit bukan hanya dari luka." Aku mengangkat bicara, agar semuannya selesai.

"Ooh gue tau, pasti lo sakit hati kan ditolak Jingga?" duh nih nenek sihir, pengen saya makan deh-batinku.

"Dea gak usah ikut campur." Jingga datang dan membungkam Dea seketika. Kami hanya bisa diam kalau Jingga udah buka mulut.

"Saya mau bicara sama Senja, ayo kamu ikut saya. Prana, kegiatan bisa dimulai sekarang." Lagi-lagi Jingga bersikap dingin, aku pasrah mengikuti langkahnya dengan lesu.

•••

Mohon dimaklumi ke-ngaretan saya ya:v
Akhir-akhir ini tugas sekolah lagi ngegas semua.
Jangan lupa vote dan apresiasinya.
Kalianlah penyemangat saya:"

Jangan hapus JINGGANYA SENJA dari perpustakaan/reading list kalian ya. Partnya masih panjang, masih banyak kejutan. Matur suwun:)

Beberapa part sudah direvisi, tapi tenang saja tidak akan merubah alur kok.

Jangan lupa komen di bawah, pencet tombol votenya, follow aku supaya nggak ketinggalan informasi selanjutnya, dan share ke teman-teman juga.

Find me on:
IG: @julfabella
Twitter:  @kotabulan

Tag aku jika kalian menggunakan kutipan dari karyaku. Aku minta bantuan kalian agar cerita ini berkembang. Terima kasih sudah berkenan baca.

JINGGANYA SENJA (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang