-3- : Gagal Move On

114 7 0
                                    

Setelah pertemuannya dengan Chelsea di cafe itu, Fais terus memikirkan Chelsea. Sampai detik ini perasaan Fais pada Chelsea masih sama seperti dulu ketika mereka di bangku SMA.

Fais berusaha mencari tahu segalanya tentang Chelsea. Ia akhirnya menemukan beberapa informasi termasuk di mana Chelsea berkuliah saat ini. Fais bertekad ingin menemui Chelsea dan mencoba meyakinkannya untuk kembali melanjutkan hubungan mereka dulu. Fais menyesal karena dulu ia meminta Chelsea meninggalkannya.

•••

Kini Chelsea masih berada di kampus.

"Sayang, sendirian aja."

"Kak Charna?"

"Kamu lagi ngapain?"

"Gak, ini cuma baca-baca buku aja. Kakak lagi gak ada kelas?"

"Iya, ntar kelas aku masih tiga jam lagi. Sebenernya sih pengin ajak kamu jalan-jalan dulu sekarang. Itu pun kalo kamu mau."

"Ehm maaf ya kak, aku gak bisa kalo sekarang, bentar lagi aku ada kelas. Jadi lain kali aja ya jalannya."

"Hemm, gitu ya, ya udah deh gapapa."

Ketika selesai kelas dan ingin pulang, Chelsea bertemu Charna. Namun, Charna tidak bisa mengantar Chelsea pulang.

"Maaf ya Chels, aku gak bisa anter kamu pulang sekarang, sayang. Aku harus ada rapat bidang mendadak."

"Iya kak. Tenang aja. Gapapa kok, aku kan bisa pulang sendiri. Aku gak mau nungguin kak Charna selesai rapat. Hehehe... Aku maklum kok, pacar aku ini kan ketua himpunan. Jadi aku harus siap bersaing sama rapat-rapat dan proker-proker buat dapetin waktu kakak."

"Kamu nih... Tapi makasih ya sayang, kamu udah mau ngertiin aku."

"Sama-sama kak. Kakak semangat buat rapatnya yaa!"

"Pasti sayang, eh iya, kalo ada oprec staff himpunan, kamu mau ikutan daftar gak?"

"Ee, itu bisa dipikirkan dulu kak. Hehe.. Ya udah aku balik dulu ya kak. Daa kak Charna."

"Daa sayang, kamu hati-hati yaa!"

Chelsea pulang sendiri. Saat menunggu taksi, Chelsea dihampiri seorang lelaki dengan motornya. Ternyata orang itu adalah Fais.

"Chels, aku anter kamu pulang yuk!"

"Fais. Ee gak usah Is. Aku lagi nunggu taksi kok."

"Gapapa Chelsea, ayo naik aja. Aku gak keberatan kok. Sebenernya sih aku pengin ngomongin sesuatu sama kamu."

"Kamu mau ngomong apa Is?"

"Ya, gak di sini juga. Gimana kalo kita sekarang cari tempat yang enak buat ngobrol? Setelah itu aku langsung anter kamu pulang."

"Ehm ya udah deh boleh Is."

Chelsea mengikuti permintaan Fais. Mereka pergi ke taman di dekat kompleks perumahan Chelsea. Chelsea dan Fais duduk berdua di bangku taman, di bawah pohon rindang.

"Chels, pacar kamu kenapa gak anterin kamu pulang? Seharusnya dia gak biarin kamu pulang dari kampus sendirian kan?"

"Kak Charna lagi ada rapat, dia ketua himpunan di kampus, jadi wajar kalo dia sibuk."

"Dia pasti sering ninggalin kamu karena berbagai urusan rapatnya kan?"

"Aku gapapa kok Fais. Oh ya, tadi kamu mau ngomong apa sama aku?"

"Ehm, banyak banget yang mau aku obrolin sama kamu. Kita dah lama banget gak ketemu kan?"

"Fais, aku gak punya banyak waktu, aku harus cepet pulang."

"Chelsea, kenapa kamu jadi pengin menjauh dari aku? Jujur aku kangen banget sama kamu Chels. Aku gak nyangka kamu bisa secepet itu lupain aku. Chels, aku mau kita balik lagi kayak dulu."

"Maksud kamu?"

"Iya, aku masih sayang kamu Chelsea. Aku pengin hubungan kita yang dulu masih bisa berlanjut."

"Fais, itu gak mungkin. Kamu gila. Kamu tau aku dah punya pacar kan?"

"Aku gak peduli soal itu Chels, aku cinta sama kamu."

"Jadi gini Fais?? Setelah dulu kamu ninggalin aku dan minta aku lupain kamu, kamu putusin hubungan kita seenaknya, sekarang kamu muncul lagi di kehidupan aku dan minta aku kembali ke kamu kayak dulu. Kamu pikir hati aku ini apa Is? Cuma tempat persinggahan yang buat kamu bisa dateng dan pergi seenaknya. Haa??"

"Aku minta maaf Chels, aku nyesel minta kamu pergi dari kehidupan aku dulu. Aku pikir kita gak bisa lanjutin hubungan kita dengan terpisah jarak yang begitu jauh. Tapi sampe detik ini, aku gak bisa lupain kamu." Fais menggenggam tangan Chelsea.

"Aku gak bisa Fais. Aku gak mau nyakitin perasaan kak Charna."

"Kamu begitu sayang sama dia. Karena dia kamu bisa lupain aku."

"Kamu cuma masa lalu aku Fais. Aku gak benci sama kamu, tapi aku juga gak bisa kayak dulu lagi sama kamu. Semuanya udah beda Is, sekarang kita masih bisa berteman, gak lebih dari itu."

"Apa karena sekarang ini aku cuma pelayan cafe?"

"Fais kenapa kamu ngomong gitu sih? Aku sama sekali gak permasalahin itu. Tapi aku perlu jaga perasaan seseorang sekarang."

Fais memeluk Chelsea.

"Is, lepasin aku!"

"Gak Chels. Chelsea, gak mungkin kamu bisa lupain aku secepet ini kan? Aku tau kamu Chels. Jujur aja, kamu masih sayang sama aku kan?"

"Fais stop!!"

"Jawab aku. Iya kan sayang? Pasti masih ada tempat buat aku di hati kamu."

Chelsea terdiam karena feelling Fais memang benar. Jika ditanya apakah ia sekarang sudah sepenuhnya move on dari Fais, jawabannya pasti belum. Chelsea menyerah dan mengaku pada Fais, Fais berhasil memojokkannya dengan setiap perkataannya.

"Oke, iya Fais. Aku masih sayang kamu. Aku belum bisa bener-bener lupain kamu. Tapi semua itu gak ada gunanya. Aku gak bisa kembali sama kamu Is. Udah ada kak Charna."

"Sayang, kamu percaya sama aku. Kita bisa kayak dulu lagi. Kita jalanin aja, dan aku pastiin pacar kamu itu gak akan tau. Ini cuma antara kita berdua. Aku juga gak akan ganggu waktu kamu sama dia."

"Fais, maksud kamu aku harus--itu sama aja aku nyakitin hati kak Charna. Aku gak bisa."

"Aku mohon sayang. Aku gak keberatan jadi yang kedua kok."

Tak disangka Chelsea akhirnya luluh juga. Ia sepakat menjalani hubungan dengan Fais lagi tentunya tanpa sepengetahuan Charna.

CHELSEA VS DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang