"Pa, Papa! Papa mikirin apa?"
"Eh, gak kok Charna. Papa cuma inget aja waktu pertama kali papa ketemu Chelsea. Papa bener-bener ngerepotin dia. Papa gak nyangka kalo ternyata Chelsea pacar anak papa."
"Iya Pa. Terkadang dunia emang terasa sempit banget ya."
"Ehm Charna, ajakin Chelsea makan bareng sekalian ya."
"Iya sipp Pa. Chels, sekalian makan bareng di sini ya sayang."
"Apa gak ngerepotin?"
"Apaan sih sayang? Ya gak lah. Kamu tau kan ini Papa yang minta."
Chelsea bersedia makan siang bersama keluarga Charna. Saat itu pandangan mata Dion selalu tertuju ke arah Chelsea. Namun, tak ada yang menyadari itu.
Beberapa saat kemudian, Chelsea tersedak karena merasakan masakan yang terlalu pedas. Saat itu pula, Charna dan Dion memberikan minum pada Chelsea secara bersamaan.
"Chelsea, ini minum dulu!" ucapan itu diucapkan Charna dan papanya bersamaan.
Chelsea memilih mengambil gelas minuman dari tangan Charna. Dion pun jadi salah tingkah.
"Makasih kak."
"Chelsea kamu gapapa?" Dion bertanya pada Chelsea.
"Ehm, gapapa kok Om. Tadi saya cuma kaget karena makanannya agak pedes."
"Oh. Kamu gak bisa makan pedes?"
"Gak bisa Pa! Chelsea ada masalah lambung sama organ pencernaan lainnya." Charna yang menjawab pertanyaan papanya.
"Ah gapapa Om. Sebenernya saya suka pedes, tapi emang gak bisa makan terlalu banyak."
"Ya udah, kamu ambil makanan yang lain aja ya sayang! Aku gak mau kamu sakit lagi."
"Iyaa kak."
---
Selesai makan, Charna mengajak Chelsea mengobrol di taman rumah papanya.
"Chels, aku seneng banget hari ini. Makasih ya kamu udah mau dateng sama aku ke sini. Kayaknya papa suka deh sama kamu!"
"Hah? Apa??"
"Hm, sayang.. Maksud aku papa suka kalo kamu sama aku. Papa restuin hubungan kita berdua."
"Tau dari mana kak?"
"Ya. Kamu inget aja, sikap papa ke kamu. Dia baik sama kamu kan? Berarti dia suka. Kalo dia gak suka, pasti gak akan sebaik itu sama kamu."
"Ehm, bisa jadi sih kak. Tapi mungkin aja itu cuma kebetulan karena aku pernah nolongin Om Dion."
"Itu justru bagus. Sayang, aku akan pastiin papa setuju sama hubungan kita. Okay??"
Charna memeluk Chelsea dengan erat.
"I love you Chels, aku sayang sama kamu."
"Aku juga sayang sama kak Charna."
Mereka begitu mesra. Hingga mereka tak sadar ada sepasang mata yang memperhatikan mereka dari kejauhan. Mata yang menyiratkan amarah, rasa kecewa, atau mungkin kecemburuan.
Charna hampir saja mencium bibir Chelsea sebelum papanya datang dan menginterupsi niatnya.
"Charna!"
"Eh Papa. Kenapa Pa?"
"Kamu sama Chelsea mau nginep di sini malem ini? Biar nanti papa suruh bibi siapin kamar kalian."
"Ehm Pa--"
"Eh Om Dion, saya mau langsung pulang aja. Kalo kak Charna mau nginep di sini gapapa. Saya--"
"Sayang, aku juga mau balik ke apartement aja kok. Hm, Pa.. Charna nginep lain kali aja ya."
"Ya udah terserah kalian aja. Tapi kalian sering-sering ke sini ya!"
"Apa Papa bakal terus ada di rumah? Papa emang gak balik ke luar negeri lagi?"
"Gak Charna. Mungkin dalam bulan ini papa bakal stay di Indonesia."
"Okee Pa. Aku bakal sering ke sini kok."
•••
Dion menelepon seseorang, "Kamu sudah terima e-mail dari saya? Di sana ada foto seseorang. Kamu cari tau semua informasi apa pun tentang dia! Segera kirimkan data lengkapnya ke saya!"
"Baik Pak Dion."
... ... ...
"Chelsea,"
"Om Dion. Om di sini? Ehm, Om cari kak Charna ya? Kak Charna-nya--"
"Gak kok. Saya gak cari Charna. Saya mau ketemu kamu."
"Cari saya Om? Ada apa?"
"Kita bicara di tempat lain. Kamu gak keberatan kan?"
"Gapapa sih Om. Kebetulan kelas saya hari ini udah selesai."
Chelsea mengikuti ajakan Dion.
Mereka berdua kini berada di sebuah restoran mewah.
"Om, jadi Om mau bicara soal apa?"
"Chelsea. Gak perlu buru-buru kan? Kita pesen makan dulu ya. Kamu belum makan kan?"
"..."
Beberapa menu yang lezat telah terhidang di atas meja. Dion segera menyuruh Chelsea untuk makan.
"Ayo makan dulu Chels!"
"Om kenapa harus repot-repot begini? Saya--"
"Udah makan aja! Saya gak ngerasa direpotin kok. Ini saya pesen makanan yang aman buat kamu. Saya gak mau buat sakit kamu kambuh lagi."
"Makasih Om."
"Kamu harus tetep jaga kesehatan kamu ya. Jangan lupa kamu harus selalu teratur minum obat kamu. Sakit kamu itu cukup serius. Kalo kambuh pasti kamu ngerasa sakit banget kan?"
"Hm, Om Dion tau dari mana? Kak Charna pasti udah cerita macem-macem ke Om ya?"
"Udah. Itu gak penting kan. Yang penting kamu tetep sehat aja."
Chelsea tak tahu bahwa Dion telah mengetahui segalanya tentang Chelsea setelah menerima informasi dari orang suruhan kepercayaannya.
Selesai mereka makan, Chelsea kembali bertanya pada Dion.
"Om. Kita bisa bicara sekarang?"
"Iya. Kita bisa bicara, tapi gak di sini. Kita cari tempat yang lebih private ya!"
"Okee Om."
Dion mengajak Chelsea ke sebuah taman yang suasananya cukup sepi dan romantis.
"Chelsea,"
"Iya Om."
"Sebenernya saya ajak kamu ke sini karena mau bilang sesuatu. Saya mau kamu ninggalin anak saya. Putusin hubungan kamu sama Charna!"
Chelsea kaget mendengar pernyataan dari Dion.
"Maksud Om? Saya.. Saya harus putus sama kak Charna? Tapi kenapa Om? Om gak suka sama saya? Apa saya udah buat kesalahan?""..."
"Saya sayang sama kak Charna Om."
Jawaban Dion kali ini membuat Chelsea beribu-ribu kali lebih kaget dari sebelumnya.
"Sstt.. Satu-satunya kesalahan terbesar yang udah kamu perbuat adalah kamu udah bikin saya jatuh cinta sama kamu.""Gak mungkin. Gak.. Ini.. Maksud Om Dion apa?" Chelsea masih begitu shock. Ia terus menggelengkan kepalanya.
Dion beranjak dari duduknya. Ia kini berlutut di hadapan Chelsea, tangannya menggenggam tangan Chelsea dengan lembut. Sementara tangan yang lain menunjukkan sebuah kotak perhiasan kecil yang berisi sebuah cincin permata yang begitu simple dan indah.
"Chelsea.. Saya serius. Saya udah jatuh cinta sama kamu. Saya mohon, kamu lupain Charna dan jadilah pendamping hidup saya mulai saat ini! Will you marry me?"
"OM DION??"
KAMU SEDANG MEMBACA
CHELSEA VS DESTINY
Romantizm[ SUDAH TERBIT ] Apakah semudah itu untuk move on dari mantan? *** Gagal move on membuat seorang Chelsea Valeria Handoko nekat menduakan sang kekasih--Charna Reynaldi. Di belakang Charna, Chelsea kembali menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya ya...