DIJODOHIN - Jung Jaehyun ✔ [SUDAH TERBIT]

23. Dinotice

"Salwa yang diceritain Jaehyun kan?!"

. . .

Miyeon masih menggelengkan kepalanya tak percaya. Maniknya menatap Salwa kagum. Waduh. Gawat kalau sampai Miyeon tau tentang hubungan dia dengan Jaehyun.

"Kok bisa sih kamu di notice Pak Jaehyun?!" Salwa bernafas lega. Untungnya Miyeon sebelas dua belas lemotnya sama Yuju.

"Kan aku memang manis" jawab Salwa asal. Miyeon mendengus, sedikit iri.

Salwa sangat kaget kala mendengar perkataan terakhir dari calon suaminya sebelum ia turun dari panggung. Bisa bisanya godain Salwa di depan banyak orang. Untung orang orang pada ngga curiga.

Haduh.

Dia harus bener bener ngomong sama Jaehyun kalau gini caranya.

Beberapa waktu berlalu, acara penyambutan para anak magang sudah selesai. Salwa segera berjalan keluar bersama Miyeon di sampingnya.

"Lah...." Sontak Salwa menjauh dari Miyeon, kaget. Kayaknya Salwa harus jauhin nih anak. Kalau nggak habis masa berlaku jantungnya. Ngagetin mulu.

"Buset Wa ... Kagetan ih kayak bayi"

"Habisnya kamu tuh baru kenal beberapa menit aja ngagetinnya udah ada sepuluh kali tau!" Salwa geleng geleng sebel.

Miyeon terkekeh pelan, lalu kembali menyambung perkataannya, "Ini tanda pengenalmu dapet dari mana?"

Salwa menatap tanda pengenalnya yang sudah mengalung di lehernya. "Oh ini ... Tadi di kasih Mas-"

Sial. Hampir keceplosan lagi.

"Mas?"

"Iya ... Mas mas gitu pokoknya"

Miyeon mengangguk mengerti.

"Ya udah sana"

"Sana apaan?"

"Divisi pajak kan di gedung B Salwaaa!"

"Yah pisah dong kita...."

"Emang kamu ngga dengerin dari tadi?" Salwa menggeleng pelan.

Miyeon turut menggelengkan kepalanya. "Kesenengan sih di notice Pak Direktur!"

Salwa hanya memamerkan senyum. Setelahnya keduanya berpisah. Padahal belum juga tiga jam lebih, tapi Salwa sedih harus berpisah dengan Miyeon.

Habisnya sebelas dua belas sih lemotnya sama Yuju. Jadi kangen kan.

Salwa melangkahkan kakinya keluar dari gedung A menuju gedung B. Ditekannya tombol lift agar bisa sampai ke lantai 3, dimana divisi perpajakan berada.

"Salwa Nafisya ... Divisi perpajakan?" Salwa menatap pria di sebelahnya dengan tatapan bingung. Sang wira membungkukkan badannya agar bisa membaca tulisan di tanda pengenalnya dengan jelas.

"Eh ... Iya?"

"Udah lewat 20 menit dari acara tadi tapi kamu masih keliaran kayak gini. Niat magang nggak?"