Perjalanan Seorang Dokter

BAB_1

Pagi ini, aku sampai di sebuah kota yang aku sendiri belum pernah datangi. Bahkan aku tak pernah menduga aku akan tinggal di kota impianku sejak sekolah. Ya, aku akan tinggal mandiri di kota orang sendiri tanpa Umi dan Abah. Sesampainya aku di Bandung, segera mencari kost untuk tinggal di sini melanjutkan kuliah. Awalnya Umi dan Abah tidak mengizinkan Ku pergi jauh, karena Aku anak semata wayang mereka, namun karena keadaan mereka jadi mengizinkanku. Setelah berkeliling, Aku berhenti di alun-alun Kota Bandung. Kubuka handphone lalu search mencari kost terdekat dengan kampus, sebelumnya aku sudah search cari-cari kampus ternama di kota Bandung. Setelah beberapa jam, Aku mencari di internet lalu menemukan beberapa kandidat. Aku memilih untuk tinggal di tempat kost yang sederhana dan murah. Bukan Orang tuaku tak mampu untuk memberikan Aku uang lebih, tetapi Aku saja yang memang ingin mandiri dan hidup sederhana. Umi dan Abah pun selalu mengajarkan Aku untuk hidup sederhana, walau Abah adalah seorang petani yang sukses di kampung, namun tak menjadikannya lupa diri, sombong atau angkuh seperti Juragan pada umumnya. Dia memberikan Aku uang yang lumayan cukup besar jumlahnya, untuk Aku pergi ke Bandung. Setelah beberapa lama Aku berputar-putar mencari alamat kost yang tercantum di internet, akhirnya Ku temukan juga, Aku pun mengetuk pintu. Tak lama ada Perempuan paruh baya, memakai baju gamis berwarna cream, begitu pula hijab syar'i yang ia kenakan, "iya ada apa ya Dek jawabnya".

"Maaf, Bu saya mau tanya kosan, apakah masih ada kamar yang kosong?"

Perempuan itupun mengajakku untuk masuk dan mempersilahkan Aku duduk.

"Neng, namanya siapa dan dari mana," tanyanya. "Saya Keyla, Bu, dari Sukabumi. Saya disini mau kuliah."
"Oh gitu iya Neng, disini masih ada kamar kosong." Ibu tersebut memberi tahukan perihal peraturannya. Aku pun menyetujuinya saja fikir ku, untuk sementara, Aku tinggal di sini saja karna sudah lelah berjalan.