BAB 18

39 1 0
                                    

  Saat sedang terlelap tertidur. tiba-tiba terdengar suara handphone berdering, namun suaranya khas nada alarm. setelah kudengarkan baik-baik ternyata suara handphoneku.
segera ku raba. di bawah bantal yang sedangku pakai.
lalu segera Aku matikan. Kulihat masih jam 04.30 Akupun segera bergegas untuk melaksanakan Sholat Subuh.
setelah solat,Ku buka gorden. Kaca yang menghadap tepat di sisi pantai.
langit yang sedikit demi sedikit berubah warna menjadi terang. disambut dengan gemuruh ombak yang sangat indah SubhanaAllah Aku sangat mengagumi keindahan alam ini.
terlihat beberapa Turis, dan Warga sekitar yang asik joging di pinggir pantai. dan beberapa Nelayan yang sedang bersiap untuk pergi melaut.
Seketika Aku ingin joging dan menghirup udara segar di bawah sana. dan segera ku bangunkan Revan untuk menemaniku joging.

"Van...Vann...bangun.."

"kenapa si Key?"

"Van temenin Gue joging yok."

"hmmmm ... "

Revanpun segera bangun. dan ke kamar mandi. Aku pun segera memakai sepatu kets untuk bersiap.

"mau kemana Lu Key?"  tanya Adit yang melihatku sudah siap untuk joging.

"mau berenang." sahutku dengan tertawa kecil.

"hemmm.. Mau joging ya Gue ikut ya."

"iyya, yaudah buruan."

"di toilet ada siapa?"

"oh iya ada Nyo." hihi

Enggak lama Nyo keluar dan Adit segera masuk toilet.

"Gue jangan di tinggal ya." seru Adit.

"Key, Kamu bangunin Adit?" tanya Revan.

"enggak. tiba-tiba Dia bangun lagi Aku pake sepatu."  jawab Gue.

Saat suara sedang senyap tiba-tiba ada suara teriakan dan seperti orang berantem.

"suara apaan tuh." tanyaku.

"paling kamar sebelah lagi berantem." emang kedengerannya dari kamar yang Aku tempatin pertama.

"Suara apaan tuh? di kamar mandi sampe kedengeran jelas banget." tanya Adit saat keluar dari toilet.

"mungkin ada pasangan yang lagi berantem. lo udah selesai belum Dit." sahut Revan

"iya ini tinggal pake sepatu."
Bergegas Adit segera memakai sepatu. Dan kita bertiga segera turun untuk joging.

kulihat lorong sekitar, sepi tidak ada orang, dan kamar sebelahpun terdengar sepi.

"sepi bangett yak. Kita intip yuk kamar sebelah siapa tau mereka perang pisau." celetuk Adit.

"hussttt... Udah ayok lu ngaco aja." jawabku panik.

Saat kita sedang menunggu lift seperti ada yang aneh, saat lift terbuka panah di monitornya (⬇️) segera Adit pencet tombol lobby  tapi saat lift tertutup tiba-tiba lift malah naik keatas.

"loh kok malah naik sih? Padahal kan tadi turun." celetuk Gue.

"apa kita salah liat kali yak?" sahut Nyo.

"enggak ah tadi bener kok turun. kenapa jadi naik keatas." timpa Adit.

"yaudah, enggak usah ribut udah terlanjur naik juga, nanti juga turun. sabar aja." ujar Revan, tenang.

    Awalnya Kita bertiga tenang, dan tiba-tiba lift terbuka di lantai limabelas Godit melihat kanan, kiri karena di depan lift tidak ada seorangpun. lalu Adit menekan tombol tutup, namun pintu lift tak bisa tertutup juga. Adit mulai kesal Revanpun ikut membantu Adit untuk menekan-nekan tombol agar pintunya tertutup.

Perjalanan Seorang DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang