31.

19 0 0
                                    

Suara pintu yang di buka. Di sertakan dengan langkah kaki.

"lo dari mane Van?" tanya Adit kepo.

"bantuin Keyla, dia kan bawa koper banyak banget." sahut Revan.

"oo" sahut Adit dan ngeloyor ke toilet

Ternyata Adit masuk ke toiket untuk mandi.

"rajin banget lu der, udah mandi." ucap Revan.

"oh jelas, gue kan mao jalan-jalan" sahut Adit.

"entar aja sii nanggung dah jam lima, mending abis magrib sekalian."

"enggak gue maonya sekarang."

"yaudah, selamat bersenang-senang." hihi ucap Revan dengan tertawa.

Adit selesai bersih-bersih diapun keluar kamar, ternyata ke kamar sebelah.

Tok...tokk..tokk Key.. Key ..
Ada yg buka pintu tapi bukan Keyla..
dan ternyata Kiboy.

"Loe..Loe ngapain dikamar Keyla?" tanya Adit.

"Loe sendiri mau ngapain?" jawab Kiboy.

"mao ngajak Keyla jalan-jalan."

"ya sama."

"Keylanya mana, kok enggak ada?"

"lagi mandi."

"ada apa sih berisik-berisik deh." Keyla segera keluar mendengar suara ribut Diki, dan Adit.

" Key jalan-jalan yuk." ajak Adit.

"iyya udah kita semua bareng- bareng aja sama yang lain juga." jawab Keyla yang sudah cantik.

"Wah... Cantiknya Bidadari." ucap Adit.

"Fajar, sama Revan sedang apa?, coba sana cek? Mereka mau ikut Kita atau engga?" pinta Keyla pada Adit dan Diki.

"siapp.." gue dan Kiboy menjawab dengan kompak .

Gue bergegas menyusul kekamar Revan. Gue lihat Revan lagi asik dengerin musik di youtube hpnya.

"Van, ayok jalan." ajak Gue.

"Dit, kan gue bilang ntr aja abis magrib nanggung banget sii, kita sampe loby juga magrib." ujar Revan..

Guepun menyusul yang lain ke kamarnya Fajar, dan Kiboy.

"gaes, jalannya ntr aja ya, kata Revan abis magrib." ujar Gue ke yang lain. Dan di sambut langkah kaki Revan dari belakang.

"iyya."jawab mereka.

Emang beberapa menit kemudian adzan berkumandang, cuma bunyi dari handphone karena di dekat hotel tidak terdengar suara Adzan dari luar. Kita berlima hanya sibuk dengan ponsel masing-masing. Gue iseng-iseng coba-coba naro lamaran ke beberapa rumah sakit yang berada di Bandung. Dan tak lupa gue mengirimnya dua lamaran sekaligus, tapi beda imel. Karena gue tau alamat imelnya Keyla jadi gue kirim juga sekalian. Bukan cuma alamat imel dan password punya Keyla, anak-anak yang lain juga Adit punya. Pertemanan mereka udah sangat amat dalam, sampai sudah tak ada rahasia. Kecuali perasaan. Mereka bertiga saling menjaga, walau sudah di ketahui satu sama lain. Demi persahabatan mereka, mereka harus memendam perasaan yang mereka punya.

Enggak terasa waktu magrib telah usai.
Setelah selesai rapih-rapih, Kitapun keluar kamar hotel jalan-jalan mengitari pulau sumbawa, bagusnya luar biasa, di sini masih asli banget udaranya, seger dingin banget. Mungkin karena deket pantai jadi udaranya dingin banget. Ini kali pertama gue menjelajah Pantai Sumbawa bersama mereka.

Perjalanan Seorang DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang