BAB_7

127 5 0
                                    

***

Pagi pukul 4:15, segera ku bangun dan mengambil Wudu, air yang dingin begitu menusuk ke tulang, untung saja, rumahku di bawah kaki gunung cermai jadi dengan dingin seperti ini rasanya tak kaget, cuma emang rasa dingin tidak tertahan membuat badan menggil. ku gelar sejadah dan ku pakai mukena, sedikit berkurang dinginnya, ku kerjakan shalat 2 rakaat, ku lihat jam di dinding sudah menunjukan jam 05:00 ku bergegas menuju ranjang dan membaringkan tubuh di atas ranjang, menarik lagi selimut, aku pun tertidur lagi.

Pukul 07.00 alarm di hpku berbunyi, duh rasanya masih ngantuk tapi harus ku lawan. "Key, kamu kuliah jam berapa?" tanya Alya dengan terus mengetuk pintu kamarku.

"Iya Al, aku masuk pagi nih". Segera ku buka pintu, terlihat muka bantalku dengan rambut yang masih sedikit agak berantakan.

"Loh, kok belum mandi sih?"

" iya Aku mandi dulu ya". Dengan meninggalkan Alya di luar yang sedang mengambil baju kotor yang berada di keranjang depan masing-masing kamar. Setelah satu jam Aku prepare akhirnya selesai, Aku yang memilih memakai jeans hitam dan kemeja putih dengan rambut terikat. Aku keluar kamar dan berjalan ke depan. saat di depan Aku di kagetkan dengan pemuda yang memakai motor ninja merah dengan helm. Aku sempet bingung dan bertanya-tanya,

"siapa sih ini orang" sambil membuka gerbang dan dia pun membuka kaca helmnya hingga terlihat sedikit mukanya, membuatku kaget .

"Ye gue fikir siapa". ucapku dengan mengetuk helmnya.

"Yaudah yuk buruan". Ucap Adit.

Ternyata yang dateng adalah Adit, 10 menit kita sampai di kampus, tiba-tiba hpku berbunyi, ku lihat Alya memanggil, lalu ku angkat telfon dari Alya.

"Halo Al".

"Key, Kamu di mana? Aku cariin kok ngilang?" .

"Di Kampus, loh emang Kamu masuk apa?" Tanyaku dengan polos.

"Aku masuk pagi, tadi ku ketuk pintumu, karena ingin berangkat bareng, ku cari Kamu udah ngilang".

" oh ya ampun Al, maaf Aku fikir Kamu masuk siang, makanya Aku jalan tanpa pamit".

"Ya udah Aku jalan dulu ya". Dengan memutuskan sambungan telfonnya.

"Siapa Key?" Tanya Adit, yang sedari tadi sedang memperhatikanku berbicara di telfon dengan alya.

"Temen gue". Ucapku sambil ngeloyor pergi.

"kamu kenapa harus kos disitu sih? Kenapa gk cari tempat kos yang lain?" Tanya Adit dengan gelisah, seperti dia mengetahui sesuatu.

"Memang kenapa? Sama tempat itu?" Aku menghentikan langkahku dan memojokannya, dengan rasa penasaran.

"Gpp sih, cuma tempatnya kurang strategis aja gitu". Ngelesnya seperti tukang bajaj yang ngesen ke kanan belok kiri yang kalo di omelin alasannya tidak kelihatan.

***

"Kamu udah sarapan?" Tanganku yang langsung di gandeng ke arah kantin.

"Aneh banget sih tapi nanya, trus jawab sendiri". Ucapku dengan menarik tanganku yang di gandengnya.
Saat sampai di kantin seperti biasa dia memesan lontong sayur dengan teh manis anget 2.

"Tumben, sepi pada kemana?" Ucapku dengan mata yang melihat ke kanan dan ke kiri, mencari Diki dan kawan-kawan.

"Kalo Revan dan Kiboy ada kelas jam 7, pasti sudah di dalam mereka, kalo gendut dia masih di jalan mungkin, hari ini dia ada kelas jam 10".

"Tau banget sama jadwalnya mereka, kaya pacarnya aja".

"Ya kan udah ngomong kemaren".

Tak lama Fajar dateng, dan langsung duduk gabung sama kita.

"Buk, lontong sama teh tambah satu ya". Ucap Fajar dengan pemilik warung.

"Hai kalian udah lama sampe?" Tanya nya dengan melepaskan jaket boomber berwarna, hijau army yang di kenakan.

"udah dari subuh kita di sini". Ucap Adit
"Kalian masuk kelas jam berapa?"
Tanya Fajar.
"Dikit lagi jam 8".
"Yah, gue di tinggal sendirian dong?"
" itu ada Bu Asma (si pemilik warung lontong sayur). ucap adit yg membuat kita tertawa.

Dan kami pun meninggalkan si Fajar sendiri di kantin.

Perjalanan Seorang DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang