BAB_4

197 4 0
                                    

***

setelah sekitar 30 menit, Aku selesai mengurus semua berkas yang di perlukan, dan membayar Administrasi Aku pun keluar. Ku lihat jam di tangan baru jam 9, lalu kuputuskan untuk berkeliling sekalian cari sarapan, Aku baru sadar ternyata terlalu semangat bangun pagi hingga lupa sarapan, saat Aku sedang berjalan menuju kantin, tak sengaja Aku bertemu Aditya, cowok yang tadi mengantarku ke ruang Admin. Dia bersama teman-teman yang tadi ku temui saat hendak menanyakan ruangan administrasi. duh segala ketemu lagi, Semoga saja Dia tak melihatku bisik ku pelan. Saat Aku berjalan melewatinya dan teman-temannya, tiba-tiba ada yang memanggilku dengan sedikit berlari ke arahku, Dan sudah ku duga ternyata Dia (Adit).

"Key ..." setengah berlari

Akupun, terpaksa menghentikan langkahku dan berbalik melihat kearahnya.

"Emm , iya ,ada apa?" Sahutku dengan senyum yang sedikit terpaksa

"Gk ada apa-apa sih, Kamu mau kemana Key?" Tanyanya dengan nafas yang sedikit tidak beraturan.

"Em, itu Aku mau ke kantin".

Spontan bibir ini langsung menjawab dengan jujur. padahal tadinya Aku tak ingin berkata jujur. tapi ya sudah lah.

"Wah kebetulan atuh, Aku sama temen-temen ku juga mau ke kantin, kita bareng aja gimana?" Ajaknya.

"Ya udah yuk". dengan terpaksa Akupun bergabung dengan teman-temannya .

***

Awalnya Aku berfikir pasti membosankan bergabung dengan mereka yang Aku sendiri pun belum pernah ketemu dengan mereka sebelumnya.

tapi ternyata dugaanku sangat salah ternyata mereka semua asik. Ini kali pertama Aku mendapatkan teman sebelum masuk kuliah, sampe di kantin Aku segera memesan makanan, karena cacing yang di dalam perut seperti sudah tak bisa di ajak kompromi gitu hehe.

"Kamu mau pesan apa Key?"

Tanya Adit sambil melihat lontong sayur.

Aku belum jawab tiba-tiba adit langsung pesan .

"Bu lontong sayur 5 yah sama teh manis anget ".

yuk duduk, kamu kebanyakan mikir.
Aku pun segera mengikutinya, Dia seakan tau apa yang Aku pikirkan. Aku pun duduk sambil sedikit bertanya-tanya bagaimana Dia bisa tau apa yang tadi ingin ku pesan.

"Key mikirin apa sih? ".

Tanyanya, seperti paranormal yang sudah mengetahui apa yang sedang ku fikirkan namun pura-pura tidak memgetahuinya.

"Em , gk mikirin apa-apa".

sahutku dengan kening yg mengerut.

"Oya Key kenalkan ini teman-temanku".dia memperkenalkan satu persatu teman-temannya.

"Yang tinggi tapi kurus itu namanya Diki, dia anak mesin". Diki lumayan cakep, kurus tinggi, putih ,berambut sedikit acak-acakan yang di tambah dengan pomad.

"Yang gendut ini namanya Fajar, Dia anak hukum"
Fajar tinggi besar,aku fikir Dia orang batak, tapi ternyata Dia orang lampung hihi.

"yang di sebalahnya Fajar, yang sibuk dengan hp itu namanya Revan, Dia anak mesin sama seperti Diki " Revan, putih bersih berkumis tipis tinggi agak berisi.

Tak lama makanan datang Aku pun segera menyantap makanan, seperti biasa Aku selalu hening saat makan dan mereka saling berbicara satu sama lain. Tak lama makanan sudah habis Adit mengajakku berbicara dan di susul dengan yang lain.

"Key habis ini mau kemana?"

Tanya Adit yang di susul dengan ajakan Diki.

"mending ikut kita aja nongkrong di Cafe ".

"Bener tuh kata Diki, mending ikut kita aja gimana? Tenang kita anak baik-baik kok."

Ajak Fajar, dengan guraunya .

"Emang kamu tinggal dimana?" tanya Adit .

Setelah Aku fikir-fikir, buat apa juga pulang ke kost jam segini paling hanya nonton tv saja.
lalu kuputuskan untuk mengikut ajakan mereka.

"Tak jauh dari sini kok ". sahutku
"Nah yaudah Key ikut kita aja,nanti kita antar pulang deh dengan selamat" ajak Diki yang sedari tadi menginginkan Aku untuk ikut dengannya.

"Yaudah, boleh deh." Jawabku. Dan di susul dengan jawaban Diki yang begitu senang .

"Yes nah gitu dong".
"Yaudah yuk jalan udah jam 10 nih". Ucap Revan yang sedari tadi hanya diam memperhatikan hpnya.

Saat aku hendak membayar makananku, tiba-tiba Adit menyodorkan uang ke penjualnya.

"Bu nih 5 ya sama minumnya 5".
Mungkin Dia sudah biasa makan disini jadi sudah tau harganya tanpa bertanya.
Aku menyodorkan uang 50 ribu namun di tepis olehnya.

"Ini".
"Untuk apa?"
"Bayar makan"
"Sudah ku bayar kan barusan, sudah kamu simpan saja uangmu".
"Tapi..."

belum selesai Aku berbicara tanganku lansung di tarik untuk berjalan sedangkan uangku di masukan ke tasku yang ku sangkutin di bahu sebelah kanan.

Dan Akupun mengikutinya pergi. Dengan tangan yang di tuntun seperti anak yang di tuntun Ibunya. Ini anak kayanya hobi banget yak maen narik-narik tangan orang tanpa permisi, tak jauh dari kantin kitapun berada di depan parkiran .

"Kamu tunggu sini aja". pinta Adit, dan Aku pun menurutinya.

Perjalanan Seorang DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang