27.

25 1 0
                                    

---

Tokk...tokk..

"Tante."

"boleh tante masuk sayang?" tanya Tante Fitri.

"ya boleh dong Tan, ini kan rumah Tante." ujar Dinda.

"sayang, kamu lagi beres-beres buat pulang besok ya?"

"iyya Tan." tiba-tiba muka Dinda sedih, matanya seperti ingin menteskan air mata.

"Sayang." Tante Fitri memeluk Dinda yang duduk di sampingnya. "Tante jadi sedih, kalo Kamu pulang pasti akan ada yang beda, satu bulan ini Kamu sudah menjadi anak Prempuan Tante sayang."

"Tante, buat Dinda sedihh iih, kapanpun Tante suruh Dinda main, dan menginap disini Dinda siap Tante, Dinda akan selalu ada untuk Tante dan Keluarga ini, Dinda sayang Tante."

"sayang, Tante boleh nanya sesuatu?"

" tanya apa Tan?"

"Kamu punya pacar?"

"enggak Tan." jawabnya tanpa berfikir.

Tante Fitri hanya tersenyum, Dinda tak menyimpan rasa ingin tahu.

"yasudah Tante bantu ya sayang."

"enggak usah Tante."

"biar kamu enggak capek sayang."

"enggak kok Tan, Dinda enggak capek, Tante mending istirahat saja ya, Tante harus jaga kesehatan, biar enggak sakit."

"sayang, kamu perhatian banget sama Tante."

" Tante juga sayang sama Aku, jadi Aku juga sayang sama Tante."

"yasudah Tante keluar dulu ya."

-------

"Hmm."

"Mamah."

"kamu lagi main game ya."

Seketika gamenya segera di keluarkan, dan menaruh hpnya di kasur.

"ada apa Mah?" tanya Adit.

"Mamah boleh nanya sama kamu?"

"iya boleh lah, ada apa?"

"kamu sebenernya punya pacar enggak sii?"

" duh kirain ada apa, ya enggak lah Mah, Mamah kan tau Adit enggak pernah bawa Prempuan kesini."

"bagus!"

"kenapa?"

"Dit, kalo kata Mamah, Dinda baik loh."

"ya emang, kalo dia enggak baik, ya Dia enggak mungkin mau bantuin Aku lah."

"iyya, oh iya, Dinda menurut kamu itu gimana?"

" Dinda, Baik, lucu, nyebelin, ngeselin, aneh, dan Cantik."

"aneh, kenapa?"

"kadang tuh Dia suka tiba-tiba jutek, kadang lagi asik terus Adit ngomong mungkin salah dikit Dia langsung diem, jutek, Aneh lah pokonya."

Mamah hanya tersenyum mendengarnya.

"Mamah kok malah senyum-senyum."

"ya, Prempuan memang begitu sayang, hatinya sedikit rapuh, sensitif jadi moodnya bisa berubah saat Dia mendengar perkataan yang membuatnya kesal."

"tapi enggak semua begitu Mah."

"iya emang enggak, tapi rata-rata semua sama sayang."

"Ribet ya Prempuan itu, untungnya Mamah enggak kaya mereka yang ribet."

Perjalanan Seorang DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang