38.

36 0 0
                                    

    Karena Adit membawa mobil Anya tanpa Supir, jadi kita pulang ke Vila sendiri. awalnya ragu, takut lupa jalan, atau takut nyasar, karena langit yang sudah sempurna menutup malamnya dengan beberapa menit saja. .

"Dit, lo tau jalannya enggak?" tanya Keyla yang takut nyasar. .

"tenang aja gue apal kali jalan-jalan di Bali." ucap Adit enteng.

"Wa, Anya aja ye, minta Share lock dari pada nyasar." samber Revan. dan di senggol Diki, karena matanya melirik ke gue (Keyla.)

"enggak usah, udah ayok naek." ucap Adit pede.

Oke kita semua naek, Fajar, dan Diki duduk di belakang, Gue, dan Dinda di tengah, Revan dan Adit di depan.

"Dinda, mau di depan?" tanya Revan.

"ehh,, enggak-enggak, lo di depan sama gue, Dinda sama Keyla aja." ujar Adit cepat karena dia enggak suka liat gue dan Revan berduaan.

"oke boss." jawab Revan."

Mobilpun melaju, jujur gue sii baru pertama kali ke Bali, jadi bener-bener buta sama jalanan bali. tapi kalo Bandung, dan Sukabumi jangan di tanya, kemana aja juga gue tau. Wkwkwk, sombong dikit karena tiap hari muterinnya sana-sana doang hahaha.

  Ternyata enggak sampe 1 jam sampe lah kita di Vilanya, Anya. Belom lama kita turun dari mobil Anya keluar dari dalam rumah.

"haii....haii gimana pantainya baguss kan?" sapa Anya yang ceria di teras rumah.

"bukan maen, Bali itu emang paling the best." kata Adit.

"oh iya, kenalin ini Dinda, Sepupu gue." ucap Adit, dan Dinda menghampiri Anya.

"Haii.. Dinda, gue Anya, temennya Adit." sapa Anya, dengan lembut dengan menyodorkan tangan.

"haii, gue Dinda sepupunya Adit." sahutnya..

"kalian udah pada makan belom?" tanya Anya.

"belom, rencananya kita mau ajak lu makan di luar." ucap Adit dan Revan.

"wah kebetulan, gue udah boking restoran langganan gue, kalian istirahat aja dulu, nanti jam 8 kita keluar ya." ucap Anya..

"ya ampun Nya, kan harusnya Kita yang ngajak lu, ini malah lu yang ngajak Kita terus." sahut Revan.

"udah enggak apa-apa, mumpung kalian disini, yaudah kalian bersih-bersih ya, oiya, Dinda, Keyla kalian  tidur sekamar keberatan enggak?" tanya Anya.

"enggak kok, santai aja, Nya." sahut gue, barengan dengan Dinda.

"oh oke, kalo begitu."

"yaudah kita bersih-bersih dulu ya." pamit gue.

"iya."

  Kita pergi ke kamar masing-masing.

"Din, kamar lu sama kamar gue sebelahan, kalo ada apa-apa bilang gue aja ya, lo tenang aja si cantik, ini baik hati kok walau sedikit judes kalo lagi kambuh judesnya." hahaha..

"ye rese lo." sahut gue sambil membuka pintu kamar. Dinda hanya tersenyum.

Gue masuk, di susul Dinda, Adit yang setia membawakan koper Dinda sampai ke dalam lalu keluar lagi.

"Din, tolong ya pintunya nanti di tutup, terus jangan lupa di kunci, soalnya cowo-cowo itu suka jail, takut tiba-tiba mereka masuk." ucap gue ke Dinda.

"oh oke." sahutnya singkat.

  Gue segera ambil baju di koper lalu mandi, dengan aer hangat, setelah selesai giliran Dinda yang mandi.. dan gue bergegas untuk Shalat magrib. karena belum Solat, apa lagi seharian ini, hanya subuh saja. Setelah selesai buru-buru pakai body lotion, dan skincare wajah karena biar tidak terbakar, dan gosong saat pulang ke Bandung nanti. .

Perjalanan Seorang DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang