Bab 25.

27 1 0
                                    

Pov Adit.

🌹🌹🌹

Di sela asik mencari materi, badan mulai capek, dan mata mulai ngantuk. Gue liat jam di layar Laptop ternyata sudah jam 1 malam, Gue liat Dinda, ternyata dia sampai ketiduran, dengan buku di dadanya. ya ampun Gue nyusahin nih anak ya, mana besok Dia kerja pagi, kasian. Gue beresin semua buku dan Laptop yang berada di kasur Gue. Dinda gue pindahin ke kamarnya aja kali ya, tapi badan Gue udah lelah banget, udah lah biarin dia tidur di kasur, biar Gue tidur di sofa. Gue selimutin dia yang terlihat lelah banget. dan segera Gue tidur di sofa karena udah capek dan ngantuk.

****

Loh Adit, dia kok tidur di sofa, duh Gue segala ketiduran lagi. jadi dia kan tidur di sofa.

Gue liat jam di dinding menujukan pukul setengah 6 segera Gue balik ke kamar buat prepare kerja, tapi saat tiba ingin membuka pintu, Gue enggak tega liat Adit, Gue ambil selimut yang ada di tempat tidur dan Gue selimutin Dia. dan segera Gue balik ke kamar. 

----

Bunyi pintu yang tertup membangunkan Gue, selimut, Dinda apa yang barusan Dia ya..

Adit segera bangun, dan merapikan tempat tidur, setelah itu dia segera mandi.

Serasa ada matkul pagi Gue mandi pagi-pagi gini, mana dingin lagi.

------

"Selamat pagi Tante, Om." ucap Gue (Dinda)

"Pagi juga sayang." jawab mereka kompak.

"Pagi-pagi gini Kamu udah rapih aja." tanya Om, dan Tante.

"Kamu mau berangkat kerja ya Din."  tanya Tante Fitri.

"iya Tante, Om, Dinda mau berangkat kerja."

"sebentar Tante bangunin Adit dulu ya." ucap Tante.

"ee..nggak usah Tante."

"loh, kenapa?"

"iyya enggak apa-apa kok Din." sambung Om bram.

"enggak usah Tante, Om kasian Adit kayanya semalem begadang deh, Dinda aja semalem sampe ketiduran di kamar Adit, terus Adit malah tidur di sofa, kasian kalo di bangunin." sahut Gue.

"yaudah kalo gitu Dinda bareng sama Om aja ya." ajak Om Bram.

"enggak usah Om, Dinda nanti naik taksi online aja, lagian kan kantor Om sama kantor Dinda enggak searah, dan Jauh."

"Selamat Pagi Semua." tiba-tiba Adit muncul Dia udah rapih, bukannya tadi Dia masih tidur ya.

"sayang Kamu tumben udah rapih. Kebetulan Din--"

"iyya,, iyya Mamah, sama Papah tenang aja, Adit emang mau anter Dinda kok." sahut Adit memotong omongan Tante Fitri.

Gue hanya tersenyum. Dalam hati berbunga-bunga, bunga bermekaran bagaikan di siram air.

"yaudah kalo Adit mau anter Dinda, Papah duluan ya."

"Dinda makan yang banyak ya, Om duluan."

"iyya Om, iyya Pah." sahut Gue, dan Adit serentak.

Tante Fitri menemani Om Bram ke depan, tinggallah Gue dan Adit di meja makan, rasanya jantung mau copot, padahal hanya sarapan di sebelahan.

"Din, kok lu enggak bangunin Gue si." ucapnya.

"lupa, lagian Gue tau lu pasti begadang sampe pagi kan."

"kata siapa? Lu aja tidur duluan."

"iya karena Gue ngantuk berat, Gue tidur aja udah malam banget."

Perjalanan Seorang DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang