Chapter 7

23.3K 636 4
                                        

Maaf kalau banyak typo🙏

Maaf ya baru update.

Happy reading😊

Sinar mentari pagi masuk ke kamar seorang gadis yang masih terlelap dalam mimpinya, dia adalah kania. Setelah pertemuan melelahkan kemarin, kania akhirnya memutuskan untuk langsung tidur dan mencoba melupakan masalah tersebut dia berharap bahwa itu semua hanyalah bunga tidur, ya bunga tidur namun sayang itu semua bukanlah bunga tidur melainkan kejadian yang benar-benar nyata.

Kania Pov

"Kaniaaaa bangun ada yang mau ketemu sama kamu di bawah. Cepetan sana temuin"ujar mama membangunkanku

"Siapa si ma? Masih pagi juga. Males ah suruh aja dia pulang kania masih ngantuk mah"ujarku dengan suara serak khas bangun tidur

"Ish yakin kamu mau suruh dia pulang? Orang yang mau temuin kamu aja Arka, calon suami kamu."ujar mama yang menekankan kata 'calon suami'

"Apa?! Serius ma? Ngapain dia kesini?"tanyaku bertubi-tubi

"Ish kamu tuh kalau mau tanya satu-satu jangan sekaligus kaya gitu. Mana mama tau makanya cepet temuin dia di bawah"ucap mamaku

"Yaudah ma, suruh dia tunggu aku mau mandi dulu"ujarku

"Iya cepetan"ujar mama

Ngapain lagi tuh dosen ke rumah gua pagi-pagi gak ada kerjaan banget sih. Bilang aja pengen ngambil hati mama sama papa biar mereka makin percaya  dan setuju sama dia-batinku

Setelah itu, gua ngambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Setelah selesai  , gue make sweater sama celana legging(bener gak sih tulisannya?) terus makeup tipis dan turun ke bawah.

Pas di tangga, gua liat tuh orang lagi ngobrol sama bonyok gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pas di tangga, gua liat tuh orang lagi ngobrol sama bonyok gue.

"Eh sayang, sini sarapan bareng sama arka"ujar papa

"Iya pa"jawabku dengan senyum di paksakan

"Ada apa pak kesini?"tanyaku to the point

"Kania, kok kamu manggilnya masih make bapak sih kan dia calon suami kamu lagipun ini kan bukan di lingkungan kampus"tegur mamaku

"Iya ma"jawabku dengan malas

"Kamu kalau di luar kampus panggil aku arka aja. Kalau di kampus baru kamu panggil aku dengan embel-embel 'pak'."ujar pak arka eh maksudnya arka

"Iya  arka"jawabku tak ikhlas

"Yaudah sekarang mending kita sarapan"ujar papa

Selama makan tidak ada yang berbicara satu pun hanya suara dentingan sendok garpu dengan piring yang memenuhi ruang makan. Setelah selesai makan papa berbicara sama gue yang bikin gue tersedak minum.

"Kania, kalian berdua akan nikah 2 minggu lagi"ujar papaku

"Uhukk..uhukk apa pa?! Gak kecepetan pa?"tanyaku

"Gak sayang, lebih cepat lebih baik"ujar mamaku menimpali

"Jadi, untuk urusan gedung, cattering biar mama sama papa dan orang tuanya arka yang urus. Kalian tinggal urus baju dan cincin aja, untuk undangan kita yang  urus kalian tinggal milih modelnya aja."ujar papa panjang lebar

"Iya pa"jawabku dan arka barengan

"Cieee barengan"goda papaku

"Apaan sih. Lagian juga kok lu manggilnya ikut-ikutan papa si?"tanyaku dengan kesal

"Ya, gua kan di suruh sama bonyok lu. Makanya gua ikutan manggil papa dan mama."jawabnya yang membuat ku kesal

"Oh"jawabku dengan malas

"Yaudah mending sekarang kalian berangkat"ujar papa

"Loh pa? Kok aku sama dia, kan aku ada mobil sendiri"protesku

"Mobil kamu papa sita. Jadi, kamu mau kemana-mana sama arka."ujar papa

"Ish papa apaan si, nyebelin banget. Masa aku kalau mau jalan sama temen-temen harus sama dia sih nanti apa kata temen2 aku yg lainnya pa"protesku tak terima

"Ya, tinggal bilang aja kalau kamu sama  arka itu mau nikah beres kan?" Ujar papa dengan santai

"Ish tau ah. Sebel. Ayo buruan berangkat. Jalan dulu ma, pa assalamualaikum"ujarku lalu menyalimi mama dan papaku

"Yaudah pa, ma. Aku nganter kania dulu ya. Assalamualaikum"ujar arka yang ikut melakukan apa yang tadi aku lakukan

"Waalaikumsalam. Hati-hati ya."ujar mama dan papaku

TBC.

My Dosen My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang