Hari Pertama

238 12 4
                                    

I

Basith terbangun dengan kuping masih berdenging. Cukup lama ia mengumpulkan nyawa dahulu. Sebelum akhirnya menyadari sedang berada didalam mobil.
Ada dua orang duduk dibangku depan. Satu sedang menyetir, yang disebelahnya sedang mengobrol. Satu orang lain, duduk disamping Basith, terlihat sibuk melihat-lihat keluar mobil.
Basith segera mengenali orang disampingnya. Riko, teman mendaki gunung, yang akhir-akhir ini makin kerap dilakukannya.
Karena bosan, Riko memindahkan pandangan ke depan. Baru kemudian menyadari, kalau Basith sudah terbangun dari tidur. Ia kemudian melihat Basith dengan pandangan aneh.
"Muka bantal", komentarnya sambil terkekeh.
Basith melempar bantal yang menjadi sandaran pinggangnya. Tepat mengenai tangan Riko, yang refleks melindungi wajahnya. Kemudian tawanya terdengar lepas.
Tawa itu yang membuat dua orang didepan mencari tahu. Yusuf, yang berada disamping pengendara, segera menoleh kebelakang. Sementara Dodo, sang pengendara mobil hanya mengintip melalui spion tengah mobil.
"Mat Pelor. Nempel dikit molor", tambah Dodo meneruskan canda. Setelah menyadari asal penyebab lemparan bantal.
"Lapar nih. Bagi makanan dong", suara Basith pecah mengalihkan perhatian.
"Bangun tidur makan. Enak sekali hidup kau Lhay", balas Riko dengan logat dibuat seperti orang batak.
Tanpa menjawab, Basith mengambil bungkus snack didekat tuas persneling.
"Jangan dihabiskan", sergah Dodo. "Bosan juga nih nyopir kalau makanan habis".
Tak direspon juga oleh Basith, selain merogoh isi bungkusan snack. Meraup yang ada didalamnya dan menaruh keripik yang didapatkan genggaman ke dalam mulut. Tak lama terdengar suara mulut sibuk mengunyah.
"Sudah sampai dimana nih?", tanya Basith sambil melayangkan pandangan mata keluar mobil.
"Dekat pertigaan Taman Safari Cisarua", jawab Yusuf.
"Kenapa tidak lewat jalan alternatif? Dari tadi kena macet?" Basith mulai menyadari kenapa tubuhnya terasa panas dari tadi. Panas itu yang membuatnya terbangun.
"Kau tidur saja dari tadi. Tak ada yang tahu jalur itu", rutuk Riko.
"Sial", maki Basith. Matanya kemudian melihat ke jam tangannya. Pukul setengah sembilan pagi lebih sedikit. "Nanti sebelum masuk pertigaan Taman Safari, berhenti dulu sebentar. Sarapan dulu, sambil pesan nasi bungkus buat bekal dijalan", tambahnya.
"Apa tidak kesiangan", Dodo menyahut, sambil membenarkan kacamata hitamnya.
"Didi dan Diana sudah menunggu dititik awal pendakian Cisarua", papar Riko.
"Telpon mereka. Bilang tunggu sebentar. Kita mendaki bersama", tukas Basith memberi perintah.
"Terserah deh", jawab Yusuf mulai menelepon.
"Ada kabar baru apa dari Jakarta?" tanya Basith lagi.
"Ada pesan lagi dari korban yang hilang tadi malam. Mereka terjebak dilembah. Entah lembah yang mana. Jelas, hari ini juga operasi SAR dimulai".

Novel ini telah diterbitkan di google playbooks dalam bentuk ebook. Bagi yang berminat membeli dapat menggunakan alamat situs dibawah ini:

https://play.google.com/store/books/details?id=Tju2DwAAQBAJ

com/store/books/details?id=Tju2DwAAQBAJ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SesatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang