XXXIII

32 0 0
                                    

XXXIII

Basith berpura-pura kaget mendengar kabar penemuan mayat di Pasir Pangrango. Mayat yang kemudian dianggap sebagai sosok tak dikenal. Sebab sudah masuk ke dalam wilayah taman nasional tanpa melapor dan meminta izin.
"Apa mungkin, mayat itu sama kasusnya dengan orang gila yang sebelumnya ditemukan tim Cisarua juga, di jalur itu?", Basith melemparkan pertanyaan nenggelitik pada kumpulan orang didepannya.
Suasana base camp kini memang sudah mulai ramai. Makin banyak pendaki-pendaki yang berdatangan, ingin membantu pencarian. Tampaknya kabar dengan cepat tersebar diluar sana.
Selain itu, serombongan jurnalis juga sudah datang mencari berita. Mereka berasal dari berbagai jenis media. Cetak, online, televisi, radio, datang menyerbu seperti lebah. Sempat membuat suasana kisruh, karena memaksa meminta keterangan. Sementara memang belum ada pernyataan resmi yang bisa diberikan.
"Kemungkinan bisa berbagai macam. Yang jelas jangan sampai penemuan mayat tak dikenal itu disalahpahami sebagai mayat pendaki yang tersesat. Bisa ngaco dan runyam jadinya", sahut Didi menyikapi keadaan yang terus berkembang.
"Benar itu", ujar Basith. "Coba hubungi lagi tim di Cisarua. Tanyakan sekarang mereka mengarah kemana?", tambahnya.
"Tadi mereka mengatakan kemungkinan akan kembali menyisir jalur Cisarua", jelas Didi.
Seperti dugaan Basith. Keputusan itu memang yang paling masuk akal, untuk diambil Riko. Basith sangat memahami Riko, ia sangat mirip dirinya. Pasti merasa penasaran dengan jalur Cisarua. Masih menganggap korban berada di Cisarua, dan tak menyangka mereka justru berada di Pasir Arca.
"Menurutku pastikan saja, tim Cisarua kembali mengecek sedetail-detailnya jalur disana. Juga berikan peringatan waspada, kalau hujan besar akan turun sore ini", saran Basith kepada Didi.
"Bagaimana kau tahu, akan turun hujan sore ini? Kau seperti peramal saja", timpal Didi mencoba agak bercanda di situasi yang agak tegang ini.
"Tadi aku melihat keluar. Awan hitam besar sekali bergerak ke arah Pangrango. Naluri pendaki juga sih, yang membuat aku yakin akan hujan", urai Basith.
Tak lama kemudian terdengar petir menggelegar. Membuat Basith menatap Didi tajam. Memintanya segera menghubungi tim Cisarua.
Sambil tertawa, Didi segera nengangkat HT-nya. Mencoba menghubungi tim Cisarua.
"Sekalian juga nanti hubungi tim Pasir Arca. Pastikan mereka mencari ke sungai Cisukabirus", saran Basith lagi.
"Hei, tanganku cuma dua, mulutku cuma satu. Coba kau saja yang hubungi tim Pasir Arca", sanggah Didi.
Basith hanya menggelengkan kepala. Kemudian mengambil satu HT di meja. Lalu berusaha menghubungi tim Pasir Arca.
"Kontak Raffi. Kontak", Basith berbicara melalui HT.
"Di rojer base camp. Raffi disini. Ganti", balas suara di HT.
"Di rojer Raffi. Ini Basith di base camp. Bagaimana disana? Ganti".
"Basith. Kami sudah sampai kuburan Jerman. Sebentar lagi mulai mendaki. Ganti".
"Apa ada info dari penduduk. Ganti".
"Tak ada. Diulang. Negatif Basith. Negatif. Ganti".
"Oke Raffi. Silahkan lanjut mencari. Jangan lewatkan Cisukabirus. Ganti".
"Rojer. Menuju Cisukabirus. Ganti".
"Raffi. Rojer. Raffi".
"Iya siap. Ganti".
"Ditemukan botol kosong di Pasir Pangrango", Basith memberi info.
""Apa? Bisa diulang? Botol kosong? Ganti", tanya Raffi memastikan.
"Positif. Botol kosong. Mayat tak dikenal. Ganti".
"Astagfirullah. Apa benar mayat. Ganti".
"Positif. Mayat. Bukan pendaki yang dicari. Mayat tak dikenal", Basith berhati-hati dengan kesalahpahaman.
Raffi terdiam. Lama tak bersuara. "Rojer. Rojer. Coba ulang. Mayat tak dikenal? Bukan pendaki yang dicari. Ganti".
"Benar. Positif. Mayat tak dikenal. Ganti".
"Oke. Oke. Masih harus mencari ke Cisukabirus berati. Ganti".
"Pasti. Tetap lanjutkan pencarian ke Cisukabirus. Ganti".
"Siap. Ganti".
"Oke. Over. Masuk catatan. Selamat bertugas. Ganti".
"Jangan lupa siapkan pesta penyambutan buat kami. Pendaki itu pasti kami temukan di Cisukabirus. Seperti yang kau duga. Ganti", Raffi melempar canda.
"Over. Pesta tiga hari tiga malam, kalau benar kau temukan korban disana. Ganti".
"Oke. Segera meluncur. Ganti".
Hubungan komunikasi terputus. Diiringi hujan yang mulai turun. Hujan teramat lebat, dengan petir menggelegar bersahutan. Membuat listrik mati seketika.

Novel ini telah diterbitkan di google playbooks dalam bentuk ebook. Bagi yang berminat membeli dapat menggunakan alamat situs dibawah ini:

https://play.google.com/store/books/details?id=Tju2DwAAQBAJ

com/store/books/details?id=Tju2DwAAQBAJ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SesatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang