kantin

7.2K 366 5
                                    

"Adel kau dari mana saja, kami mencarimu sedari tadi?" ucap Stella menggerutu saat melihat kehadiran Adel

"Maaf" balas Adel singkat

"Huhh.. Tak bisakah kau bicara lebih dari dua kata Adel" tanya Vani tapi tidak dipedulikan oleh Adella

"Ah sudalah Van ayo sekarang kita kekantin aku sudah lapar sekali" ujar Stella

Mereka bertiga pun pergi kekantin dan seperti biasa mereka bertiga menjadi pusat perhatian. Banyak murid yang memperhatikan mereka padahal tujuan mereka sama-sama ingin ke kantin. Terkadang murid laki-laki akan secara terang-terangan menunjukkan ketertarikan pada mereka sementara murid perempuan terkadang berbisik-bisik membicarakan merek.

"Aku benci jadi pusat perhatian begini" ujar Vani kesal namun tidak bisa berbuat apa-apa

"Aku juga" balas Adel singkat namun dia tetap berjalan tanpa memperdulikan tatapan orang-orang

"Tak apa itu berarti kita cantik Makanya mereka memperhatikan kita terus" jawab Stella sambil tersenyum. Vani dan Adel hanya bisa pasrah karena selain cerewet Stella juga centil sekali.

"Duduk disana" ucap Adel sambil menunjuk meja yang berada didekat jendela

"Baiklah tuan putri" canda Stella

Adel duduk dekat jendela "aku baru sadar jika taman academy ini begitu indah jika malam hari" batin Adel

"Adel"

"Adel" panggil Vani, tapi kembali tak ada sahutan

"Adel" ucap Stella sambil memegang pundak Adel

"Ah ada apa" ucap Adel terkejut

"Maaf-maaf aku membuatmu terkejut, sedari tadi Vani memanggilmu tapi kau malah melamun" ucap Stella merasa tidak enak karena sudah membuat Adella terkejut seperti itu

"Maaf Vani kau tadi berbicara apa?" ucap Adel

"Tidak apa Adel apa yg sedang kau pikirkan mengapa kau melamun?" tanya Vani

"Hanya melihat taman saja" jawab Adel tersenyum. Vani dan Stella tertegun melihat senyum Adel pasalnya ini kali pertama Adel tersenyum. Padahal sudah lebih sebulan Adel berada di academy ini.

"Kau cantik jika tersenyum Adel" ucap Vani jujur

"Terima kasih" balas Adel kembali dingin membuat kedua saudara kembar itu menghembuskan nafas mereka kasar

"Selamat malam Vani, Stella, dan Adella" ucap Dava dan Zio yang baru saja tiba

"Malam" balas Vani dan Stella, sedangkan Adel hanya diam

Makan malam ini terlihat lebih ramai dari yang sebelumnya karena semakin banyak anak yang datang untuk sarapan. Ditambah lagi beberapa murid yang mendapatkan ijin pulang ke rumahnya sudah kembali itulah sebabnya ruangan ini terasa ramai. Banyak diantara mereka yang belum mengenal Adella namun tak urung mencuri-curi pandang ke arah meja mereka. Entah yang sedang mereka perhatikan itu Dava dan Zio atau para putri yang sangat cantik malam ini.

Dava memang tampan dan ia menjadi target lelaki idaman para murid perempuan. Ditambah statusnya yang seorang pangeran membuat mereka tergila-gila padanya. Namun sampai sekarang tidak ada satupun gadis yang dapat mencuri perhatiannya selain Adella Everona Crystallia.

Tiba-tiba datang seorang anak perempuan berambut biru menghampiri meja Adel dan teman-temannya. Dengan wajah marahnya. Gadis itu menatap tajam Adella yang sedang menyantap makanannya.

"Hey.. anak baru, mengapa kau duduk disini bersama para putri dan pangeran, seharusnya kau duduk di lantai. karena kau tak pantas duduk semeja dengan mereka" ucap gadis itu sambil menarik Adel, ia adalah salah satu dari murid yang baru saja tiba hingga tidak mengenal Adella

The Lost Princess IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang