Part 11 : Payung dan Tali Sepatu

54 9 2
                                    

"Do'a itu seperti Mata. Meskipun dekat, tidak pernah saling melihat. Do'a itu seperti Telinga. Berjauhan, namun saling mendengar."

-Kutipan pena-

&&&

            Hari-hari berjalan dengan semestinya. Pagi berganti siang, lalu siang berganti malam hingga pagi kembali menyapa. Begitu seterusnya. Zahra dan Annisa yang semakin terfokus pada kuliah serta kegiatan ekstra kurikulernya masing masing. Dengan Zahra yang menyimpan perasaannya dengan rapi hingga tidak satupun yang tahu tentang isi hatinya selain Ibunya dan Sang Maha Kuasa, serta Annisa yang mulai merasakan getaran saat pemuda itu menyapanya.

            Pagi ini, Zahra dan Annisa berangkat naik angkot bersama. Mereka tak ingin diantar supir, alasannya 'sekali kali biar nggak manja'. Setelah membayar angkot, keduanya berjalan menuju kelas seperti biasanya.

Keduanya masuk dan memberi salam pada teman-temannya yang sudah terlebih dahulu didalam kelas. Zahra dan Annisa menuju bangkunya masing masing. Tak lama, Tari -teman sekelas mereka yang mengikuti ekskul Rohis- menghampiri meja Zahra.

"Za. Nanti Rohis ada kumpul, bahas Latihan Dasar Kepemimpinan. Setelah mata kuliah terakhir. Sekitar jam tiga sore. Itu pesannya Kak Dhara. Ntar bareng ya Za !"

Zahra tersenyum lalu mengangguk meng'iya'kan. Setelahnya, Tari kembali duduk dimejanya. Tepat didepan meja Zahra.

"Rohis Za?" tanya Annisa yang letak bangkunya berada disamping Zahra, membuat Zahra menoleh menatap Annisa dengan kekehannya.

"Iya tuh. Kamu sih nggak mau ikut" ujar Zahra.

Annisa hanya mengedikkan bahunya sekilas ,"Tau nggak Za, Angga ternyata kuliah disini loh. Dia ikut ekskul Teater, ih gak nyangka aku Za" ujar Annisa dengan nada dibuat buat
Selagi dosen belum datang, ia bisa berbincang-bincang dengan Zahra.

"Terus? Hubungannya sama aku apa Niiis?" Heran Zahra.

"Wih ngomongin siapa nih? Angga siapa? Angga Aldi?" sahut Tari yang tiba-tiba memutar kursinya kearah belakang. Tepatnya kearah Zahra dan Annisa yang tengah berbincang. Memang, dari sekian Mahasiswa/i di kelas Management Bisnis ini, yang paling dekat dengan Zahra dan juga Annisa adalah Tari.

"Ih bukaaan. Mana ada Angga Aldi mau sama dia. Haha. Angga tuh yang naksir Zahra dari SMA. Tau nggak Tar, masa dia ngasih Zahra surat tapi dititipin ke aku sih. Haha. Nggak gentle ya kan?" ujar Annisa seraya terkekeh sambil melirik kearah Zahra.

Mendengar Annisa yang mulai menggoda nya membuat Zahra mendengus pelan.

"Eh masa? Zahra ada yang suka? Wah aku gak nyangka. Iya ih cowo nya nggak gentle, jangan jangan ntar pas mau ngelamar juga nitip ke kamu lagi Nis" ucap Tari yang juga dibuat buat.

Mendengar itu Zahra semakin mendengus kesal. Semua orang suka sekali mengganggunya. Sedangkan Annisa dan Tari tertawa terbahak.

Lalu setelahnya Dosen Ilmu Ekonomi memasuki kelas membuat Annisa dan Tari berhenti tertawa dan kembali menghadap depan.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi" ucap Dosen itu.

"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh. Pagi Paaaak" ucap semua Mahasiswa/i serentak. Lalu dilanjutkan dengan pembahasan Materi-materi kuliah.

Sihir Cinta Sang IllahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang