Lloyd dan Anya

503 30 0
                                    

Anya Allen menghela napas saat ia melewati ruang direktur bagian pemasaran. Sebagai ketua tim dan sebagai kepala divisi bagian pemasaran, direkturnya adalah orang yang korup, bos yang tidak bekerja, dan mesum. Dengan mengandalkan kemampuan karyawannya dan mengklaimnya sebagai hasil kerjanya sendiri, divisi ini terkenal sebagai divisi yang tidak akan membiarkan karyawan naik jabatan, hingga membuat banyak karyawan pindah divisi.

Ia berbelok ke satu lorong saat ia mendengar suara seorang pria bicara pada seorang yang lain.

"Aku tahu Kakak ingin mengawasiku langsung dengan membuatmu mengikutiku, tapi aku tidak menyangka dia akan melepaskanmu dengan mudah seperti itu. Atau sebenarnya dia tidak menganggapmu sebagai orangnya yang berharga?" tanya satu pria.

Anya mengenal pria satunya, Haka, Sekretaris Wakil Presdir perusahaan ini, sekaligus orang yang paling wanita itu percaya.

"Nona Sagra percaya anda tidak akan naik jabatan setelah dua bulan, jadi ia membiarkanku ikut denganmu, maaf saja, Pak Eugene. Kalau tujuan anda adalah untuk melemahkan keyakinanku terhadap keputusan Nona Sagra, anda tidak akan berhasil," ucap Haka santai.

"Tujuanku bukan untuk itu, Pak Haka. Tujuanku adalah membujukmu untuk menjadi sekretarisku sepenuhnya dan meninggalkan sisi Kakak," mereka berjalan melewati Anya yang dapat mendengar semua yang mereka perbincangkan dari tadi.

Eugene Firdaus? Adik dari Wakil Presdir?

Ia yang sedang menuju ruang kerjanya dan teman-teman sesama karyawannya agak bingung melihat pria bernama Eugene itu juga mengarah ke ruangan yang sama dengannya.

Tapi kemudian keheranannya itu terjawab.

Sesampai di dalam ruangannya, Eugene Firdaus diperkenalkan sebagai karyawan baru divisi itu.

.

"Apa semua anak konglomerat itu sepertinya, ya?" tanya Anya pelan. Ia melamun di hadapan kakaknya, saat mereka sedang keluar untuk beli makan siang bersama. "Kak, apa Si Eston Burhan juga orang yang arogan, kepedean, dengan mudah merendahkan orang lain dan kekurangan sopan santun?" tanya Anya lagi.

Kakaknya, yang sedang menyedot es kopinya dengan sedotan menatap Anya dari tadi dengan alis terangkat. "Ya, si Eston Burhan juga begitu. Dulu, sih, sebelum bertemu dengan Kakak," jawab Lloyd Allen. "Biasanya orang yang seperti itu adalah orang yang berpikiran pendek dan manja," lanjut Lloyd kemudian.

Anya bergerak pelan di atas kursinya, tidak yakin atas ucapan kakaknya. "Apa semua anak konglomerat begitu?" gumam Anya.

"Hmmm, mungkin tidak. Kenapa sekarang kamu tertarik dengan anak konglomerat?" tanya Lloyd, sedikit menyipitkan matanya, memperhatikan adiknya dengan cermat.

"Bukan apa-apa, sih," ucap Anya, menghentikan topik itu sampai di situ.

Siang ini, Anya menyaksikan sendiri tingkah si putra presdir, Eugene Firdaus. Ia terlalu percaya diri, memperkenalkan diri tanpa ragu sebagai putra dari presiden direktur perusahaan. Setelah mendapatkan perhatian, ia bertingkah arogan dan memberikan kesan bahwa ia harus diistimewakan. Lalu direktur timnya yang mesum, tidak pernah bekerja, dan korup itu segera menjilat sepatunya hingga mengilat.

Anya benar-benar tidak tahan melihatnya.

Tapi yang membuatnya tertarik justru adalah hal lain. Fakta bahwa Eugene dan kakaknya sepertinya tidak akur. Kenapa Sagra menempatkan adiknya, seorang putra dari pemilik perusahaan sebagai karyawan managemen biasa? Apa itu boleh?

Memang cuma rumor, tapi kabarnya Sagra Nertaja hanyalah seorang anak angkat dari Mahendra Firdaus, sementara Eugene adalah anak kandung satu-satunya. Bukannya penempatan ini justru agak aneh?

"Kamu masih memikirkan itu? Kamu mau kakak memeriksa soal Eugene ini?" tanya Lloyd.

Anya mengalihkan tatapannya dan tersenyum manis pada kakaknya. "Tidak perlu, Kak. Kakak tidak usah khawatir," jawab Anya sambil menggeleng.

.

Kembalinya Eugene Firdaus dari Amerika memang sudah menjadi topik khusus di kalangan eksekutif. Tapi setahu Lloyd, Eugene Firdaus langsung menginap di klub dan tidak pulang ke rumahnya begitu sampai di Indonesia. Ia berpesta semalaman dan bahkan menyewa para perempuan yang bisa disewa untuk menemaninya dan teman-teman barunya.

Bukan tipe orang favorit Lloyd tentunya, dan jelas, ia tidak bisa menganggap orang sepertinya dengan serius. Tapi saat ada sesuatu yang menarik perhatian adiknya, mau tidak mau Lloyd terusik.

Cuma persaingan antar saudara tiri dan anak kandung dalam keluarga konglomerat, seperti biasanya, kan? Apa yang membuat hal itu berbeda?

Mengabaikan hal itu, menjadi Presdir Rumah Sakit Arya Medika saja sudah sulit. Arya Medika adalah bagian dari perusahaan Kalingga Group. Mendapatkan posisi itu setelah tiga tahun merencanakan balas dendam, memperhitungkan setiap langkah, mengendalikan semua di atas telapak tangannya, Lloyd sudah cukup sibuk.

Tentu saja, orang sepertinya akan membiarkan orang lain yang berkeahlian melakukan apa yang ia suruh. Ia hanya tinggal memutuskan, dan orang lain yang melaksanakan. Berkat semua yang ia lakukan, semua informasi yang ia kumpulkan, ia telah menjadi seorang yang berkuasa.

Mungkin ia hanya seorang Presdir Rumah Sakit, tapi bahkan pemimpin Kalingga Group sendiri tidak akan berani mengusiknya. Tentu, itu semua ada harganya. Ia harus mengirim adiknya jauh ke Kanada, diluar segala konflik dan pusaran kekuasaan yang ia lawan. Karena itu kali ini ia sudah memutuskan untuk mendengarkan adiknya dan mengkhawatirkan adiknya seorang.

Jadi saat adiknya bersikeras untuk mengambil studi dan melamar kerja sendiri, ia memberinya kebebasan, meski masih dengan ketat mengawasinya dari jauh. YN Group milik, Mahendra Firdaus terkenal dengan sistemnya yang baik dan pemimpinnya, Sagra Nertaja yang sempurna.

Wanita itu menyatukan YN Group dalam satu sistem pemerintahan yang besar, dalam kendalinya yang menyeluruh. Meski cuma anak angkat, ia memanjat sampai ke puncak. Daripada adiknya yang mungkin cenderung arogan dan manja, ia merasa lebih senang berpihak pada Sagra, jika ia harus memihak.

Tentu, ia harus mencari informasi lebih lanjut.

Karena ia sekarang adalah seorang Presdir, tentu saja ia akan segera berpapasan dengan mereka, entah dimana, entah kapan. Tapi ia sudah dapat menduga, Sagra adalah wanita yang sulit ditangani.

.

Choices For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang