Lloyd and Sagra: Stupid

106 12 0
                                    

Pak Suryo muncul dan langsung menghadap Lloyd, menghalangi kemarahan pria itu tertumpah pada suster yang tidak bersalah tadi. "Pak Lloyd! Selamat siang! Sedang apa anda di sini...siang ini?" tanya pria itu cepat, dan mengusir suster di belakangnya untuk menyelamatkannya.

Lloyd menatap tajam Pak Suryo yang dengan senyumnya mencoba menenangkan Lloyd lagi dan lagi. "Biasanya anda tidak pernah datang...ke sektor ini..." Pak Suryo kemudian menyadari keberadaan Dokter Vina di belakang Lloyd, hanya melipat dua tangan di depan dada sambil menonton. "...oh, jadi anda bersama Dokter Vina," lanjutnya pelan.

.

Sagra duduk di sebuah meja piknik di taman rumah sakit, bersama Hanun yang duduk di depannya, sedang memakan brownis dengan lahapnya seperti seorang anak kecil. Sagra sambil mengeluarkan senyum malaikatnya tertawa melihat Hanun yang makan hingga topping brownis itu menempel di pipi dan bibirnya.

Wanita itu dengan sabar membersihkan pipi dan bibir Hanun sambil bercanda dengan pria itu. "Enak? Selamat ulang tahun, Hanun," ucap Sagra lembut.

"Um, enak. Sagra, darimana kau tahu aku suka Brownis? Aku kan tidak pernah bilang padamu..." ucap Hanun yang bicara dengan nada riang, tidak peduli dengan tatapan orang sekitar.

Sagra tidak menanggalkan senyumnya sekalipun dan mengelus rambut Hanun lembut. "Aku bertanya pada Tante Lia. Karena aku bingung, hadiah apa...yang harus kuberikan pada Hanun kali ini..." ucap Sagra pelan.

Hanun tertawa senang. "Mama memberitahu Sagra? Eeeeh curang! Kalau begitu di ulang tahun Sagra nanti aku juga akan bertanya pada Eugene dan Om Mahendra," ucap pria itu.

Sagra ikut tertawa. "Kenapa tidak tanya langsung padaku, apa yang kuinginkan, hm?" tanya Sagra lembut.

Mata Hanun yang berbinar bahagia menatap Sagra seperti mata anak kecil yang penasaran. "Kalau begitu, kau mau memberitahuku apa yang Sagra inginkan untuk ulang tahun Sagra?" tanya Hanun sambil berbisik.

Alis Sagra naik, dan ia balik berbisik, "Sagra ingin Hanun bahagia sebagai hadiah ulang tahun Sagra."

Hanun mundur, menatap Sagra dengan mata yang membesar dan pipi yang merona merah. Dengan wajah tersipu, Hanun berhenti memakan brownisnya, mendorong piringnya ke arah Sagra dan menatap Sagra dengan polos. "Kalau begitu di ulang tahunku kali ini, aku juga hanya ingin Sagra bahagia," ucapnya dan diam-diam melirik brownis yang sudah ia letakkan.

Sagra tertawa senang. "Hei, hei, apa aku terlihat tidak bahagia sekarang di matamu, Hanun?" tanya Sagra lembut. Hanun menatap Sagra penuh harap. "Aku akan lebih bahagia lagi kalau kau menghabiskan brownismu," ucap Sagra dengan senyum manis.

Hanun mengerjap senang, kemudian bertingkah seperti sedang terpaksa, mengambil lagi brownisnya. "Karena Sagra akan lebih bahagia kalau aku memakan brownisku..." ucapnya tidak bisa menghentikan senyum senangnya.

Tanpa mengalihkan pandangannya dari Hanun sedikitpun, Sagra mengawasinya sampai Hanun menghabiskan brownisnya. Saat tiba-tiba tangan kanan Sagra diraih dan disentak ke atas oleh seseorang. Sagra segera menoleh karena interupsi itu dan pada seseorang yang menarik tangannya dengan kasar.

Hanun yang juga melihat orang itu kemudian berubah sangat ketakutan dan mendekati Sagra untuk bersembunyi di belakangnya.

Dan orang yang baru datang langsung bertindak kasar itu adalah Lloyd. Lloyd menatap dingin dua orang itu, dan seperti tanpa belas kasih memaksa Sagra berdiri untuk memisahkan mereka berdua. "Kenapa...kau ada di sini..." gumam Sagra pelan.

Pak Suryo datang dengan cepat. "Pak Suryo, antarkan Hanun kembali ke kamarnya, dan perintahkan seorang suster untuk mengawasinya," perintah Lloyd mutlak, dan mulai menarik Sagra dengan paksa menjauh dari sana.

Choices For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang