Shimura Shinichi: Poison

109 10 0
                                    

Ada orang yang tidak tahu bahwa Sagra memiliki dua status itu, seperti seluruh keluarga Nakajo yang lain. Sementara Lloyd dan Sorata tidak tahu Sagra juga adalah seorang mitra khusus dari Yamaha Corporation.

"Kalau kalian mau mengakhiri kerjasama kalian dengan Yamaha Corp. yang sudah coba kalian bangun sejak lima tahun lalu, yang aku percaya itulah hal paling dasar yang membuat kalian terguncang belakangan ini," Sagra menoleh pada ayah dan adiknya yang menatapnya dengan alis mengerut. "Kalian boleh memperlakukanku dengan tidak pantas seperti itu lagi dan aku akan meraih ponselku, segera," ucap Sagra dingin.

Apa yang ingin Sagra lakukan sebenarnya? Setelah ia menyelamatkan Nakajo Group dari goncangan terbesar sejak perusahaan itu dibangun, ia sekarang malah mengancamnya untuk meruntuhkannya?

Lloyd, satu-satunya orang yang paham jalan pikiran Sagra di ruangan itu kemudian tertawa, mengundang tatapan orang-orang yang masih kaget ke arahnya. "Kalau begitu boleh aku memperkenalkan diri sekalian?" tanya pria itu, dan berdiri.

"Namaku Lloyd Allen. Presiden Direktur Rumah Sakit Arya Medika dan salah satu dari Dewan Direksi utama Kalingga Group," ucap Lloyd, membuat seluruh keluarga cabang Nakajo mengeluarkan ekspresi pucat. "Kalau kalian ingat, dua tahun yang lalu, ada seorang dokter dari Indonesia yang meminta bantuan ke perusahaan ini untuk dikeluarkan dari penjara. Tentu saja kalau kalian ingat tentang itu, kalian pasti ingat tentangku," ucap Lloyd.

Faktanya, Lloyd membuka seluruh penipuan asuransi yang dilakukan atas kerjasama Nakajo Hospital dan rumah sakit keluarga Pak Suryo. "Jujur saja aku...tidak suka dengan cara kalian menatap dan memperlakukan tunanganku, jadi tolong," Lloyd tertawa lagi, dengan cara yang mengerikan. "Sebelum aku menelepon seseorang yang kenal dengan seseorang yang dapat menguak skandal perusahaan internasional ini, jaga sikap kalian."

Cukup dengan ancaman Sagra dan Lloyd terhadap seluruh keberadaan Nakajo Corp. Haruto menghela napas mendengar seluruh aib perusahaannya sendiri dibongkar di meja makan seperti ini, dan berkata, "Kau benar, kali ini tunanganmu lebih buruk dariku," pada Sagra.

Sagra tersenyum senang. Ia ikut berdiri, mengapit lengan Lloyd dan tersenyum bahagia. "Kurasa karena kalian tidak lagi hanya membuatku tidak nyaman, tapi juga membuat tunanganku sampai mengeluarkan ancaman, lebih baik aku dan tunanganku pergi dari sini. Saat ini juga," ucap Sagra dengan lembut.

"Aku..." Sagra menambahkan sebelum benar-benar pergi. "Berharap tidak ada kesalahpahaman lagi di antara kita, dan berharap kalian bisa menekuk lutut kalian dan meminta maaf kepadaku sebelum aku kembali ke Indonesia besok lusa. Tentu saja, ini bukan hanya tentang ketidaksopanan kalian yang sampai membuat tunanganku naik pitam. Ini tentang...hal lain yang pernah kalian lakukan pada ibuku di masa lalu," ucap Sagra.

Dengan menambahkan itu, seluruh ruangan menjadi diam, dan saat Sagra keluar dari restoran, ia dapat mendengar suara beberapa barang jatuh dan suara keras Nakajo Haruto berteriak memaki dan mengutuk.

Sagra menghela napas, masuk ke dalam mobil diikuti Sorata yang masuk ke kursi depan sebelah kursi pengemudi. Lloyd duduk di sebelahnya, menggenggam erat tangan Sagra yang gemetaran karena menahan emosi.

"Laporkan bagaimana kondisi di kediamanmu, Shimura-san," ucap Sagra pada Sorata saat mobil mulai melaju.

"Ayahku masih tidak bisa bangkit dari tempat tidur, dan aku sudah mengendalikan hampir semua orang dan semua direktur perusahaan kami. Meskipun mereka curiga aku meracuni makanan ayahku, yah, aku memang meracuni makanan ayahku, tapi mereka tidak bisa menemukan bukti apapun," jawab Sorata.

Sorata mematuhi perintah Sagra untuk membuat ayahnya tidak bisa bergerak dari tempat tidurnya lagi setelah memberinya stimulan yang dapat menyebabkan gagal jantung, namun segera memberikan penawarnya. Atas saran dari Lloyd, segalanya berjalan lancar, namun semua orang yang mengenal Sagra tahu ini bukan gayanya.

"Saat kau bilang kau akan meracuni ayahku, kukira kau bercanda. Tapi setelah tahu itu hanya akan menurunkan mobilitas ayahku dan dapat sembuh total setelah perawatan yang benar, aku jadi mengerti. Lalu kau menyuruhku untuk mencuri perusahaan ayahku dengan mengatasnamakan perusahaan itu padaku dan padamu sebagai pewaris sah," ucap Sorata.

"Aku hanya ingin mengambil alih status sebagai mitra khusus Yamaha Corp. dengan menjadi seorang pewaris sah salah satu perusahaan mitra kalian yang terbesar," ucap Sagra.

"Tapi status kami tidak sebesar mitra khusus. Kami hanya mitra," Sorata menatap Sagra dengan tanda tanya melalui kaca spion.

"Dan YN Group yang juga adalah mitra. Dengan memiliki akses pada dua perusahaan berbeda yang menjadi mitra Yamaha Corp., aku menjadi sangat berharga di mata mereka," Sagra menyandari Lloyd, dan sejujurnya tidak menduga pria itu akan angkat bicara seperti itu tadi untuk mengecilkan nyali keluarga cabang Nakajo.

"Sekarang kau bisa memiliki Mizuame Group, untukmu sendiri, Shimura-san. Aku sudah tidak membutuhkannya lagi," ucap Sagra.

Sorata mengangkat alisnya, heran pada ucapan Sagra yang terdengar terlalu baik. Dengan raut susah, Sorata menoleh pada Sagra dan menatapnya serius. "Aku tidak ingin mewarisinya, Nerutajya-san," ucap Sorata. Meski bukan orang yang berperan penting, Sorata memiliki firasat yang tajam dan ia tahu apa yang bisa dan tidak bisa ia lakukan.

Sagra menatap Sorata datar, namun kemudian mengalihkan pandangan. Seperti perkiraan Sorata, memang ada hal yang membuat Sagra merasa sangat mendendam dengan Mizuame Group dan ayahnya. Ia tahu itu semenjak pertama kali mereka bertatap mata di pesta ulang tahun YN Group.

Di detik Sagra melihat wajahnya, wanita itu membelalakkan mata sangat lebar hingga wajah cantiknya terlihat pucat. Ia hampir menjatuhkan gelas minumannya, dan pasti akan kehilangan keseimbangan dan jatuh juga jika Lloyd tidak menahannya.

Sagra tidak terkejut saat melihat Shouyo, karena ia tahu Shouyo sudah mendatangi Indonesia untuk menjemputnya. Sorata tadinya tidak mengerti mengapa, tapi ia kemudian menyadari bahwa Sagra terkejut melihat wajahnya. Dan Sorata mewarisi penampilan serta wajah yang sangat mirip dengan ayahnya ketika masih muda.

Karena itulah, sebesar apapun rasa tertariknya pada Sagra dan sebesar apapun rasa kagumnya pada wanita cantik itu, ia kini merasa tidak pantas untuk berada di sisinya. "Aku...bukan orang yang berbakat dalam memimpin suatu perusahaan. Dan aku tahu bahwa kau baru merelakan seluruh asetmu untuk membantu Nakajo-san," ucap Sorata. "Kau akan mengurus perusahaan kami dengan baik, lebih baik dari ayahku."

Sagra menarik napas dan menghelanya sambil berkata, "Aku tidak peduli," ucapnya. "Cari orang lain untuk mengurus perusahaanmu," kata wanita itu.

"Kalau begitu aku akan menyerahkannya pada Shouyo," ucap Sorata, setelah mendengar keputusan Sagra yang mutlak.

Lloyd mengelus tangan Sagra, sedari tadi mencoba untuk memberinya ketenangan. "Lalu, apa yang akan kau lakukan mulai sekarang?" tanya Lloyd dalam bahasa Indonesia.

Sagra menoleh pada Lloyd dan tersenyum tanpa arti. "Setelah Otou-sama mendengar penjelasan keluarga cabangnya soal semua yang terjadi padaku dan ibuku hingga ibuku meninggal, mereka juga akan mengatakan tentang keterlibatan besar Shimura Shinichi. Ayahku mungkin akan kaget sampai mengalami serangan jatung lagi, meskipun aku yakin kali ini akan ditangani dengan baik oleh Shouyo, yang sudah kuberi instruksi sebelumnya..." Sagra menjelaskan juga dengan bahasa Indonesia, dengan cepat.

Di akhir, suaranya agak bergetar, dan ia segera berhenti, menarik napas lagi, menenangkan diri. "Kemudian, ayahku mungkin akan mengambil keputusan soal 'sahabatnya', yang membantu keluarga cabang Nakajo untuk menghalangi pengobatan kanker ibuku," ucap Sagra. "Aku...akan menyerahkan segalanya pada mereka sekarang," lanjutnya.

Lloyd kini mengerti mengapa Sagra tidak bisa membiarkan Shimura Shinichi hidup di dunia ini dengan dua kaki yang masih bisa berdiri. Tapi Lloyd juga sadar bahwa cepat atau lambat, Sorata juga akan tahu hal ini. Atau ia sudah tahu?

Mereka diturunkan ke hotel, dan karena Sagra masih gemetaran, hingga tubuhnya yang masih lemah tidak bisa bergerak dengan baik, Lloyd pun menggendong Sagra dengan kedua tangannya di depan tubuhnya. Pegawai hotel dengan sigap mendorong kursi roda untuk Sagra saat mereka memasuki lobi, namun Sagra yang terlalu lemah menjadi semakin pucat.

Lloyd memerintahkan pegawai hotel untuk memasak bubur dan membawanya ke kamar mereka. Hingga Sagra masuk ke dalam kamar hotel, Lloyd tidak meninggalkan sisinya sedetikpun.

Choices For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang