Lloyd and Sagra: Grudge

161 18 1
                                    

Beberapa minggu kemudian, YN Group mengalami guncangan saat dewan direksi segera terbagi menjadi dua. Eugene memimpin perubahan pesat dalam inovasi baru di divisi pemasarannya, dan memberikan dukungan pada divisi lain dengan kemampuan negosiasinya yang mungkin tidak sebaik Sagra. Saat ini, Eugene telah mendapatkan lebih dari separuh dukungan dari dewan direksi.

Sementara Sagra yang memulai beberapa proyek baru menggunakan semua koneksinya, bekerja keras sebelum ia benar-benar keluar dari YN Group. Dan di saat yang sama, ia juga rutin mengunjungi RS Arya Medika untuk 'sesi konsultasi' bersama dokternya, Lloyd.

Sagra berjalan sendirian menuju ruangan rapat tanpa didampingi sekretaris, namun hal itu sama sekali tidak membuatnya terlihat lemah. Hari ini akan diselenggarakan rapat dewan untuk membahas kelanjutan proyek yang sedang berjalan.

Seluruh anggota dewan direksi dan Eugene yang sudah masuk ke dalam ruang rapat berdiri saat Sagra masuk ke dalam. Setelah Sagra duduk, dan semuanya duduk. Rapat hari itu dimulai.

Di saat yang sama, di RS Arya Medika, Lloyd berdiri di depan jendela, seolah sedang menunggu sesuatu. "Kudengar sekarang sedang terjadi persaingan di YN Group," ucap seorang pria dari belakang Lloyd.

Lloyd menoleh, melihat wakil presdirnya, Pak Suryo sudah memasuki ruangannya. "Selamat pagi, Pak Suryo," ucap Lloyd.

"Selamat pagi," Pak Suryo mempersilakan dirinya sendiri duduk di sofa. "Tapi kudengar kau sudah memilih pihak, Pak Lloyd?" tanya Pak Suryo kemudian.

"Ya, begitulah," jawab Lloyd.

Pak Suryo yang sudah mengenal dengan baik tindakan Lloyd pun sedikit curiga. "Aku tidak pernah benar-benar percaya padamu meski sepertinya tindakanmu sudah jelas," gumam Pak Suryo.

"Jangan langsung berkhianat begitu nanti terlihat kalau pihakku kalah," ucap Lloyd.

Pak Suryo menatap kesal Lloyd. "Memangnya kau pernah benar-benar kalah?" tanyanya.

Lloyd tersenyum. "Kali ini, aku mungkin akan kalah," ucap Lloyd pelan. Lloyd mengingat perbincangannya dengan Sagra beberapa minggu lalu. Belum pernah ia kalah berbicara dengan seorang pun selama ini, ia tidak menyangka Sagra akan membuatnya terdiam.

Saat itulah ponselnya berdering. Lloyd mengangkatnya dan mendengar suara panik dari Haka yang memintanya mengirim ambulans ke kantor YN Group. "Baiklah, aku akan segera mengirimnya," ucap Lloyd dan segera berjalan keluar dari ruangan.

"Pak Lloyd?" panggil Pak Surya cepat. "Apa yang terjadi?" tanyanya.

"Aku sedang kalah," jawab Lloyd.

.

Sagra sedang duduk di atas ranjang ruang VIP RS Arya Medika yang luas dan bahkan memiliki ruang tamu sendiri, sementara Lloyd berdiri di sisinya. "Sekarang sudah tidak ada jalan kembali," ucap Lloyd. Sagra mengonsumsi sejumlah dosis obat bius agar pingsannya terlihat nyata, tepat sebelum rapat dimulai.

Sagra tersenyum dan memperhatikan tangannya yang diinfus. "Kenapa aku harus ditusuk-tusuk jarum seperti ini?" tanya Sagra pelan.

"Karena menurut hasil tes terakhir, kau mengalami kelelahan akut. Kurang tidur, gangguan pernafasan ringan, dan sistem pencernaan yang kurang sehat terutama karena kurang minum. Kau harus setidaknya beristirahat di sini sampai benar-benar pulih," kata Lloyd.

Wanita itu mengedikkan bahunya. "Tidak ada yang memublikasikan diagnosisku, kan?" tanya Sagra.

Lloyd mengangguk. "Aku juga hanya mengatakan bahwa kau kelelahan. Sudah kubuat seakan kau memintaku untuk menyembunyikan diagnosismu," jawabnya.

"Terimakasih, Presdir Lloyd," ucap Sagra.

Lloyd membungkuk kecil untuk memberi hormat dan berbalik. Tapi sebelum ia benar-benar keluar, ia berbalik lagi menghadap Sagra. "Aku berharap kau tidak akan marah jika aku mengatakan ini, tapi aku tidak akan menyesal meski aku mengatakannya," ucap Lloyd pelan.

Choices For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang