Mereka -Jisoo, Bobby dan teman-temannya dipanggil oleh kepala sekolah. Insiden penyerangan kemarin akhirnya terdengar sampai sekolah mereka.
"Permisi pak..." Ucap mereka. Sang kepala sekolah pun mengangguk.
"Kalian tau kenapa kalian dipanggil kesini?"
Semua hening, tak ada yang berani menjawab. Pasalnya kepala sekolah mereka juga termasuk dijajaran guru killer.
"Kalo orang tanya, dijawab," ucap beliau pelan dengan penuh penekanan. Mereka pun melirik satu sama lain, hingga Bobby tiba tiba berkata, "gatau pak."
Baik kepala sekolah maupun teman-temannya yang lain, semua menatap Bobby dengan ekspresi terkejut.
"Kamu pasti Bobby kan?"
"Iya pak," ucap Bobby tanpa ragu. Kepala sekolah mereka, pak Hyunsuk melihat ke arahnya dengan senyum kecil, entah apa maksud dari senyuman itu.
"Kalian semua, saya skors,"
"HAH?!" Pekik mereka bersamaan, refleks terpekik apalagi Jisoo yang notabenenya adalah siswa baik-baik yang selalu ranking paralel.
"Kalian tau kan apa yang sudah kalian lakukan kemarin?!" ucap pak Hyunsuk, nama kepala sekolah mereka, disini Jisoo yang paling tidak terima karena ia merasa bahwa apa yang ia lakukan tidaklah salah
"Kenapa kami semua diskors pak? Salah kami apa?" Tanya Jisoo kesal.
"Kalian masih berani bertanya?" Kekeh pak Hyunsuk. Jisoo hanya menatap kepala sekolahnya dengan tatapan tajam.
"Pak, saya mohon maaf kalau saya lancang tapi itu semua terjadi atas kesalahan kak Bambam, kakak kelas kami. Kami semua dijebak dan saya bersama teman-teman saya hanya membela diri. Membela diri pak bukan bermaksud untuk berkelahi. Bapak tahu sendiri kan kalo misalnya terasa terancam kita bakal membela diri,"
Jisoo menarik nafasnya yang memburu, lalu melanjutkan perkataannya, "kami semua terpaksa harus melakukan tindakan perkelahian demi menyelamatkan diri dari pelecehan dan kekerasan." Tutup Jisoo dengan penuh penekanan.
Jennie menggenggam tangan Jisoo yang ada disebelahnya dengan air mata yang mengalir, memberi kode bahwa cukup untuk mengatakan itu, karena keputusan kepala sekolah adalah mutlak.
"Bambam dan kelompoknya sudah saya keluarkan dari sekolah. Dan tetap saja, perkelahian atau yang kalian sebut pembelaan diri? Itu juga termasuk kekerasan." Jelas pak Hyunsuk.
"Pak tapikan-"
"Cukup pembicaraannya. Kalian diskors selama 3 hari. Sekarang kalian keluar dari ruangan saya." Tutup pak Hyunsuk.
Akhirnya mereka pun keluar satu per satu dengan sopan kecuali Jisoo. Jisoo menghentak-hentakkan kakinya keluar dari ruangan pak Hyunsuk. Disana ada bu Suhyun dan pak Dongwook menunggu mereka diluar ruang kepala sekolah dengan tatapan iba.
"Ini," ucap bu Suhyun sambil mengulurkan surat, "surat panggilan orangtua. Kami sangat menyayangkan ini akan terjadi nak.." ucap bu Suhyun dengan perasaan murung.
"Saya harap 3 hari ini, kalian bisa istirahat dan memulihkan diri ya," ucap pak Dongwook lembut.
Mereka mengangguk dan berniat mengambil tas lalu pergi dari sekolah. Terlalu melelahkan dan menyakitkan jika harus melanjutkan belajar hari ini. apalagi bisik-bisik para siswa disana membuat luka Lisa terasa semakin perih.
"Jadi jijik gue sama Lisa..."
"Udah ga perawan lagi tuh, mungkin udah hamil kali. Hahahahahaha,"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Difference World
Fanfiction[SUDAH REVISI] Cowok badboy tampang dingin dengan modal gombal receh, apa bisa menaklukkan putri sekolah yang super sempurna ini? Highest rank: 1st in #Bobsoo -10,09,2019-