"Jadi ada apa di sekolah?" Ujar mama Jisoo dingin. Jisoo pun menunduk sambil memainkan jarinya.Jisoo pun menarik nafas panjang, lalu meraih surat panggilan orangtua yang ada dibelakang badannya. Jisoo pun meletakkan surat itu di meja. Mama Jisoo mengambil surat itu. Lalu mata ibunya menatap wajah sang anak dengan tatapan terkejut.
"Apa maksud kamu Jisoo?! Ngapain aja kamu di sekolah?!" Bentak ibunya. Jisoo dengan sekuat tenaga menahan air matanya. Lalu menceritakan kejadian yang menimpanya beberapa hari yang lalu.
"Hahh bikin pusing aja. Ikut mama nanti ke LA! Kamu sekolah disana aja ikut bang GD!! Udah bagus-bagus disekolahin disini malah berantem!" Ucap ibunya dengan penuh emosi.
"Mama..." Suara lembut itu berasal dari sang ayah Jisoo.
"Anak kamu tuh Pa! Kamu aja yang pergi ke sekolah besok, aku malu!!" Lalu dengan tatapan tajam, ibunya meninggalkan Jisoo dan ayahnya disana.
Ayah Jisoo pun mendekati Jisoo, lalu mengusap-usap puncak kepala Jisoo pelan sambil berkata dengan lembut,
"Kalo menurut papa, kamu ga sepenuhnya salah kok," Jisoo tak dapat menahan air matanya, dia pun memeluk badan hangat ayahnya sambil menangis dan membasahi pakaian pria itu. Ayahnya tanpa ragu membalas pelukan anak perempuan nya yang dia sayangi, mengelus kepala anaknya dengan tangannya yang lebar.
***
Hari demi hari, Jisoo jalani dengan perasaan takut dan khawatir. Ibunya sama sekali tak menggubris panggilan ataupun perkataan Jisoo. Ia dipojokkan oleh ibunya saat ini.
"Ma pa, sebentar lagi Jisoo kan ulang tahun, kita rayain disini aja ya? Sama temen Jisoo juga," ucap Jisoo hati-hati.
Ibunya sama sekali tak menjawab ataupun memberi respon, lalu ayahnya pun menjawab dengan lembut, "iya boleh kok nak..."
Jisoo pun tersenyum. Mereka pun melakukan perbincangan ringan tanpa ibunya. Karena daritadi sang ibu hanya diam di meja makan.
Mereka membicarakan tentang sekolah Jisoo dan kuliah nya bang GD, lalu pergaulan Jisoo, sampai bang GD yang mengolok-olok Jisoo karena Bobby menyukai Jisoo. Jisoo tak terima diolok, dan terjadilah perang mulut antara kakak beradik itu. Sampai akhirnya mereka berhenti berkelahi karena ibunya yang berdiri sambil membawa piring bekas makan malamnya.
"Cuci semua piring," ucap ibunya Jisoo, lalu masuk ke kamar.
"Siap mama!!" Ucap Jisoo semangat.
***
Semua berjalan seperti biasa; sekolah kembali, ejekan para siswa, dan gombalan Bobby. Sampai akhirnya hari yang ditunggu Jisoo sebentar lagi tiba, hari ulangtahun Jisoo. Namun ternyata, hari yang ia tunggu itu justru membuat hatinya sesak.
"Nak, maaf ya..." Ucap papanya Jisoo dengan suara kecil.
"Mama ada urusan mendadak, jadi mama udah terbang ke LA. Kita rayain bertiga sama temen kamu aja ya," ucap papanya Jisoo dengan senyum tak enak. Jisoo pun paham, lalu mengangguk pelan.
Dengan langkah lemas, Jisoo pun masuk ke kamarnya dan menangis. Dihari yang bahagia nanti, ibunya tak bisa hadir.
Atau setidaknya jika ibunya memang akan pergi, setidaknya dia memeluk atau paling tidak berpamitan dengan Jisoo. Sepenting itukah pekerjaan beliau hingga tak dapat menyisakan satu hari saja untuk anak perempuan nya itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Difference World
Fanfic[SUDAH REVISI] Cowok badboy tampang dingin dengan modal gombal receh, apa bisa menaklukkan putri sekolah yang super sempurna ini? Highest rank: 1st in #Bobsoo -10,09,2019-