Chapter 19

288 33 18
                                    


  "Gue lahir... Dari sebuah kesalahan..."

  Jisoo terdiam. Tubuhnya tiba-tiba kaku dan mulutnya tak dapat mengeluarkan kata-kata lagi. Sangat membingungkan dan mengejutkan.

  Bobby menarik nafas panjang lalu berkata, "dulu.. pas mama sama papa gue SMP atau SMA? Pokoknya gitu... Mereka pacaran,"

  Bobby menarik nafas lagi. "Mereka berhubungan tanpa sepengetahuan nenek sama kakek gue. Dan akhirnya ketahuan, awalnya gue mau diaborsi..."

  Bobby tersenyum kecut. Sedangkan Jisoo, dia masih terdiam dengan air matanya tiba-tiba mengalir. 

"Tapi... Tuhan masih sayang sama gue, dan akhirnya gue lahir ke dunia ini..."

  Bobby menarik nafas lagi. Lalu melanjutkan bicaranya, "dan saat lahir, gue awalnya mau dibunuh sama papa gue, katanya sih... Biar menghilangkan bukti,"

"Tapi sekali lagi, Tuhan sayang sama gue, Tuhan nyelamatin gue dari racun yang dituang papa gue ke susu yang pas itu gue minum. Akhirnya gue yang masih kecil ini ketahuan berasal dari hubungan diluar nikah. Kakek sama nenek dari pihak mama gue ngelaporin papa gue ke polisi. Dan akhirnya papa gue berakhir dijeruji besi dan sekarang entah gimaana kabarnya,"

  Bobby menarik nafas nya lagi. Lalu melanjutkan bicara nya, "sedangkan mama gue, setelah dilarang bertemu sama pria yang dia cintai, mama gue stress. Dan akhirnya.. Harus bunuh diri..."

  Suara Bobby mulai bergetar, ia mengepalkan tangannya.

"Gue dirawat sama Bibi gue, dan apa yang sudah orangtua gue lakukan, itu secara ga sadar terulang dihidup gue. Selama gue tumbuh besar, gue udah jadi anak berandal. Merokok, nge-vape, balapan liar, minum minum-"

"Gue udah coba semua Ji... Dan setelah dipikir-pikir, mungkin omogan Nancy ada bener nya. Gue yang bahkan dari lahir udah nggak diinginkan, apa masih pantas suka sama lo yang punya segalanya? Harta, keluarga yang baik, temen temen baik, lo pinter,"

  Jisoo menangis. Sangat sakit. Bobby harus menahan penderitaan sejak dia masih dalam janin? 

  Anak itu kabar dan karunia terbesar yang pernah Tuhan berikan, tapi kenapa manusia masih saja bermain main tentang itu? Tidak kah mereka berpikir, bahwa yang mereka dapatkan adalah karunia Tuhan? 

  Disaat Jisoo yang baru lahir merasakan kasih sayang orang tua, dimana Bobby saat itu? Diracun? Dibunuh?

  Apakah nafas yang diberikan setiap hari itu hanyalah main-main? Tuhan tidak main-main dengan kehidupan manusia yang Ia ciptakan. Tapi kenapa manusia masih menganggap sepele tiap detik hidupnya?

  Apakah mereka berpikir, tiap apapun yang mereka lakukan menentukan masa depan mereka?

  Semua pertanyaan itu terus muncul di pikiran Jisoo.

"Gue tau lo pasti ga mau lagi temenan sama gue.. gapapa kok..."

"Gue harap lo bisa ketemu orang yang baik dari gue," Bobby tersenyum tipis. Lalu dia berdiri, melangkahkan kaki meninggalkan Jisoo yang tengah menangis.

  Berjalan dengan langkah berat, Bobby tidak pernah berpikir akan cerita hal ini ke orang lain. Ternyata bakal sesakit dan seberat ini. Hanabi pun berhenti di depan Bobby dengan wajah memelas. Mungkin Hanabi mengerti bagaimana perasaan Daddy nya. Bobby tersenyum lalu berjongkok sambil bilang,

"Baik baik ya sama Mommy... Jagain Mommy, kalo ada cowok yang nakal, gigit aja ya kuat-kuat... Daddy sayang sama kamu," ucap Bobby sambil mengelus kepala Hanabi. Lalu Bobby berdiri, dan melanjutkan langkahnya. Tapi tiba-tiba Jisoo berlari menabrak tubuhnya ke punggung Bobby.

[✔] Difference WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang