Chapter 16

345 43 15
                                    

"Gue gamau ikut lomba ya ampun!" Batin Jisoo. 

  Sungguh lomba-lomba yang didaftarkan oleh guru dan teman nya benar-benar membuat tenaganya terkuras. Belum lagi dia ketinggalan banyak pelajaran karena sibuk latihan dan belajar untuk mempersiapkan lomba. Mulai dari lomba akademik maupun nonakademik.

  Oh Jisoo tentu tidak sendiri, buktinya gang BlackPink juga ikutserta. Seperti candaan guru-guru di sekolah mereka, mereka seperti kembar empat dan tidak bisa dipisahkan.

"Pengumuman, panggilan kepada Jisoo Natalie dari kelas 12 IPA 1 segera ke ruang guru sekarang. Sekali lagi," panggilan itu berasal dari kantor guru. Jisoo yang sedang mengistirahatkan kaki nya terpaksa harus bangkit dari duduknya dan bergegas pergi. Lagi.

"GUE CAPEK WOII!" Pekik Jisoo sambil berlari. Setelah menyelesaikan urusannya, Jisoo akhirnya memutuskan untuk ke toilet. Supaya ia bisa beristirahat disana, lagipula WC mereka bersih dan dingin. Tidak berniat ke kantin, nanti ia disangka melakukan jajan ilegal.

  Saat kakinya melangkah cepat menuju WC, Jisoo jatuh tersungkur di lantai. Lutut Jisoo rasanya sudah nyeri sekali, belum lagi bunyi jatuh Jisoo yang lumayan kuat menarik perhatian tiap kelas untuk melihat siapa oknum yang berhasil membuat suara itu. 

  Jisoo pun cepat cepat berdiri dan berjalan dengan wajah menunduk ke arah teman nya yang masih tertawa hingga mengeluarkan air mata. Memang kurang ajar.

"Aduh perut gue sakit.. hahahaha!!!"

"Lo kenapa bisa- AHAHAHAHAHA!!"

"Iya, goblok banget sih lo hahaha!!"

  Temannya terlihat puas karena Jisoo terjatuh. Jisoo pun mendelik, "bukannya nolongin gue, malah ketawa. Akhlaknya dimana?"

  Jisoo pun masuk ke kelasnya, ia urungkan niatnya untuk bersantai ria di WC.

"Tangan lo kenapa biru?" Tanya Bobby.

"Enggak gapapa," Jisoo berujar singkat, masih sebal dengan kejadian tadi.

"Pasti jatoh kan?"

"Lo liat?!" Ucap Jisoo khawatir. Sebenernya lutut dan lengan nya udah membiru karena terbentur lumayan kuat, tapi tidak sakit karena tertutup dengan rasa malu nya.

"Oh berarti bener tebakan gue, lo jatoh," Bobby berucap.

"Ck," decak Jisoo.

"Sakit nggak?" Tanya Bobby. Jisoo mengangguk pelan.

"Lo kenapa bisa jatoh sih hah?"

"Gue lari, terus gatau kenapa bisa jatuh. Ah kaki gue kenapa sik?!" Gerutu Jisoo. Bobby hanya menggelengkan kepala. Sesudah itu Bobby mendiamkan Jisoo sampai jam pelajaran ke-5.

"Lo kenapa sih diem diem aja? Biasanya bawel," Jisoo komplain. Tak ada jawaban.

"Bob? Bobb? Bobbyyyyyyy?" Jisoo mentoel-toel lengan Bobby. Bobby malah semakin membuang wajahnya dari hadapan Jisoo.

"Bobbbyyyyyyyyyy!!!" Rengek Jisoo. Bobby pun mengambil buku nya lalu menutup wajahnya sambil menunduk. Jisoo pun tersenyum kemenangan, ia tau Bobby sudah tak tahan jika Jisoo mengeluarkan suara rengekan nya. Itu terdengar sangat menggemaskan bagi Bobby.

"Gue tau lo lemah sama suara gue yang gitu," senggol Jisoo.

"Lo kenapa? Marah? Kesel? Atau kenapa?" Ucap Jisoo sekali lagi.

"Gue kesel tau nggak sih?! Lo sih bego! Kenapa harus lari lari?? Kan bisa jalan!!" Sembur Bobby. Karena mendengar perhatian itu, senyum tipis terukir di wajah Jisoo, "Gue gapapa Bobby... Jatuh sekali-sekali gapapa kali," ucapnya santai.

[✔] Difference WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang