Suara obrolan ringan. Percakapan hangat. Kekehan geli dan suasana penuh keakraban kini begitu terasa. Aisyah masih duduk dengan sopan. Penampilannya begitu cantik. Kalem. Anggun. Manis dan lugu.Sementara didepannya kali ini ada Luna dan Ronald. Di samping Luna ada Rex yang kini harus bingung berbuat apa lagi di tengah-tengah obrolan para orang tua.
"Jadi Aisyah gak kerja?" tanya Luna dengan senyuman tipisnya. Hanya pertama kali melihat Aisyah secara langsung Luna sudah menyukainya.
Aisyah mengangguk. "Em iya Tante. Untuk sekarang Aisyah lagi berusaha mengajukan berkas lamaran pekerjaan di beberapa perusahaan."
"Oh ya? Kenapa tidak bekerja di perusahaan Rex saja?"
Aisyah hanya tersenyum kikuk dan merasa sungkan. "Tidak apa-apa Tante. Tapi saya pernah magang di perusahaan Mas Re waktu kuliah."
"Oh begitu." Luna mengangguk mengerti. "Tapi nanti kalau sudah menikah, alangkah baiknya kamu dirumah saja. Urus suami dan anak. Biar Rex saja yang bekerja. Ia kan Rex?"
"Ha?" Seketika Rex tergugup lalu secepat itu ia mengangguk. "Iya. Iya mom."
Aisyah menatap Rex sejenak karena tanpa Rex sadari sejak tadi pria itu sibuk memegang ponselnya. Aisyah bisa merasakan kalau sebenarnya Rex itu tidak terlalu menganggap lamaran malam ini begitu serius.
Waktu terus berjalan. Sampai akhirnya acara lamaran malam ini usai. Beberapa keluarga sudah saling mengenal dengan akrab. Aisyah menilai Luna adalah sosok calon mertua yang baik dan ramah.
"Alhamdulillah malam ini lancar. Terima kasih Bu Luna dan keluarga besarnya sudah bersilahturahmi kemari." ucap Ibu Aisyah dengan ramah.
"Sama-sama Bu Latifah. Saya senang bisa berkenalan dengan ibu sekeluarga dan Aisyah." jawab Ronald yang hanya dianggukin oleh Luna.
"Iya Bu. Kami sangat senang dengan Aisyah. Putri ibu sangat cantik dan Solehah. Tapi makasih juga loh Bu sudah repot-repot banyak masak hari ini. Alhamdulillah semua masakan ibu enak." puji Luna lagi.
"Ah itu biasa saja Bu. Yang masak bukan saya, tapi Aisyah."
"Wah Aisyah yang masak?" lontar Luna dengan takjub. "Alhamdulillah enak banget. Nanti kalau sudah menikah Rex bisa suka masakan rumah nih daripada beli makanan diluar."
Lalu para orang tua pun terkekeh geli diselingi dengan cipika-cipiki antara Luna dan Latifa. Diikuti dengan Ronald dan Ayah Aisyah yang saling berjabat tangan.
Tapi tidak dengan Aisyah yang hanya sesekali menimpali senyuman tipis kepada mereka dan menatap Rex yang sejak tadi masih sibuk menatap layar ponselnya. Ntah melakukan hal apa. Aisyah jadi kesal sendiri. Ia merasa seperti tidak di anggap bahkan ia merasa Rex tidak serius.
Setelah berpamitan, Rex beserta keluarga sudah menuju mobil mereka untuk pulang hingga suara panggilan dari Aisyah membuat Rex menghentikan langkahnya saat hendak memasuki mobilnya.
"Mas Re!"
"Ya?"
"Mas Re baik-baik aja?"
Rex menatap Aisyah sejenak. "Iya aku baik-baik aja. Ciee yang khawatir."
Aisyah menggeleng. "Bukan itu." ucap Aisyah serius. "Aisyah merasa Mas Re seperti tidak niat untuk acara malam ini. Aisyah bingung. Sebenarnya Mas Re serius atau tidak? Jangan mengecewakan keluarga Aisyah. Keluarga Aisyah bisa menanggung malu jika pada akhirnya Mas Re benar-benar tidak serius. Tetangga sini juga pada tahu kalau Aisyah mau menikah 2 hari lagi."
"Aisyah-"
"Aisyah sudah pernah bilang sejak kemarin-kemarin! Kalau Mas Re sengaja melakukan hal ini hanya untuk membuat mbak Aifa cemburu kan? Jika benar tolong hentikan saja. Aisyah bukan wanita yang bisa di permainkan seperti ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You
RomantikAifa selalu menjunjung tinggi kehormatan yang selalu ia jaga demi calon masa depan yang akan menikah dengannya. Tak hanya itu, paras yang cantik, kekayaan yang di miliki, bahkan di ratukan oleh orang-orang di sekitarnya membuat hidup Aifa terlihat s...