13

496 61 7
                                    

Dajia Hao!!

Btw, si Abi dipanggil TC lagi dia dong.
Seneng dong
Hiyaaa 💕💕

Thanks buat yang uda vote.









A
R
I
G
A
T
O
U

Minasan!

Saya berusaha jadi penulis yang baik, agar pembaca juga baik :)




























Setelah jam istirahat usai, mereka kembali memasuki kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

Dan.. Oh ya!
Dikarenakan kelas Hanif tidak ada lagi bangku kosong, terpaksa Hani harus duduk diatas lemari disamping pak guru.
Mungkin ini terlihat tidak sopan, tapi ya.. Harus bagaimana lagi? Begitulah pikir Hani.

Sementara itu fokus Hanif terganggu berkat tingkah imut Hani yang terlihat juga memperhatikan pak guru yang sedang menjelaskan materi didepan.

"Dasar, Hantu" batin Hanif, lalu tanpa sadar ia menyunggingkan senyumnya.

Whatta Hanif??
Dia hantu!

"Apa apaan sih gua?? Ngga ngga, sadar Nif. Cantika lebih cantik!"batin Hanif.

Dengan begitu seriusnya Hani memperhatikan materi dipapan tulis, tanpa sadar iapun terjatuh dari atas lemari.

"Awas jatuh!!" ucap Hanif agak berteriak.
Refleks atensi satu kelas tertuju Padanya.

Sementara itu Hani tidak sepenuhnya terjatuh diatas lantai, kita semua tahu alasannya.
Dia adalah Hantu.

"Hanif. Ada apa?" tanya pak guru heran.

"Lu liat hantu? Apa lu liat hantu cantik itu?? Dimana?" tanya Abi berturut turut ditelinga Hanif.

"Ngga pak. Maaf" balas Hanif.

Pak guru kembali menuliskan materi dipapan tulis.
Abi, Febri dan juga menatap Gavin penuh tanya.

Hanif menggelengkan kepalanya kearah mereka bertiga sebagai jawaban. Kemudian ia kembali menatap kedepan, ia melihat Hani sudah kembali duduk diatas lemari.
"Aku ngga apa apa" ucap Hani ditambah dengan menggunakan bahasa tubuh.

Hanif merutuki dirinya sendiri. Pasalnya, sejak kapan ia peduli dengan hantu yang jatuh.
Toh mereka sudah mati, tidak mungkin hantu bisa mati dua kali bukan??

Ditengah penyampaian materi, tiba tiba masuklah guru olahraga beserta dua staf sekolah.
Tampaknya mereka akan menyampaikan suatu pengumuman penting.

"Tolong fokusnya kesini!" ucap pak guru olahraga setelah sebelumnya terlebih dahulu meminta izin dari guru pengajar.

"Besok kita akan mengadakan Camp diarea yang jauh dari kota. Hhh.. Ekhem! Pastikan kalian membawa perlengkapan dan juga cemilan yang banyak, karena waktu perjalanan yang kita tempuh lumayan.. Lumayan capek. Besok harus uda kumpul jam 5 !!"

Sungguh mendadak.
Seketika seisi kelas hanya mengngangakan mulutnya.
Mereka tidak berani mengeluh dikarenakan guru olahraga mereka terkenal sangat galak.

"Dan.. Satu lagi! Tempat duduk kalian sudah diatur. Jadi kalian hanya perlu duduk sesuai nama kalian" setelah mengatakan itu, pak guru itu segera pergi kekelas yang lainnya untuk menyampaikan pengumuman yang serupa.









..










Malam harinya Hanif sibuk menyiapkan semua keperluan yang akan ia bawa.
Mulai dari perlengkapan mandi, pakaian dan makanan.
"Hanif. Aku ikut ya?"

Hanif tidak menanggapi ucapan Hani karena ia sibuk mencari handuknya yang belum ia temukan dilemari.

"Haniiiff.. Aku ikut ya? Ya? Yaya??"

Lagi lagi Hanif mengabaikan Hani, kini Hanif berpindah mencari power banknya yang harus ia isi dayanya.

Criiiingg.. Criingg..
Dering ponsel Hanif berbunyi, dengan cepat ia mengangkatnya.
"Iya Can?"

"Nif, kamu punya dua senter?"

"Ada dong. Besok gua bawa"

"Makasih ya Hanif. Hehe.. Maaf ngerepotin lu"

"Santai. Kayak sama siapa aja lu"

Hanif mematikan ponselnya dan seketika senyumnya terukir lebar.
Sementara itu Hani hanya mendengus kesal. Dari tadi Hanif mengabaikannya dan selalu bersikap manis pada Cantika.

Jam dinding menunjukkan pukul 10 malam, tapi Hanif masih belum menemukan senter satunya lagi.
Ia terus saja mencari di laci laci meja dan lemarinya, hasilnya tetap nihil.

"Kamu nyari apa?" Hani mulai bosan, karena sedari tadi Hanif masih belum selesai mempacking barangnya.

Namun lagi lagi.. Hanif mengabaikan Hani. Ia mau fokus mencari senter terlebih dahulu.

"Mau aku bantu?? Hm.. Gimana kalau aku aja yang nyari benda yang kamu cari, biar kamu bi..

"Lu bisa diem ngga sih??!! Berisik tau!!" Hanif membentak Hani.

Sebenarnya niat Hani itu baik.
Ia ingin membantu Hanif mencari benda yang belum ia temukan, agar Hanif bisa beristirahat.

Namun yang ada justru Hanif membentak Hani karena merasa kesal padanya.
Mungkin Hani terdengar cerewet bagi Hanif untuk saat ini ataukah Hanif yang sangat merasakan kelelahan, maka dari itu amarahnya sudah tidak dapat lagi ia kendalikan?
















Aku tidak takut, aku tidak takut pada bentakan Hanip - Saka, 2019.😂

Hanif Sjahbandi Lovers 💕💕

✅My Eyes - Hanif SjahbandiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang