4

699 72 32
                                    

Dajia Hao!!

Hanif and Hani is back :v

Ini malem kamis dong.
Uda sih gitu doang.






Thanks buat yang uda Vote.

A
R
I
G
A
T
O
U

Minasan!

Saya berusaha jadi penulis yang baik, agar pembacanya juga baik. :)























Sewaktu sedang asik asiknya berbincang dengan Hani, tiba tiba pandangan Hanif tertuju dan seketika terfokus pada seorang perempuan yang memiliki paras yang cantik.
Nama perempuan cantik itu adalah Cantika.

Seolah dunia berhenti berputar, Hanif terus saja menatap Cantik dari kejauhan. Ia bahkan mengabaikan ucapan Hani yang sedari tadi berusaha mengajaknya untuk mengobrol.

Hani melihat kearah tujuan jatuhnya pandangan Hanif, seketika ia memasang wajah datarnya.
Rupanya sedari tadi ia tidak mendengarkannya berbicara, karena lawan bicaranya sedang menatap ke objek lain yang lebih menarik.

"Hanif!" ujar Hani yang sekarang berdiri tepat dihadapan Hanif.

"Apaan sih lu?? Kaget anjir" Hanif menatap tajam Hani.

"Kamu suka ya sama Perempuan itu?" Hani mulai penasaran dengan jawaban Hanif.

"Gua suka sama dia uda lama banget. Hampir aja gua lumutan dah"

"Terus kenapa ngga coba panggil aja?"

"Ngga, ogah. Malu gua." Hanif bersikap salah tingkah.

Namun tiba tiba Hani mengangkat tangan Hanif keudara, dan seketika Cantika menatap kearah Hanif.

Cantika tersenyum dan berjalan menuju Hanif.

"Anjir lu." gumam Hanif pada Hani.

Hani hanya menjulurkan lidahnya dan kembali duduk disamping Hanif.

"Iya ada apa? Lu manggil guakan?" tanya Cantika yang kini berada dihadapan Hanif.

Sementara itu Hanif terlihat menelan air liurnya karena ia bingung harus menjawab apa.
Seketika lidahnya terasa keluh.
Ia tidak menyangka bisa berada sedekat ini dengan Cantika.

"Heii.. Kenapa ngga dijawab?" Cantika melambai lambaikan tangannya didepan wajah Hanif.

"Iya. Tadi gua mau ngu.. Ngucapin selamat. Kan lu menang olimpiade lagi. Hehe.. Selamat ya" ucap Hanif rada gugup.

"Ohh.. Iya iya. Makasih ya. Kalau ngga salah, kamu Hanif yang bisa ngeliat hantu itukan?"

"Hah?? Oh iya iya." Hanif menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal

Tiba tiba Cantika menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Hanif.
"Ayo kita berteman"ucapnya.

Dengan cepat Hanif menyambut jabatan tangan Cantika dengan wajah semringah.
"Okay"balas Hanif.

Hani terlihat tersenyum melihat pemandangan didepannya ini.
Akhirnya Hanif berhasil dekat dengan orang yang ia sukai sejak lama.

Hanif melirik kearah Hani dan kemudian menyunggingkan senyum senangnya.
Ia tidak menyangka, ternyata Hani berguna juga.









..










Malam harinya.
Hani duduk diatas lemari Hanif seraya mengayun ayunkan kakinya.
Sedangkan Hanif hanya memainkan ponselnya sambil berbaring diatas ranjang kesayangannya itu.

"Thanks ya Han. Gara gara lu, gua bisa dapetin nomor Cantik"
Terlihat sedari tadi Hanif selalu memasang senyum lebarnya.

Bahkan sedari tadi Hanif dan Cantika saling bertukar pesan.

"Hanif. Aku lapar" ujar Hani yang tiba tiba sudah berada disisi ranjang Hanif.

"Lu bisa ngga, jangan muncul atau berpindah sesuka hati lu? Gua kagetan soalnya" protes Hanif, kemudian memposisikan dirinya untuk duduk dan bersandar diranjangnya.

"Aku lapar" Hani memasang wajah melasnya.

"Emang hantu perlu makan??"tanya Hanif penasaran.

"Hmm" Hani menganggukan kepalanya.

Hanif memasang wajah datarnya dan juga memutar bolamatanya malas.
Hantu ini merepotkan juga ternyata.

Akhirnya Hanif bangkit dari ranjangnya dan menuju dapur untuk membuatkan sesuatu.

Hani terlihat begitu senang, karena akhirnya ia bisa menyantap makanan lagi.

Sesampainya didapur, Hanif hanya membuatkan makanan seadanya saja dikulkas.

Karena semua masakan Mamanya sudah ludes oleh Papanya.
Papanya Hanif kalau makan memang banyak banget.

Hanif mengeluarkan sosis, naged dan 2 butir telur.
Kemudian ia memotong motong sosis itu. Dan bersiap untuk menggorengnya.
"Ngapain lu disitu?? Bukannya kemaren gua uda nyuruh lu buat pindah ke rel??" ujar Hanif.

Kali ini ia berbicara dengan Hantu yang tidak terlalu menyeramkan.

"Seharian disana, gua jadi budeg tau. Keretanya kalo lewat ngga ngidupin klakson. Kalo belok ngga ngidupin sen" balas Hantu itu.

"Ya itu bukan urusan gua. Sono dah pergi, gua mau masak" balas Hanif, lalu seketika Hantu itu pergi menghilang begitu saja.

Sementara itu sedari tadi Hani hanya bersembunyi disamping kulkas karena merasa takut pada Hantu tersebut.

"Huftt.. Lu harus terbiasa sama Hantu Hantu kayak gitu. Lu ngga boleh takut. Karena diluar sana masih ada yang lebih serem lagi" ucap Hanif

Walaupun Hani itu Hantu. Tapi ya tetap saja ia juga takut sama Hantu.
Bahkan sedari tadi ia tidak berani menatap secara langsung kearah Hantu tersebut.






















Mau donk dimasakin sama mas Hanip :)
Pasti enak :)))

Beruntung syekaleh kau wahai hantu :v

Hanif Sjahbandi Lovers 💕💕💕

Lopyu tiga rebu.

✅My Eyes - Hanif SjahbandiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang