16

453 55 40
                                    

Dajia Hao!!

Thanks buat yang uda vote.











A
R
I
G
A
T
O
U

Minasan!

Saya berusaha jadi penulis yang baik, agar pembacanya juga baik.




































Hanif, Nadeo dan juga teman mereka yang tak kasat mata Rendy.
Sedang duduk didepan api unggun.
Sebenarnya ada dua kelompok lainnya yang mendapat bagian untuk berjaga, tetapi berhubung Nadeo bukanlah type orang yang muda bergaul, ya.. Jadinya mereka memilih untuk tidak bergabung dengan dua kelompok itu.

"Aduh.. Please deh! Kenapa kalian melibatkan gua yang notabenya sebagai hantu ini???" ucap Rendy kesal.

"Seharusnya lu fokus ke gebetan lu aja" ucap Nadeo pada Hanif.

"Nah! Iya bener tu!" tambah Rendy.

"Gua sendiri aja sekarang bingung sama perasaan gua" gumam Hanif

Walaupun itu hanyalah sebatas gumaman, namun Nadeo bisa mendengarnya dengan jelas. Itu karena jarak mereka sangatlah dekat.

"Gini deh. Lu suka kan sama Hani?" tanya Rendy to the point.

"Tch.. Yang bener aja! Yakali gua suka sama dia. Diakan hantu" balas Hanif

Dan ntah sejak kapan Hani berdiri dihadapan mereka.
Hani juga mendengarkan apa yang dikatakan oleh Hanif barusan.

Benar, Hani meyakinkan dirinya sendiri agar tidak terlalu berharap atau menaruh perasaan pada manusia. Karena.. Lihatlah. Hani merasa patah hati sekarang.

"Lu sejak kapan disitu?" tanya Nadeo yang menyadari kehadiran Hani.

"Aku takut." balas Hani.

Seketika raut wajah Hanif berubah ketika menyadari kehadiran Hani. Pasti Hani mendengar ucapannya barusan itu.

"Nadeo, aku takut. Mereka menggangguku" ucap Hani.

Hanif merasa hatinya bergejolak tatkala Hani mengadu rasa ketakutannya kepada Nadeo, bukanlah padanya.

Nadeo bangkit dari posisinya dan menghampiri Hani, kemudian ia menggenggam tangannya.

Berkat perlakuan Nadeo itu, seketika Hani merasa terkejut dan menatap mata Nadeo. Mata mereka bertemu.
Nadeo tersenyum simpul pada Hani.
"Ayo" ucapnya.

Mereka kembali berjalan menuju tenda. Sementara Hanif benar benar terlihat kesal melihat pemandangan didepannya itu.

"Gua tau lu bohong, lu suka kan sama dia? Tapi hati lu harus siap siap terluka. Karena pada dasarnya, dunia kita berbeda" jelas Rendy

Terlihat Hanif terus berfokus pada tenda Nadeo yang tepat berada didepan matanya disana.
"Iya lu benar, gua suka dia. Terus gua harus gimana? " tanyanya

Lihatlah!
Bahkan terang terangan Hanif mengakui perasaan yang ia miliki untuk hantu itu.

"Saran gua, lu harus tetap fokus sama cewe yang lu suka sejak lama itu. Cantika" ujar Rendy.

"Awalnya gua juga ngerasa perasaan gua ke Cantik itu cinta. Tapi setelah gua berada didekat dia, gua nepis semua itu. Perasaan gua ke Cantik cuma sebatas rasa kagum" jelas Hanif.

"Tapi untuk lu nyimpen perasaan ke Hani itu uda jelas salah. Kita uda beda dunia, lu harus megang prinsip itu" ucap Rendy

Hanif menghembuskan nafasnya kasar.
Mengapa bisa terasa serumit ini??
Hanif mungkin bisa mengerjakan soal tersulit di Matematika, tapi tidak dengan permasalahan ini.
Hani adalah pengecualian baginya.










..












Nadeo terlihat sudah memejamkan matanya disamping Hani.
Mereka kembali tidur dengan tas pembatas seperti sebelumnya.

Namun sesungguhnya, Hani tidaklah sepenuhnya tidur.
Kata kata yang Hanif ucapkan tadi terus saja terngiang di ingatannya.

"Aku berharap dikehidupanku yang selanjutnya, aku dapat melihatnya lagi" batin Hani.

Hani.. Ia juga memiliki perasaan yang serupa dengan Hanif.
Terdengar tidak lazim memang, tapi itulah kenyataannya.

Hani kembali membuka matanya dan menatap kearah Nadeo yang sudah tertidur pulas.
"Dan dikehidupan selanjutnya, aku juga ingin berteman dengannya. Karena ia sebenarnya adalah orang yang baik"

Ternyata lebih nyaman seperti ini. Berbicara didalam hati tanpa ada seorangpun yang tahu, demikian pikir Hani.






















Cemburu Nip??
AA cemburu iya??
😂😂

Hanif Sjahbandi Lovers 💕💕

✅My Eyes - Hanif SjahbandiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang