Arla membulatkan mata saat melihat Bella yang makan dengan lahap, Jeslyn hanya geleng-geleng kepala dengan cara makan Bella yang terbilang cepat sementara Livy hanya memutar bola matanya.
"Lo gak dikasih makan ya dirumah Gavin?" tanya Arla.
"Tau nih dah kaya orang gak makan berminggu-minggu." ucap Jeslyn.
"Orang gak makan berminggu-minggu tuh udah mati." timpal Livy santai.
"Dikasih makan sih cuma gak banyak," jawab Bella sambil menyuapkan mie ayam kedalam mulutnya.
"Tega banget sih Gavin sama istri sendiri. Apa yang Gavin lakuin ke Bella itu jahat." cerca Arla sambil mengaduk jusnya.
Bella hanya mengangkat bahunya acuh saat ini dia tidak ingin membahas laki-laki itu. Bella hanya ingin tenang sejenak malas untuk memikirkan masalahnya yang ada nanti dia emosi dan mood makannya hilang.
.
.
.Kring kring kring....
Bel masuk berbunyi namun Gavin tidak ada niatan untuk masuk ke kelas saat ini cowok itu hanya ingin menenangkan dirinya karena kajadian tadi pagi di depan koridor sekolah, menyesal? Pasti apalagi dengan Bella dia merasa bersalah dengan gadis itu tapi Gavin juga tidak bisa menyalahlan Amber sepenuhnya jujur sampai saat ini pun seluruh ruang di hati Gavin hanya ada Amber, Amber dan Amber.
"Agrhhh pusing gue, sekarang gue harus gimana?" tanyanya pada diri sendiri.
Tiba-tiba ponselnya bergetar ada pesan masuk dari Raka.
Lo dimana vin? Guru biologi udah masuk nih.
Rooftof.
Ngapain? Bolos? Kalo iya gue sama yang lain otw sono tunggu.
Gavin tertawa sekilas membaca pesan terakhir dari raka teman-temannya kalau soal bolos nomor satu, ya walaupun saat ini Gavin hanya ingin sendiri tapi dia butuh ketiga temannya untuk meminta solusi.
Tak lama trio itupun datang dengan langkah yang terburu-buru sambil tertawa bahagia.
"Woi bro tumbenan lo bolos lagi? Tapi gapapa gue males banget dah kalo harus belajar biologi pusing." ucap Edgar yang langsung merangkul bahu Gavin.
"Bisa aja lu onta! gue lagi males ke kelas dari pada gue tidur di kelas terus di hukum mending gue ke sini." jawab Gavin sambil tertawa hambar agar teman-temannya tidak tahu apa yang sedang ia rasakan.
"Lo ada masalah?" tanya Farrel, Gavin merutuki dirinya sendiri dia lupa bahwa Farrel adalah cowok yang pekaan, ya mungkin Raka dan Edgar bisa ia tipu namun tidak dengan Farrel cowok itu terlalu susah untuk di tipu.
"Nggak." jawab Gavin sambil memalingkan wajahnya.
"Kalo mau bohong jangan sama gue, lo salah orang." ucap Farrel.
Percuma gue bohong sama nih bocah ujung-ujungnya gue juga yang gak bisa jawab, cerita aja kali ya - batin Gavin.
"Lo berdua kenapa dah? Kayanya melow banget gitu suasananya." ujar Raka.
"Anak bandot tau apa soal begini." cibir Edgar.
"Lo berdua bisa diem gak!" bentak Farrel sontak Edgar dan Raka langsung diam sedangkan Gavin yang melihat ekspresi keduanya hanya menahan tawa.
"Cerita Vin." titah Farrel, Gavin hanya mengangguk lalu dia menatap kearah langit.
"Tadi gue bentak Bella di koridor-" belum sempat Gavin menyelesaikan ucapannya tapi sudah terpotong oleh Edgar.
"Hah? Parah-parah lo." ucapnya sambil menggelengkan kepala.
"Sekali lagi lo berdua ngomong gue potong ginjalnya."
"Oke-oke kita diem." ucap Edgar dan Raka lalu kembali diam untuk mendengarkan cerita Gavin.
"Awalnya kita gak ada masalah apa-apa tapi pas jalan depan koridor kita papasan dengan Amber singkat cerita mereka berdua berantem dan Bella hampir nampar Amber di situ gue gak sadar dan langsung bentak Bella setelahnya gue pergi ninggalin mereka berdua." tutur Gavin.
"Lo masih cinta sama Amber?" tanya Farrel.
"Masih. Bahkan sepenuhnya hati gue masih stay di Amber. Gue udah berusaha buat mencintai Bella tapi selalu gak bisa."
"Gue ngerti ngilangin perasaan sama seseorang yang kita cintai itu emang susah apalagi lo sama Amber jalin hubungan hampir 2 tahun dan putus karena kecerobohan lo sendiri jadi lo harus terima konsekuensinya."
"Iya gue tau, tapi gue sekarang harus gimana? Gue bingung Rel." ucap lirih Gavin, dia benar-benar bingung.
"Kalo saran gue, lo temuin Bella dan minta maaf sama dia mau gimana pun dia itu sekarang istri lo sedangkan Amber dia cuma mantan kekasih lo yang belum bisa lo lupain. Kalo lo gak mau nyesel ikutin saran gue percaya sama gue." ujar Farrel.
Gavin hanya mengangguk.
.
.
.Bel pulang sekolah berbunyi bergegas Gavin pergi ke kelas Bella untuk meminta maaf pada cewek itu, namun percuma saat Gavin memasuki kelas itu Bella tidak ada hanya ada ketiga temannya saja.
"Bella mana?" tanya Gavin pada Jeslyn.
"Tadi si dia bilang mau ke rumah orang tuanya." jelas Jeslyn jujur.
Tanpa sepatah katapun Gavin berlari dan bergegas langsung menyusul Bella ke rumah orang tuanya. Raka dan Edgar yang memanggil Gavin pun tidak di hiraukan sama sekali.
Selang 15 menit Gavin sampai di depan rumah orang tuanya Bella, di ketuk pintu rumahnya dan benar saja saat pintu di buka oleh pembantu Bella ada Bella yang sedang menangis di pelukan Mamanya.
"Bell?" panggilan Gavin membuat Bella dan Tiva menoleh pada pria itu yang berdiri tak jauh dari mereka.
"Ma," rengek Bella pada Tiva. "Bell gak mau ikut Gavin," lanjutnya.
"Bella gak boleh ngomong gitu dia itu suami kamu loh," ucap Tiva pada Bella yang masih menangis.
"Tapi Bell gak mau." Bella bersikekeuh.
"Gavin ini Bella nya bawa pulang," titah Tiva membuat Bella membulatkan matanya.
Sementara Gavin menarik pelan Bella dan membawanya kemobil.
"Bell gue minta maaf." kata Gavin pada Bella yang duduk disamping kemudi.
Tak ada jawaban dari Bella gadis itu hanya menatap keluar jendela tak memperdulikan permintaan Gavin.
Gavin menghela napasnya lalu menepikan mobilnya membuat Bella menoleh pada Gavin.
"Gue minta maaf Bell," mendengar itu air mata Bella turun dengan sendirinya gadis itu menangis dengan bertatap muka pada Gavin.
Lalu Gavin menghapus air mata Bella dan memeluk gadis itu dengan erat entah apa yang ada dipikiran Bella, dia membalas pelukan Gavin tak kalah erat.
Bella menagis dipelukan Gavin membuat baju pria itu sedikit basah tapi tak masalah bagi Gavin. Gavin terus mengelus rambut panjang Bella membuat Bella tak mau beranjak sedikitpun satu hal yang Bella rasakan saat ini adalah nyaman.
.
.
.Haii update nih.
Ada kah yang menunggu cerita ini?
Gimana sama part ini? Suka?Jangan lupa tinggalkan jejak kalian.
Salam,
FnndlaSee you❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Married In Seventeen [Finish]
Teen FictionKejadian di suatu malam membuat Bella harus mengorbankan masa depan nya. kejadian pada malam itu membuat Gavin benci pada dirinya sendiri. Apa yang harus Gavin lakukan untuk menebus kesalahan nya pada Bella? Dan apa yang harus Bella katakan pada k...