40. Kepulangan

4.8K 207 69
                                    

Jeslyn mendengus sebal saat Arla terus saja merapalkan doa, dan kata maaf dari bibirnya tanpa suara. Emang bener kata Bella, keduanya sama saja. Saat seperti ini mereka baru memikirkan Bella.

Sebenarnya, Arla sudah di depak dari pertemanan mereka. Tapi gadis itu kukuh ingin ikut mencari Bella, walau sudah di lontarkan kata pedas oleh Jeslyn dan Livy.

Pagi ini, mereka memang kembali mencari Bella, bahkan ketiganya bolos kuliah. Bisa saja mereka juga kuliah dulu, tapi pikiran yang tidak tenang. Jadi percuma saja.

"Kemana lagi nih."

"Lo foto plat polisi taksi kan?" tanya Livy lugas.

Jeslyn mengangguk matap. "Iya, tapi kan gue gak tau sekarang taksi nya dimana?"

"Tanya polisi aja Jes,"

Jeslyn berdecak. "Bella minta buat gak usah bawa-bawa polisi." katanya ketus.

"Lo segitu bencinya ya Jes sama gue?" tanya Arla.

"Lo pikir aja sendiri,"

Livy menatap keduanya bergantian. "Gak usah ribut," ketus Livy. "Gak usah ke polisi kita datangin aja tempat taksinya." sambungnya.

Arla menatap Jeslyn Dan Livy bergantian. "Kalian kepikiran gak sih, kalo Bella bisa aja nginep di hotel," sontak keduanya menoleh pada Arla.
.
.
.

Gavin dan beberapa orang suruhan papanya, terus mencari keberadaan Bella. Penampilan Gavin jauh dari kata baik, rambut yang acak-acakan dan pakaian yang penuh keringat.

Kalau saja ponsel Bella aktif, pasti dirinya dengan mudah melacak keberadaan Bella.

Ceramah dan kata makian dari Arsen dan Satria, ia abaikan. Yang terpenting sekarang dia bisa menemukan Bella, dan membawa istrinya itu pulang.

"Gimana udah ketemu?"

"Belum,"

Gavin memejamkan matanya. "Kamu dimana sayang?" ucapnya bergumam.

Perkerjaan kantor bahkan diabaikan oleh Gavin, pria itu selama beberapa hari. Tidak menginjakkan kakinya di kantor, saking sibuknya mencari Bella.

Gavin mengambil ponselnya yang bergetar, ada panggilan dari Arsen.

"Halo Pa,"

"..."

"Belum,"

"..."

"Mending sekarang gak usah bahas itu Pa."

Gavin mendengus sebal, telponnya dia matikan sepihak. Malas mendengar omelan dari papanya.

Dirinya kembali masuk kedalam mobil, mencoba mencari Bella di tempat yang mungkin saja Bella datangi. Ia mengumpat kesal saat ada mobil yang menyalip.

Saat di lampu merah, Gavin merogoh ponselnya di saku celana. Pria itu menyirit kala panggilan masuk dari Arla.

"Kenapa?"

"Gue minta maaf Vin, gue gak tau kalo semuanya bakal kaya gini."

"Bukan salah lo, ini salah gue. Harusnya gue yang minta maaf,"

Arla menggeleng di tempatnya. "Nggak, kalo aja waktu itu gue nolak. Bella gak akan pergi kaya gini."

"Ck. Berhenti salahin diri lo La,"

"Sekali lagi gue minta maaf, oh iya, Jeslyn marah sama gue."

Gavin menyirit. "Marah kenapa?"

"Soal ini, dari kemarin kayanya dia muak liat muka gue."

"Udah La, gak usah di denger. Biarin aja, Jeslyn emang gitu kan, btw lo sama cowok lo gimna?

Married In Seventeen [Finish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang