Sore ini sidang pertama baru saja selesai, semua keluarga sedang berkumpul di salah satu restoran, atas permintaan Gavin. Awalnya beberapa orang menolak, lantaran harus kembali bekerja.
Tapi pria itu memohon sekaligus memaksa. Jadilah mereka, berkumpul sekarang. Zelle nampak tenang dalam gendongan Bella, yang duduk tak jauh dari Gavin. Gavin pun terus memperhatikan Bella dari tempatnya duduk.
"Cepet Vin, gue ada janji nih." omel Sherly pada Gavin yang hanya melamun.
Gavin membuang napasnya kasar. "Jadi gini ... Gavin mau minta maaf atas semua salah Gavin, terutama untuk Bella dan Zelle." Bella menoleh pada Gavin.
"Maaf, udah sering buat kamu kecewa. Maaf aku gak bisa jadi suami yang baik, suami yang kamu impikan." Gavin menunduk. "Aku nyesel Bel, nyesel banget. Untuk Mama Tiva sama Papa satria juga, maaf Gavin gagal jadi suami,"
Semua orang menatap Gavin iba, tapi tidak dengan Bella. Kerena memang seharusnya seperti itu, lagi pun, ini ulah Gavin. Jadi lelaki itu harus menanggung apa yang telah diperbuatnya.
Bella berjalan ke arah Gavin, membuat yang lain menoleh pada Bella. Bella memberikan Zelle pada Gavin, pria itu tidak menolak. Lalu Bella duduk di sebelah Gavin.
"Lo emang salah, tapi gue udah maafin kok." senyum Gavin merekah, seolah ada kesempatan. "Tapi bukan berarti kita balik lagi." sambung Bella.
Sontak senyum Gavin memudar.
Sherly tertawa melihat itu, Zeline menatap Sherly tajam. Seolah mengisyaratkan untuk diam.
Gavin menoleh pada Bella. "Apa setelah ini, aku boleh ketemu sama kamu dan Zelle?"
Bella mengangguk. "Boleh,"
Secercah senyum kembali, walau pun tidak kembali bersama. Setidak nya dia masih bisa bertemu dengan wanita yang sudah beberapa bulan ini dicintanya.
"Makasih,"
"Cuma itu doang kan Vin? Gue sibuk nih!" sungut Sherly.
Gavin bedecak. "Balik sono lo."
Sherly beranjak dari duduknya. "Dasar adek gak berprikemanusiaan!" cewek itu berjalan keluar restoran.
"Papa sama Mama juga masih ada urusan. Jadi kita gak bisa lama,"
"Kita duluan ya," Zeline pamit pada Tiva. Ternyata Tiva dan Satria juga pamit, lantaran harus pergi ke Bogor.
Setelahnya Arsen dan Zeline pergi. Diikuti Tiva dan Satria.
Gavin memandang kakak keduanya yang masih fokus pada ponselnya.
"Lo gak balik kak?" Adena menoleh.
Cewek itu menatap sekeliling. "Lah. Pada kemana nih?"
Bella terkikik pelan, sementara Gavin berdecak. "Udah pada balik. Lagian sibuk amat si!"
Adena beranjak dari duduknya. "Dah ya, gue balik. Cowok gue ngajak dinner,"
Kini hanya tinggal Gavin, Bella dan Zelle. Tak ada yang bersuara. Mereka masih asyik berdiam diri.
"Kamu pulang sama aku ya," Bella hanya mengangguk. "Mau jalan dulu gak?"
"Nggak, langsung balik aja."
Gavin membuang napasnya pelan. "Ya udah yuk, Zelle biar aku yang gendong." mereka berjalan keluar restoran.
Saat berjalan menuju parkiran, fokus Bella hanya pada ponselnya. Dia mengabaikan Gavin yang berbicara.
Bella mengambil alih Zelle dari tangan Gavin.
Billy
Coba tebak, kucing kalo turun
Dari pohon apanya dulu? Kaki atau tangan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Married In Seventeen [Finish]
Ficção AdolescenteKejadian di suatu malam membuat Bella harus mengorbankan masa depan nya. kejadian pada malam itu membuat Gavin benci pada dirinya sendiri. Apa yang harus Gavin lakukan untuk menebus kesalahan nya pada Bella? Dan apa yang harus Bella katakan pada k...