14. Bella sakit

6.5K 186 2
                                    

"Bella mana sih? Kok gak dateng-dateng?" Arla berdecak sebal.

"Tau nih padahal lima menit lagi bel." Jeslyn ikut berdecak.

"Vy?" Merasa dipanggil Livy mendongak menatap Arla. "Udah di-chat?" tanya Arla.

"Udah," jawab Livy sambil mengangguk.

Jeslyn duduk disebelah Livy tepatnya tempat duduk Bella. "Apa katanya?" tanya Jeslyn penasaran.

"Gak tau."

Arla dan Jeslyn tau bila Livy berkata seperti itu artinya tidak ada balasan dari Bella. Membuat keduanya menghela napas.

Tak lama bel masuk berbunyi nyaring membuat beberapa siswa masuk kedalam kelas masing-masing.

"Nanti istirahat kita ke kelas Gavin aja," usul Jeslyn yang diangguki oleh Arla dan Livy.
.
.
.

"Ada Gavin?" tanya Arla pada Zidan yang keluar dari kelas selaku teman sekelas Gavin.

Pria itu diam sejenak lalu berucap. "Gak ada." katanya lalu melenggang pergi.

Ketiganya menyirit. Kemana Bella dan Gavin?

"Kita kerumahnya aja," usul Jeslyn membuat Livy dan Arla menoleh padanya.

"Ini masih jam sekolah Jes, mana boleh keluar." ujar Arla.

"Iya juga ya," Jeslyn nampak berpikir.

"Izin." singkat, padat, dan jelas. Ucapan Livy membuat mereka langsung berjalan cepat ke ruang BK.

Tak lama mereka sudah sampai diruang BK. Arla dan Jeslyn mengetuk pintu, setelah diperbolehkan masuk mereka membuka pintu dan langsung duduk berhadapan dengan wanita yang selaku sebagai guru BK.

"Ada apa?" tanya wanita itu bernama Heni.

"Begini bu, kita mau izin. Ada urusan dadakan." kata Arla.

"Kalian kan tau ini masih jam sekolah. Masa mau keluar." Heni, mulai sewot.

"Bu, ini penting dan gak bisa ditunda. Kita cuma 2jam kok," ujar Jeslyn.

"Gak bisa."

Arla dan Jeslyn menghembuskan napas nya kasar. Lalu suara decit pintu membuat ketiga nya menoleh kearah pintu dan mendapati Livy, dengan menaikan sebelah alisnya.

"Bisa kita izin bu?" tanya Livy datar.

Guru itu diam melihat Livy dengan tatapan tak dapat diartikan, lalu mengangguk. "Iya, bisa." katanya gelagapan.

Entah kenapa dengan guru bernama Heni itu, setiap melihat Livy dia akan gelagapan seperti orang yang ketakutan. Mungkin wajah Livy yang terlewat datar.

Setelah itu Heni memberiakan secarik kertas pada Jeslyn sebagi tanda bahwa mereka bertiga, diperbolehkan untuk izin.

Jeslyn menerimanya lalu mengucapkan terima kasih dan pergi keluar.

"Kalo Livy yang bilang aja dibolehin." umpat Arla didepan pintu ruang BK.
.
.
.

"Bella nya ada Bi?" tanya Jeslyn saat pintu rumah Gavin dibuka kan oleh seorang pembantu.

"Ada, cuma lagi sakit." jawab nya. "Mari masuk," sambungnya mempersilahkan Jeslyn, Arla dan Livy masuk kedalam.

"Duduk dulu, biar Bibi panggil den Gavin nya." ujarnya setelah sampai pada ruang tamu. Setelah itu wanita paruh baya itu naik ke lantai atas.

"Kok Bella sakit gak bilang sih?" tanya Jeslyn. "Udah mana HP nya gak aktif. Kan bikin khawatir aja." sambungnya.

"Ribet lo."

Married In Seventeen [Finish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang