31. Nama

5.6K 196 0
                                    

Sekarang ini Bella sudah keluar dari rumah sakit, mereka tidak kembali ke apartemen melaikan ke rumah Zeline. Saat Gavin mengabarkan pada Zeline jika Bella sudah boleh pulang, Zeline melarang mereka untuk pulang ke apart dan menyuruhnya untuk pulang ke rumahnya.

"Halo ponakan aunty," Adena menyapa bayi yang sedang tertidur.

Gavin berdecak ditempatnya duduk. "Kalo masuk kamar orang ketuk pintu dong. Jangan nyelonong aja,"

Adena melirik Gavin sekilas lalu kembali menatap bayi. "Nanti kalau kamu udah gede, jangan deketin bapak kamu itu. Galak." ucap Adena.

"Gak usah ngehasut deh Kak," kata Gavin.

Bella terkekeh ditempatnya.

"Gue manggil anak lo apa ya?" tanya Adena seraya melirik Gavin.

Sebentar Gavin mengalihkan padangan nya dari ponsel ke arah kakaknya, seperti nampak bingung dengan apa yang dikatakan Adena.

"Btw, emang nama nya siapa sih? Kok gua kepo amat ya?" tanya Adena. "Siapa sih nama nya Bel?" kali ini Adena melirik Bella.

"Gavin bilang kasih taunya nanti, kalau lagi pada ngumpul." jawab Bella.

Adena diam sesaat, "gue kumpulin aja orang nya." ucapnya lalu melengang keluar kamar.

Bella melirik Gavin, begitu juga sebaliknya, lalu kedua nya tertawa. Merasa terhibur dengan sikap Adena yang seperti anak kecil.

"Kapan mulai sekolah lagi Vin?" tanya Bella pada Gavin.

"Gak tau, lagian juga kan udah beres semua. Palingan masuk pengumuman doang," jawab Gavin yang diangguki Bella.

Tak lama Adena kembali masuk ke dalam kamar Gavin dan Bella. "Udah kumpul tuh, cepet. Gak tau apa? Gue kepo baget." ucapnya.

Gavin menghela napasnya, lalu beranjak duduk. Begitu juga dengan Bella yang beranjak duduk sambil menggendong anaknya. Gavin mengusap pundak Bella. Seolah mengisyaratkan untuk banyak bersabar.

Benar apa yang dikatakan oleh Adena. Sekarang diruang keluarga, orang-orang sudah berkumpul. Bella menahan tawanya begitu juga Gavin.

Gavin membantu Bella untuk duduk. Sementara diririnya duduk disofa sebelahnya.

"Jadi?" semuanya menoleh pada Sherly.

"Jadi namanya tuh, Grizelle Princess Arsetya. Panggilannya Zelle," jawab Gavin menatap semuanya.

"Wah, namanya bagus sekali." ucap Zeline dengan binar mata bahagia.

"Iya, pikiran yang cerdas," timpal Arsen.

Sherly tertawa ditempatnya duduk, sontak semuanya menoleh. "Kenapa lo?" tanya Adena.

"Pikiran gue jauh juga, gue pikir namanya biasa aja. Eh, taunya luar binasa," katanya dramatis.

"Luar biasa, bukan binasa." Adena membenarkan ucapan kakaknya.

"Suka-suka gue lah, mulut-mulut gue. Ngapa lo yang sibuk?" sergah Sherly.

"Siki-siki giwi lih, milit-milit giwi. Ngipi li ying sibik?" Adena meniruka suara Sherly dengan dibuat-buat.

Membuat Sherly naik pitam, langsung saja Sherly melempar bantal sofa yang ada dipangkuannya. Adena melempar kembali bantal itu, namun meleset, malah terkena Grizelle yang sedang tertidur.

Sesaat bayi itu terkejut dan langsung menangis. Membuat Bella berdiri untuk menimangnya.

"Adena!" Adena melirik Arsen.

"Bisa diem gak sih? Liat tuh, kena anak gue kan." omel Gavin.

Sherly menertawakan Adena, "mampus lo,"

Married In Seventeen [Finish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang