"Go for someone who is not only proud to have you, but will also take every risk just to be with you"
-
"Rumah nya besar sekali." gumam Cherryl saat memasuki rumah yang akan menjadi tempat tinggalnya mulai dari detik ini, bersama dengan suami nya. Leonard.
Pernikahan mereka masih baru, masih bisa di hitung dengan jari. Beberapa hari sebelumnya Cherryl dan Leonard tinggal sementara di rumah orangtua Cherryl dan sekarang mereka sudah bisa menempati rumah baru mereka.
Cherryl masih berkeliling melihat rumah yang isi nya sudah tertata rapih, mereka hanya perlu merapihkan pakaian mereka ke lemari saja. Semuanya sudah siap, sudah sangat siap untuk di tempati.
Bahkan saat Cherryl membuka lemari es, lemari es tersebut tidak kosong. Sudah di penuhi oleh kebutuhan mereka, bahkan ada persediaan makanan kecil.
Cherryl merasa terharu, lantaran Leonard benar benar melakukan sesuai dengan perkataan nya.
Leonard sebelumnya mengatakan bahwa akan menyiapkan semuanya sehingga Cherryl tidak perlu pusing pusing memikirkannya lagi, atau bahkan kerepotan mengatur dan membeli barang untuk ke perlukan mereka.
Cherryl kembali melangkah keluar rumah, ia belum begitu memperhatikan pekarangan rumah karna terburu buru masuk membawa koper sebelumnya. Sekarang Cherryl baru menyadari bahwa pekarangannya cukup besar.
Perhatian Cherryl teralihkan pada sebuah paviliun, entah lah itu bisa di sebut paviliun atau rumah lain yang ukuran nya lebih kecil dari rumah inti.
Cherryl penasaran, kira kira tempat seperti ini akan mereka gunakan sebagai apa. Cherryl hendak membuka pintu untuk masuk melihat ke dalam namun langkah nya langsung di hentikan oleh Leonard.
Leonard mencengkram pergelangan tangan Cherryl erat sekali, membuat Cherryl mengernyitkan alisnya bertanya tanya. "Ada apa Leon?"
"Jangan masuk ke tempat ini."
"Kenapa? Aku hanya penasaran, mungkin kita bisa menjadikan nya tem-"
"Tidak, kita tidak akan menggunakan ruangan ini." jawab Leonard sembari menarik Cherryl, berusaha menjauhkan Cherryl dari tempat itu.
Cherryl masih tidak paham, "Kenapa?"
Pertanyaan Cherryl tidak mendapatkan jawaban dari Leonard, sebenarnya Cherryl ingin bertanya lebih jauh lagi namun ia menghentikan niat nya setelah ia melihat wajah Leonard.
Cherryl tahu ada yang Leonard sembunyikan tapi Cherryl memilih untuk diam, mungkin nanti Leonard akan cerita sendiri, hanya saja bukan sekarang.
Sementara Cherryl dan Leonard masuk ke dalam rumah, di dalam paviliun tersebut muncul sebuah mata yang mengintip. Mengintip bagaimana Cherryl di bawa masuk oleh Leonard ke dalam rumah.
Tak lama mata tersebut menghilang di balik tirai yang menutup.
***
"Kau sudah menyusun semua pakaiannya, bukan kah aku sudah bilang kalau aku yang akan menyusun nya." Cherryl komplain kepada Leonard, pasalnya saat ia membuka lemari seluruh pakaiannya dan pakaian Leonard sudah tersusun rapih di lemari.
"Tidak ada bedanya bukan bila kau yang menyusun ataupun aku, sama saja. Kemari lah." Leonard menepuk nepuk sofa di sebelah nya, meminta Cherryl untuk duduk di sebelahnya. Dan saat Cherryl duduk Leonard merebahkan kepala nya tepat di atas pangkuan Cherryl.
Cherryl tersenyum melihat tingkah Leonard, memang begini lah Leonard. Manja dan agak cerewet.
Cherryl mengusap puncak kepala suaminya itu sembari mendengarkan celotehan Leonard mengenai betapa laki laki itu merasa bersalah saat mereka harus menumpang di rumah orangtua Cherryl selama beberapa hari karna persiapan rumah mereka sebelumnya.
Cherryl hanya menanggapi dengan dehaman saja. Ia mulai menguap merasa mengantuk. Tak lama Cherryl jatuh kedalam dunia mimpi nya, terlelap pulas.
***
"Leon?"
Cherryl mengerjai ngerjapkan matanya, ia terbangun dari tidurnya karna merasa tiba tiba tubuh nya diangkat.
Sepertinya Cherryl ketiduran cukup lama, Leonard membaringkan Cherryl di ranjang.
Cherryl mendesah merasakan empuknya kasur ranjang yang mengenai kulitnya. Rasanya Cherryl ingin kembali melanjutkan tidur nya.
Namun tiba tiba saja Leonard menindih Cherryl, mencoba untuk melepas pakaian Cherryl.
Cherryl tertawa dengan tindakan Leonard itu, ia berpikir nafsu Leonard pasti masih menggebu gebu karna pernikahan mereka yang masih panas panasnya. Apalagi sekarang mereka sudah di rumah sendiri, tidak seperti malam malam sebelumnya di rumah orangtua Cherryl sehingga mereka harus berhati hati.
Cherryl hanya membiarkan Leonard, sama seperti malam malam sebelumnya. Cherryl membiarkan Leonard mengambil kendali dan memperlakukan dengan lembut, menggapai kenikmatan mereka bersama sama.
Namun malam ini entah mengapa terasa berbeda, tidak seperti sebelumnya. Setelah Leonard membuka pakaian Cherryl, Leonard justru terlihat seperti orang bingung. Seolah olah ini pertama kali ia melakukannya, bahkan sentuhan Leonard terasa berbeda.
"Leon?" Cherryl buka suara, menatap mata Leonard yang menggelap karena birahi nya. Tapi sebagaimana pun Cherryl menyebut nama Leonard, Leonard tidak menjawab apa apa.
Tidak bersuara sedikitpun. Hanya deru nafasnya saja yang terdengar.
Tidak seperti malam malam sebelumnya Leon tidak mengucapkan kalimat manis, Leon seolah hanya fokus menggapai kenikmatannya sendiri. Bahkan Cherryl mengernyitkan alisnya merasakan sakit karena gerakan Leon yang tergesa gesa.
Bahkan saat mereka selesai, Leon pun tidak membisikkan kata cinta di telinga Cherryl seperti biasanya. Leon langsung berbaring di samping Cherryl, memeluk Cherryl dan jatuh tertidur begitu saja karena kelelahan.
Rasanya seperti Cherryl habis bercinta dengan orang lain, Leon benar benar terasa berbeda. Namun Cherryl mengabaikan hal tersebut, mungkin ini adalah sisi lain Leon yang belum Leon tunjukkan, setiap manusia punya sisi liar masing masing bukan?
Cherryl berbalik dan membalas pelukan Leon, mengikuti Leon yang tenggelam dalam mimpi nya.
Satu hal yang Cherryl lewatkan, bahwa perasaan nya benar. Bukan hanya Leon yang terasa berbeda melainkan laki laki yang sekarang tengah memeluknya itu memang benar benar bukan lah suami nya.
TBC
Banyak yang di cut di bagian ini karena takut readersnya di bawah umur 😂
Besok up lagi kalau sempat ya. Vote dan komen nya say 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Theirs [END]
RomanceCherryl Orlando, menikah dengan kekasih yang di cintai nya dan hidup bahagia. Tapi satu hal yang Cherryl sadari namun ia abaikan, bahwa suami nya memiliki saudara kembar dan mereka selalu bertukar peran sebagai suami Cherryl. Karena bagi mereka, apa...