zwanzig

29.3K 2.1K 116
                                    

“Misi sukses Tuan. Tapi Tuan Jarvas, kenapa saudara kembar Leo juga tidak dimusnahkan? Bukan kah dia juga mengetahui tentang Tuan?”

Tidak perlu memusingkan soal dia. Cara melenyapkan mereka itu tidak perlu membunuh kedua nya, cukup bunuh salah satu maka yang satu nya juga akan mati menyusul. Semudah itu.

***

Markus dan yang lainnya berlari masuk ketika mereka mendengar suara pecahan kaca dan teriakan dari dalam. Markus takut jika terjadi sesuatu kepada Cherryl yang masih berada di dalam.

Namun Markus justru dikagetkan dengan keadaan di dalam gudang, Cherryl sedang menangis. Bukan hanya Cherryl, Leon juga menangis. Menangisi sosok kembaran Leon yang Markus tidak ketahui tiba tiba saja sudah dalam keadaan tak bernyawa.

***

Leo dilarikan ke rumah sakit, namun sekeras apapun Leon memaksa dokter untuk menyembuhkan Leo, sebagaimana pun Leon mengancam dokter untuk menyelamatkan Leo, dokter tidak bisa melakukan apa apa. Leo benar benar sudah tidak bernyawa.

Dokter mana pun tidak punya kuasa untuk menghidupkan orang yang telah mati.

“BOHONGG!! LEO TIDAK MUNGKIN MATIII!!!”

Leon masih saja mengelak, ia tidak bisa menerima kenyataan. Ia masih menangisi Leo, Leon bahkan berusaha memberontak saat polisi datang ingin membawanya.

“Lepaskan aku brengsek! Bajingan kalian! Mati saja kalian semua! Seharusnya kalian yang mati bukan Leo!!!!”

Kehisterisan Leon membuat hati Cherryl terluka, Cherryl juga tidak menerima kematian Leo. Tapi melihat Leon yang histeris seperti ini justru membuat Cherryl semakin sedih, hatinya benar benar sakit melihat Leon seperti itu.

Cherryl melangkah mendekat, bermaksud untuk menenangkan Leon namun Leon justru menepis tangannya dengan ekspresi marah. Leon menatap Cherryl tajam dengan mata nya yang memerah dan basah karena air mata.

“Leon.. Leo sudah tidak ada, kau tidak bisa memaksanya untuk kembali hidup. Itu mustahil Le—”

“DIAM KAU WANITA SIALAN!!” Teriak Leon keras sembari mendorong tubuh Cherryl, untung Markus sigap menahan tubuh Cherryl agar tidak terjatuh akibat dorongan Leon.

“Kalau bukan karena dirimu semua ini tidak akan pernah terjadi, sebelumnya kami sudah cukup hanya berdua saja. Tapi karena dirimu.. karena kau membuat Leo jatuh cinta, karena cinta nya itu dia terus memohon kepada ku untuk mendapatkan mu! Dia selalu berpikir positif, suatu saat nanti kau pasti akan menerima nya. Tapi kau justru menolaknya dengan kalimat kalimat busuk mu itu, membuat dia kembali berpikir bahwa di dunia ini tidak ada yang mau menerimanya dengan segala kekurangannya! Seharusnya kau yang mati! Leo tidak pantas mati!”

Leon kembali memeluk mayat Leo. “Bukan.. bukan.. ini semua salah ku, salah ku.. seandainya hari itu aku bersikap keras kepala dan tidak menuruti mau mu mungkin sekarang kau masih hidup. Kenapa kau tega sekali meninggalkan aku? Apa karena aku telah gagal sebagai saudara mu, apa karena sekalipun aku tidak pernah bisa berguna bagi mu?” Leon terus menangis dan memberontak tiap kali ada yang menyentuhnya sehingga atas permintaan polisi, perawat di sana bersama sama berusaha menahan Leon dan pada saat itu juga Dokter menyuntikkan obat bius pada Leon.

“Le-Leon mau dibawa kemana?” tanya Cherryl panik ketika tubuh Leon diangkat, dipisahkan dari Leo.

“Tentu saja mereka akan membawanya ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dia akan segera diberi hukuman.”

Cherryl menggelengkan kepalanya, ia berusaha untuk menarik Leon namun polisi lebih dulu membawanya menjauh. Dan Markus juga menahan Cherryl agar tidak mengejar polisi tersebut.

“Lepaskan Pa! Leon tidak boleh pergi! Dia tidak boleh dibawa!!!! Aku tidak mau Leon dipenjara, tidak mau Pa! Tidak mau!!!”

Markus tetap menahan lengan Cherryl, ia mengeratkan cengkeramannya membuat Cherryl meringis kesakitan. “Sadarlah Cherryl, dia itu bukan laki laki yang tepat untuk mu. Belum sampai setahun kau hidup dengan nya kau sudah jadi seperti ini.”

“Aku begini karena aku mencintai nya Pa!!!!”

“Cinta apanya cinta?! Kau itu dibodohi! Bagaimana bisa kau tetap tidak ingin dia dipenjara sementara dia telah membuat mu tidur dengan saudara kembar nya. Dimana harga diri dan akal sehat mu Clara?!”

Clara dengan sekuat tenaga melepaskan tangan Markus dari lengannya. “Harga diri dan akal sehat, persetan dengan itu semua. Yang aku tahu aku mencintai mereka. Dan bodohnya aku baru menyadarinya sekarang, disaat Leo sudah meninggal. Seharusnya aku membiarkan mereka melakukan semuanya. Seharusnya aku sabar menunggu Leon mengatakan yang sejujurnya kepada ku. Mereka pasti akan jujur, mereka hanya perlu waktu. Tapi aku justru tidak sabaran sehingga membuat mereka panik dan terpaksa berbuat jahat. Mereka tidak pernah benar benar menyakiti ku. Tidak pernah..”

Tubuh Cherryl jatuh terduduk di lantai rumah sakit, “Seandainya aku bisa memutar waktu. Aku pasti akan membahagiakan mereka, dan memberikan satu satunya hal yang mereka inginkan. Yang mereka inginkan hanyalah hal kecil, kasih sayang. Kenapa aku bodoh sekali?! Kenap—arghhh!”

Cherryl tiba tiba saja meringis kesakitan, ia memegangi perutnya yang entah mengapa rasanya sakit sekali seperti di sayat sayat.

Markus panik melihat Cherryl meringis kesakitan, dan ia semakin panik lagi saat ia melihat ada ada darah di lantai.

“Cherryl, kandungan mu!!”

TBC

Theirs [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang