Leon mendatangi tempat Cherryl di kurung, saat Leon membuka pintu ia melihat Cherryl yang sedang tertidur di ranjang.
Leon melangkah mendekat dan duduk di samping ranjang, ia memperhatikan wajah Cherryl. Mata wanita itu yang terpejam masih terdapat sisa sisa air mata.
Sepertinya Cherryl tertidur karena lelah menangis, Leon mengusap puncak kepala Cherryl dengan lembut.
"Seharusnya aku bisa tegas pada Leo hari itu dan tidak menuruti apa mau nya. Membawa ku kemari sama saja dengan membuat luka baru di hati kami yang sampai sekarang pun belum sembuh. Ah.. lebih tepatnya tidak akan pernah bisa sembuh." Leon menarik kembali tangannya, Leon mengecup kening Cherryl sekilas sebelum akhirnya ia bangkit berdiri dan pergi.
Tepat saat pintu itu kembali tertutup, Cherryl membuka matanya. Ia tidak benar benar tertidur. Ia hanya memejamkan matanya karena ia tidak ingin melihat wajah Leo, pada awalnya Cherryl pikir yang datang adalah Leo namun ternyata Leon lah yang datang dan Cherryl pun tidak ingin melihat Leon.
Cherryl benar benar tidak terima dengan apa yang sudah mereka lakukan, memalsukan kematiannya.
Cherryl memandang langit langit ruangan tempatnya di kurung ini. Kenapa hidupnya jadi jungkir balik seperti ini? Ia tidak menyangka bahwa ia akan terjebak permasalahan seperti ini.
Dan Cherryl pun tidak tahu bagaimana caranya untuk keluar dari masalah ini.
***
“Kau mendadak minum minum seperti ini.” Leon duduk di sebelah Leo yang sedang menenggak minumannya, Leo tampaknya tidak mau repot repot menuang minumannya ke gelas. Ia meminumnya langsung melelaui botol.
Meski Leon mengoceh panjang lebar pun Leo tidak akan bisa memahami apa yang Leon katakan karena Leo tidak mau sedikitpun melirik Leon untuk sekedar membaca gerak bibir Leon.
Leo sibuk dengan dirinya sendiri, dengan pikirannya dan kesedihan nya.
L
eon mengepalkan tangannya, ia kesal. Leon pikir setelah menghabisi semua musuh mereka, bebas hidup berdua dirinya dan Leo akan bisa hidup bahagia. Tapi mereka sekarang justru pusing karena satu orang perempuan yang tidak mau menerima mereka berdua apa adanya.
Leon sebenarnya sudah menduga hal ini pasti akan terjadi, tidak mungkin ada yang mau menerima mereka.
Jujur Leon memang mencintai Cherryl, tapi jika ia harus menceraikan Cherryl ia sanggup melakukannya. Yang Leon idamkan sejak dahulu adalah hidup dengan tenang bersama Leo. Ada tidak ada nya Cherryl tidak berpengaruh besar baginya.
Tapi berbeda dengan Leo. Leo sangat mendambakan Cherryl, Leon bisa mengerti kenapa Leo begitu, karena sejak Leo lahir Leo selalu diabaikan dan disisihkan.
Leon ingat, saat orangtua mereka telah mati. Dirinya dan Leo harus tinggal di rumah saudara dari orangtua mereka. Disana hanya Leon yang di terima dengan baik, sementara Leo di perlakukan seperti orang asing.
Dan Leo kerap di pukul secara diam diam di belakang Leon, oleh paman dan bibi mereka.
Meski Leon tahu bahwa Paman dan Bibi nya itu memperlakukan nya dengan baik karena memiliki maksud lain. Karena mereka menginginkan harta peninggalan orangtua Leon dan Leo.
Memikirkan hal tersebut menjadi membuat Leon teringat bahwa ia lah yang menyuruh Leo untuk membunuh Paman dan Bibi mereka.
Leo sangat penurut dan tidak takut mengambil tindakan berbahaya, Leo yang selalu turun tangan membunuh musuh musuh mereka. Lalu sekarang Leon merasa ia seharusnya bisa melakukan satu hal saja yang Leo inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Theirs [END]
RomansaCherryl Orlando, menikah dengan kekasih yang di cintai nya dan hidup bahagia. Tapi satu hal yang Cherryl sadari namun ia abaikan, bahwa suami nya memiliki saudara kembar dan mereka selalu bertukar peran sebagai suami Cherryl. Karena bagi mereka, apa...