Cherryl sibuk mengganti channel televisi namun tidak ada satupun yang menarik perhatiannya, ia bosan.
Cherryl mematikan televisi dan beranjak menuju kamar. Ingin mengecek apakah Leon kembali tidur namun yang ia dapati justru Leon berdiri menatap ke pojok langit langit kamar. Apa yang Leon lakukan?
“Leon, apa yang kau lakukan. Kau tidak jadi tidur?” tanya Cherryl pada Leon yang masih membelakanginya. Cherryl mengerutkan alisnya karena Leon tidak memberi jawaban apapun, jangankan menjawab.. laki laki tersebut bahkan tidak menoleh sedikitpun.
“Leon?” panggil Cherryl lagi, ia melahirkan sedikit lebih maju mendekati Leon namun laki laki tersebut masih tidak menjawab ataupun menoleh.
“Leon, kau kenapa?” Cherryl mulai menaikkan nada suaranya, berharap Leon menoleh namun laki laki tersebut masih tak bergeming membelakanginya. “Leon!!” teriak Cherryl lagi kali ini dengan kencang sekuat tenaga nya dan saat itu pula Leon berbalik dan menatap Cherryl dengan pandangan bertanya tanya.
“Leon kau baik baik saja? Kau tidak jati tidur?” Cherryl kembali bertanya, kali ini ia mendapatkan respon dari laki laki di hadapannya itu.
Leon menggelengkan kepalanya, melangkah mendekati Cherryl dan tanpa aba aba mencium Cherryl begitu saja. Cherryl terkejut namun ia membiarkannya.
“Ada apa?” tanya Cherryl lagi ketika Leon melepaskan ciuman mereka, Cherryl mendongak menatap wajah Leon meminta penjelasan namun Leon hanya diam, tapi Cherryl menyadari sesuatu. Leon tengah memandang ke arah bawah seolah menunjukkan kepada Cherryl untuk melihat ke arah itu juga.
Dan saat itu lah Cherryl paham apa yang Leon inginkan dan kenapa laki laki itu tidak tidur, Leon sedang menginginkannya. Cherryl bisa mengetahuinya dari tonjolan besar dibawah yang baru saja ia lihat.
Belum sempat Cherryl mengatakan sesuatu, Leon sudah lebih dulu mendorong Cherryl untuk berbaring di ranjang.
“Le—”
Leon lebih dahulu membungkam mulut Cherryl, menyatukan bibir mereka berdua. Cherryl kualahan menghadapi Leon yang bergerak tergesa gesa.
Cherryl mendorong dada Leon pelan, melepaskan ciuman mereka. “Pelan pelan sayang, pelan pelan. Aku tidak kemana mana, aku disini. Kau tidak perlu terburu buru.” ucap Cherryl sembari menatap wajah Leon yang memerah.
Leon mengangguk dan kembali mencium Cherryl, kali ini gerakannya tidak lagi tergesa gesa. Lembut namun dalam, membuat Cherryl tanpa sadar mendesah.
Ciuman Leon turun perlahan lahan menuju leher Cherryl.
Leon meninggalkan tanda cintanya di sana sembari membuka pakaian Cherryl, ciuman Leon beralih ke dada Cherryl ketika ia berhasil membuka pakaian Cherryl.
Memberikan kecupan dan lumatan disana, semakin bibir Leon turun semakin tidak sabaran Leon untuk membuka celana Cherryl.
Cherryl merasa malu ketika ia melihat Leon yang memandangi tubuh telanjang nya. Kali ini tidak seperti semalam, mereka melakukannya siang siang dan semuanya terlihat jelas. Cherryl merasa malu tubuhnya di lihat seintens itu.
Cherryl memperhatikan Leon yang melepas pakaiannya sendiri, Cherryl sedikit tertawa ketika melihat Leon hampir saja terjatuh dari ranjang saat melempar celana nya ke sembarang arah.
Cherryl hanya memandang langit langit kamar ketika Leon berusaha untuk membuatnya siap dibawah sana. Siap untuk bersatu dengan Leon seperti malam sebelumnya.
Dan Cherryl tidak bisa menyembunyikan desahan nya ketika Leon mulai bergerak menyatukan tubuh mereka berdua dan bergerak antusias untuk mengejar pelepasan mereka.
Cherryl mendesah keras sekali, semakin cepat Leon bergerak maka semakin kencang desahan Cherryl.
Di sela sela desahan nya Cherryl menangis, air matanya terjatuh. Ia jelas tahu sentuhan ini bukan sentuhan suaminya, tapi ia diam saja dan membiarkannya.
Dan yang lebih gilanya lagi adalah Cherryl menikmatinya, sangat menikmatinya sama seperti saat ia tidur dengan Leon yang ia kenal.
Cherryl merasakan Leon mengusap air matanya dan mengecup keningnya ketika mereka sudah selesai, sama sama berhasil mencapai puncaknya bersamaan.
Leon tidur tepat disebelah Cherryl, membawa Cherryl kedalam pelukannya.
Tangan Leon bergerak di punggung Cherryl, menuliskan sesuatu disana menggunakan jemari nya.
I Love You
Saat itu lah tangisan Cherryl semakin menjadi, laki laki yang tengah memeluknya ini benar benar bukan Leon.
Jika ia Leon, ia sudah mengatakan cinta nya secara langsung. Semuanya semakin jelas bagi Cherryl.
Tapi lagi lagi, ia tidak bisa menolak. Ia justru terharu dengan ungkapan cinta tersebut.
“I love you too..” gumam Cherryl pelan, sebelum ia membenamkan wajahnya di dada Leon.
***
“Apa maksud mu kau tidak mau bergantian dengan ku, jangan gila Leo. Cherryl bisa curiga jika kau terus yang berada disisinya.”
Dia tidak curiga!
“Cherryl itu wanita cerdas, jika kau lebih lama disisi nya melebihi dari batas yang sudah kita janjikan. Cherryl pasti curiga karena kau tidak bicara dengannya!”
Tidak adil! Sebelumnya kau bersama dengan Cherryl sangat lama, aku juga ingin bersama dengan Cherryl.
Leon mengusap wajahnya kasar, ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 1 pagi. “Ku mohon mengertilah, kita tidak bisa gegabah. Kau tidak ingin kehilangan Cherryl bukan?”
Aku tidak ingin kehilangannya
“Maka kalau begitu tunggulah, kau harus bersabar. Kita sudah sampai sejauh ini, kita tidak boleh gegabah dan kehilangan semuanya.” Leon memegang tangan saudara kembarnya itu. Ia menghela nafas lega saat mendapatkan anggukan dari Leo.
Leo hanya memperhatikan Leon yang keluar dari paviliun. Berarti ia harus menunggu lagi, menunggu gilirannya untuk bisa memeluk Cherryl lagi seperti sebelumnya.
Leo melihat ke arah foto Cherryl yang berada di atas meja, ia menggerakkan tangannya membentuk kalimat menggunakan bahasa isyarat.
Aku mencintai mu, kau tahu itu kan?
TBC
Leo itu bisu guys :'(
Komen nya guys di tunggu :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Theirs [END]
RomanceCherryl Orlando, menikah dengan kekasih yang di cintai nya dan hidup bahagia. Tapi satu hal yang Cherryl sadari namun ia abaikan, bahwa suami nya memiliki saudara kembar dan mereka selalu bertukar peran sebagai suami Cherryl. Karena bagi mereka, apa...