zwölf

31.1K 2.6K 46
                                    

"Apa dia berulah?"

Pertanyaan itu lah yang langsung Leon tanyakan kepada Leo sesampainya ia di rumah.

Dia masih memohon untuk di lepaskan, tapi dia tidak berbuat aneh aneh ataupun menolak makan.

Leon menganggukkan kepalanya mengerti, "Bagus kalau begitu, Cherryl itu memang cerdas. Dia pasti tahu bahwa menolak makanan tidak akan membuat nya bebas, hanya akan lebih menyusahkan nya saja."

Leo mengernyitkan alisnya ketika ia melihat Leon yang justru melangkah ke ruang kerja nya. Bukan ke ruang bawah tanah untuk menemui Cherryl.

Leo mengikuti Leon dari belakang, ia menatap Leon yang duduk di kursi kerja nya dengan tatapan bingung.

Kau tidak akan menemui Cherryl?

Leon menggelengkan kepalanya, "Tidak untuk sekarang ini, aku harus menuntaskan rencana kita terlebih dahulu."

***

Cherryl benar benar merasa tidak tahan, ia merasa sangat pegal terus di ikat di kursi.

Mungkin jika nanti Leo kembali, Cherryl akan memohon agar ikatannya di lepaskan. Cherryl benar benar tidak tahan, belum lagi ia mulai merasakan sakit di perutnya. Cherryl berharap kandungannya baik baik saja.

Lama Cherryl menunggu hingga akhirnya Leo muncul. Leo selalu datang satu jam sekali mengecek keadaan Cherryl, berjaga jaga jika Cherryl ingin buang air besar ataupun buang air kecil.

Kau ingin buang air atau ingin sesuatu?

Cherryl sontak menganggukkan kepalanya dengan semangat, "Aku ingin buang air kecil, aku sudah menunggu mu sejak tadi."

Cherryl memperhatikan Leo yang melepaskan ikatannya pada kursi, membiarkan Cherryl pergi ke kamar mandi setelah sebelumnya Leo memastikan pintu terkunci rapat sehingga Cherryl tidak bisa melarikan diri begitu saja.

Leo menunggu Cherryl keluar dari kamar mandi sembari menyiapkan kembali tali untuk mengikat Cherryl kembali.

Sesaat Cherryl keluar dari kamar mandi saat itu juga Leo membawa Cherryl untuk kembali duduk di posisinya.

"Leo, bisakah kau tidak mengikat ku? Aku pegal terus duduk. Lagi pula aku tidak akan bisa kabur, kau tahu sendiri pintu ini tidak akan bisa aku buka. Hanya menggunakan sidik jari mu lah pintu itu bisa terbuka, jadi untuk apa mengikat ku?"

Leo menganggukkan kepalanya.

Baiklah kau boleh berbaring di ranjang, dan kau bisa menonton televisi jika kau bosan. Aku mengikat mu seperti ini hanya sebagai hukuman untuk mu setelah sebelumnya kau melarikan diri.

Sekarang ku rasa sudah cukup. Kau tidak akan bisa kabur, tidak ada yang perlu khawatirkan.

Andaikan pun kau bisa membuka pintu ini dengan rencana licik mu, kau tidak akan bisa membuka pintu selanjutnya.

Belum sempat Cherryl bertanya lebih jauh Leo sudah lebih dahulu pergi dan menutup pintu rapat rapat, Cherryl hanya bisa menghela nafas berat.

Ia membaringkan dirinya di ranjang yang ada di ruangan ini. Tubuhnya sangat lelah, meski ranjang yang ia tiduri tidak senyaman ranjang di kamarnya sebelumnya namun ini sudah lebih baik dari pada harus tidur dalam keadaan duduk terikat.

***

Cherryl terbangun oleh suara televisi yang keras, Cherryl melihat Leo sedang duduk di kursi sembari menatap datar ke arah televisi yang sedang menayangkan berita.

Cherryl mengernyitkan alisnya ketika ia melihat ke layar televisi. Ia mengusap mata nya memastikan ia tidak salah melihat.

Putri sulung dari direktur utama Orland Corp di temukan tewas terbakar.

Di duga penyebab kematian nya adalah pembunuhan, di duga pelaku nya adalah musuh bisnis dari Ayah nya sendiri.

Cherryl menggelengkan kepalanya tidak menyangka, ia tidak menyangka dengan apa yang ia lihat di televisi. Bagaimana bisa ia dikabarkan telah meninggal? Ia baik baik saja, ia masih hidup. Ia masih bernafas disini.

Cherryl melihat televisi yang menayangkan keadaan keluarganya yang tengah menangis histeris, Cherryl melihat anggota keluarganya menangis. Ibu nya menangis histeris di pelukan Ayahnya.

"Tidak mungkin! Tidak mungkin Cherryl meninggal!"

Air mata Cherryl jatuh ke pipi nya, "Ma.. Cherryl masih hidup Ma.."

Cherryl melihat kamera yang menyorot ke arah lain, ke arah Leon yang juga sedang menangis disana sebelum akhirnya kamera itu di matikan secara paksa oleh Aaron yang tidak ingin masalah ini di beritakan.

Bagaimana bisa Leon juga menangis disana? Leon pasti tahu kan Cherryl masih hidup, jelas jelas yang sedang mengurungnya adalah Leo. Bahkan Leo sendiri yang mengatakan sebelumnya bahwa penculikan tersebut adalah rencana Leo dan Leon.

Seharusnya Leon memberitahu Ibu Cherryl bahwa Cherryl masih hidup..

Atau..

Atau ini semua rencana Leon dan Leo? Membuat seolah olah Cherryl mati sehingga tidak akan ada lagi yang mencari Cherryl sehingga Leon dan Leo bisa menyembunyikan Cherryl dengan nyaman tanpa harus memikirkan kasus hilangnya Cherryl lagi.

Cherryl dengan cepat menoleh kearah Leo yang masih terduduk di kursi.

"Ini semua rencana kalian kan?"

Cherryl melihat sudut bibir Leo terangkat membentuk sebuah senyuman.

Seharusnya kau menerima kami dengan mudah sebelumnya, ini hukuman untuk mu. Dengan begini kau akan mengerti bahwa melawan kami tidak akan ada guna nya. Memaksa untuk bercerai hanya akan membawa kesulitan untuk dirimu sendiri.

"Tapi kalian menyakiti keluarga ku! Mereka pasti sedih sekali berpikir bahwa aku sudah tewas, kenapa kalian tidak punya hati sekali?!"

Untuk pertama kalinya Cherryl melihat Leo tersenyum miring.

Itu adalah keputusan Leon yang paling baik, sebelumnya aku sudah mengusulkan kepada nya untuk menghabisi keluarga mu saja. Karena kau keras kepala dan keluarga mu pasti akan menyulitkan kami.

Sekarang kau mengerti kan?
Sekarang kau tahu kan bahwa sebelumnya kau telah melakukan kesalahan, kesalahan karena telah melarikan diri dan meminta cerai.

Ini lah hukuman mu. Kau harus menerima nya.

TBC

Maaf ya pendek tau banyak kesalahan atau kurang greget. Aku sudah berusaha buat update, aku ngetiknya dalam keadaan sakit kepala sampai lihat layar hp pun rasanya terganggu banget. Jadi harap maklum ya.

Terima kasih buat yang udah kasih semangat dan doa nya. Jangan bosan bosan ya nungguin update dari cerita ini.

Theirs [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang