—
Leon masuk ke dalam kamar dan mendapati Cherryl yang masih tertidur lelap, ia ikut berbaring dan terlelap bersama Cherryl di pelukannya.
***
Pagi ini Leon lah yang terbangun lebih dahulu dan memasak untuk Cherryl, ia menyapa Cherryl dengan senyum lebar nya saat Cherryl keluar dari kamar.
“Selamat pagi sayang, aku sudah siapkan sarapan untuk mu.”
Leon menaruh makanan yang telah ia siapkan itu ke atas meja makan, lalu beralih pada Cherryl yang sedang memandangnya dengan pandangan aneh.
“Kemarin kau tidak bicara sepatah kata pun, tapi sekarang kau cerewet sekali. Kadang aku merasa kau seperti orang lain saja.” tukas Cherryl sembari duduk di sebrang Leon.
Leon menelan ludah nya gugup, ia tidak tahu harus menjawab apa selain tersenyum kikuk. Ia hanya berharap ia tidak akan ketahuan.
Meski sebenarnya Cherryl sudah tahu tentang rahasia Leon, dan berbicara seperti itu hanya untuk memancing Leon.
Kapan Leon akan jujur dan mengungkapkan semuanya, mengatakan maksud dari semua yang Leon lakukan. Tujuan nya untuk apa?
“Makan lah, sebelum makanannya dingin.”
Cherryl akan menunggu, ia akan menunggu Leon untuk jujur. Meski Cherryl bisa saja marah kepada Leon tapi entah mengapa Cherryl tidak bisa, bahkan saat laki laki yang mirip dengan Leon tersebut itu menyentuhnya Cherryl tidak punya kemampuan untuk menolak.
Bukan kemampuan dari segi fisik, tapi hatinya lah yang tidak ingin menolak.
Baiklah mari berpura pura tidak tahu, suatu saat nanti Leon pasti menceritakannya. Cherryl tidak perduli ia di peralat dan sebagainya, ia terlalu mencintai Leon. Dan Cherryl percaya Leon pasti tidak punya niat untuk menyakitinya.
Cherryl hanya perlu menunggu entah seberapa lama itu.
***
Cherryl berdiri di samping tirai, bersembunyi memperhatikan suami nya yang tengah malam seperti ini pergi ke luar. Atau tepat nya pergi ke paviliun, tempat yang suami nya itu larang untuk Cherryl singgahi.
Lama Cherryl mengintip hingga akhirnya Cherryl melihat suami nya kembali keluar dari paviliun tersebut, Cherryl menutup tirai dan berbaring di ranjang nya. Berpura pura tidur, ia tidak ingin ketahuan bahwa ia baru saja mengintip.
Tak lama sepasang tangan melingkari pinggang Cherryl, memeluk Cherryl dari belakang. Mengecup punggung Cherryl dan ikut tidur bersama nya.
Satu hal yang Cherryl ketahui melalui sentuhan itu, laki laki yang saat ini tengah memeluknya adalah orang lain bukan suaminya.
Wajah mereka boleh mirip, proporsi tubuh mereka boleh sama, tapi Cherryl tidak bisa di bodohi. Ia jelas tahu seperti apa laki laki yang ia cintai.
Tapi, kenapa Cherryl diam saja meski ia sudah mengetahuinya. Dan kenapa dia diam saja saat di sentuh meski ia tahu laki laki yang menyentuhnya itu bukan lah suami nya, Leonard.
Tangan Cherryl bergerak mengusap perutnya, ia pikir ia bisa menunggu Leon untuk mengatakan yang sebenarnya.
Tapi Leon tidak pernah mengatakan yang sebenarnya sampai detik ini, Cherryl sudah tidak bisa tinggal diam lagi.
Tidak dengan keadaannya yang telah mengandung saat ini. Ia telah terlambat datang bulan dan di nyatakan positif hamil.
Tapi Cherryl tidak tahu anak yang ada di kandungannya ini anak Leon atau laki laki yang tengah memeluknya ini.
Dan dengan keberanian yang telah ia kumpulkan sejak lama, Cherryl menarik tangan laki laki yang tengah memeluknya itu agar terlepas tidak memeluknya lagi.
Cherryl berbalik dan mendapati laki laki tersebut menatap Cherryl dengan tatapan bingung, sama seperti biasanya tidak bersuara.
“Siapa kau?”
Dan saat itu lah Cherryl melihat wajah laki laki yang mirip dengan Leon itu berubah panik. Ia mengubah posisinya menjadi duduk.
Ia menggerakkan bibirnya hendak bicara namun ia kembali menutup bibirnya itu rapat rapat. Ia hanya menatap Cherryl dengan tatapan panik.
“Ku tanya sekali lagi siapa kau?”
***
Leon menggelengkan kepalanya memandang layar di hadapannya, ia panik. Ia tidak menyangka nyangka hal seperti ini akan terjadi.
Kenapa Cherryl tiba tiba menanyakan hal seperti itu, sejak kapan Cherryl curiga? Jika Leon tahu kalau Cherryl sudah curiga ia pasti tidak akan bertukar posisi dengan Leo malam ini.
Leon melihat Leo mulai menggerakkan tangannya, Leon menggelengkan kepalanya. Ia cemas dan berharap Leo tidak menunjukkannya.
Leon mengacak acak rambutnya kasar, ia berlari keluar pavilliun setelah ia melihat bahwa sudah tidak ada lagi harapan.
***
Cherryl mengerutkan alisnya ketika ia melihat laki laki itu menggerak gerakan tangannya membentuk pola yang Cherryl pahami.
Maafkan aku.. aku tidak bermaksud.
Cherryl semakin mengerutkan alisnya, kenapa.. kenapa ia menggunakan bahasa isyarat?
Cherryl mengerti bahasa isyarat karena semasa sekolah dulu ia pernah mengambil kelas bahasa isyarat, dan kenapa ini. Ada apa sebenarnya?
Aku mencintai mu.. kau tahu itu kan, aku mencintai mu..
Jangan marah..
Aku mencintai mu..
Dan saat itu pula pintu kamar terbuka secara tiba tiba, muncul Leon dengan tubuh penuh keringat dan nafas tersengal sengal seolah ia baru saja berlari.
“Leon?” Cherryl turun dari ranjang, ia hendak menghampiri Leon. Namun Leon justru mengatakan sesuatu yang membuat Cherryl terkejut kebingungan.
“Tahan dia Leo, aku akan bawakan tali.”
Ta-tali?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Theirs [END]
RomanceCherryl Orlando, menikah dengan kekasih yang di cintai nya dan hidup bahagia. Tapi satu hal yang Cherryl sadari namun ia abaikan, bahwa suami nya memiliki saudara kembar dan mereka selalu bertukar peran sebagai suami Cherryl. Karena bagi mereka, apa...