Waiting - 13

1.5K 187 11
                                    

Yoona masih saja betah duduk melamun di balkon kamar. Siwon menghampirinya dengan membawa mantel.

"Sayang, angin malam tidak baik untuk kesehatan. Apalagi Junghan mengatakan dokter mengatakan kamu pingsan karena kelelahan" ujar Siwon,

Jantung Yoona berdegup terlalu kencang saat mendengar nama Junghan. Ia mengira pria itu akan mengkhianatinya dengan melaporkan apa yang terjadi pada dirinya sebenarnya pada Siwon.

"Aku hanya tidak bisa tidur oppa" ujar Yoona dan ia bergeser sedikit untuk memberikan tempat untuk Siwon duduk, setelah pria itu duduk di sampingnya, Yoona memeluknya mencari kehangatan darinya.

"Lain kali jangan begitu lagi ya. Oppa khawatir jika terjadi sesuatu padamu" ujarnya sambil membelai rambut yoona

"Aku hanya terlalu khawatir saat itu. Apakah itu begitu penting sampai oppa memarahiku"

"Ne, itu adalah amplop tentang kekasihnya Yuri. Jika oppa bisa menemukannya dengan cepat, maka semuanya akan beres. Oppa bisa menjadikanmu satu-satunya"

"Kenapa oppa tidak bisa meninggalkannya tanpa kehadiran pria itu lagi?" tanya Yoona

"Karena dia wanita yang sudah seperti adik oppa, bagaimana bisa seorang oppa melihat adiknya menderita" ujar Siwon "Kamu dan Yuri, jangan pernah bertengkar, jika itu terjadi maka oppa akan berada di posisi yang paling sulit. Kamu tahu oppa mencintaimu sebagai seorang wanita dan dia oppa juga menyayanginya sebagai seorang adik"

Yoona mengangguk, ia mengerti Siwon tidak akan pernah bisa memilih satu diantara mereka. Jadi solusinya adalah salah satu dari mereka yang harus mundur. Jika bukan dia maka orang itu adalah Yuri.

"Oppa,"

"Hmm?"

"Aku mencintaimu" bisik Yoona dan siwon tersenyum

"Nado Choi Yoona" ia memindahkan yoona ke pangkuannya dan keduanya menikmati keindahan malam sambil berciuman.

"Semoga kemanisan ini tidak cepat berlalu Tuhan" gumam Yoona

***

Yoona menutupi keadaannya yang sebenarnya dari Siwon. Ia tahu jika Siwon mengetahuinya, maka ia dan Siwon akan segera berakhir. Ia ingin menikmati waktu lebih lama lagi dengan pria itu.

"Yoong, Siwon apa ada di dalam?" tanya Taeyeon, ia datang untuk menemui adiknya. Banyak hal yang harus ia sampaikan.

"Eonni, aku sudah memikirkannya. Aku tidak akan pernah memberitahu oppa tentang Yuri. Maka eonni juga jangan melakukannya"

"Ne, aku tidak akan mengatakannya" ujar Taeyeon

"Gomawo"

"Aku cukup tertarik dengan kisah kalian. Rasanya aku cukup penasaran dengan endingnya"

"Eonni,,"

"Noona, kenapa disini?" tanya Siwon yang baru keluar dari ruangannya

"Mencarimu"

"Aku tidak ingin bicara denganmu. Dasar tukang lapor"

"Jaga mulutmu sebelum kamu memiliki bukti"

"Tidak ada yang perlu aku curigai lagi selain kamu"

"Kamu kira aku sejahat itu" marah taeyeon "Bagaimana pun aku lebih menyukai yoona"

"noona, bisakah katakan itu dirimu yang melaporkannya?" ujar Siwon pelan

"Kamu takut mengakui kenyataan jika istrimu sejahat itu"

Yoona menatap keduanya dan dengan pelan Siwon mengangguk.

***

Sejak pengakuan Siwon, Yoona tidak banyak bicara. Apalagi sebelum pulang Taeyeon mengatakan padanya untuk bertanya tentang perasaan suaminya itu.

"Aku menyayangimu yoong, seperti adikku karena appa pun menganggapmu putrinya. Aku tidak ingin kamu terluka karenanya. Jadi sebaiknya kamu pastikan tentang perasaannya pada Yuri. Mungkin dia hanya takut mengakui kalau dia mencintai yuri" ujar Taeyeon

Siwon mengantar yoona pulang dan sepanjang perjalanan keduanya hanya diam.

Saat tiba di apartement yoona, yoona langsung turun tanpa mengatakan apa pun. Ia tidak meminta pria itu menginap. Karena sejak kembali dari liburan sebulan yang lalu, pria itu selalu datang bercinta dengannya dan setelahnya akan kembali pulang ke rumahnya.

Junghan menunggunya di depan lift. Memang hanya pria itu yang selalu siap sedia menghiburnya.

"Sudah makan malam samunim?" tanyanya dan Yoona menggeleng "Baiklah, ayo kita pergi makan"

"Kamu yang mentraktirku?" goda Yoona. Ia tahu pria itu begitu irit.

"Jika bisa membuatmu bahagia. Aku akan membayar makanannya"

"Ayo. Bahkan babyku juga tidak sabar lagi ditraktir ahjushi pelit" ujar Yoona

"Yak, nona. Jika babymu lahir, jangan mengajarinya memanggilku ahjushi. Itu terdengar tua sekali. Panggillah aku hyung atau oppa" ujar Junghan

"Aku akan mengajarinya memanggilmu haraboeji" yoona tertawa berhasil membuat junghan cemberut.

***

Selesai makan malam, Yoona meminta Junghan mengantarnya untuk jalan-jalan.

"Besok antarkan aku untuk menemui appa ya" ujar Yoona

"Siap nona" ujar Junghan "Aku rasa perutmu semakin membuncit. Apa kamu sudah memberitahu Tuan Choi?"

Yoona menggeleng

"Aku masih belum memiliki keberanian"

"Tapi kamu tidak bisa menyembunyikannya selamanya" ujar junghan

"Ne, aku akan memberitahunya setelah kembali dari bukchon"

"Semakin cepat semakin baik. Terlepas dari apakah dia menerimanya atau tidak" ujar junghan

"Menurutmu apakah dia akan terima?"

"Tentu saja, bagaimana jahat pun seorang pria, ia akan menyayangi anaknya"

"Semoga saja"

***

Yoona kembali ke apartementnya dan disana Siwon sudah duduk menunggunya.

"Kemana saja?" tanya Siwon dan Yoona melewatinya begitu saja "Aku bertanya padamu"

"Bukankah setiap aku keluar kemana pun aku bersama junghan. Dia orang pilihanmu. Bukankah dia akan melaporkan padamu"

"Dan sekarang dia sudah berdiri di sisimu. Menolak panggilanku dan tidak pernah mengabariku. Apa perlu aku memecatnya dan menggantikan yang baru untukmu?"

"Jika kamu memecatnya, aku akan berhenti bicara denganmu" ujar yoona

Yoona memilih masuk ke kamar tanpa peduli pada Siwon. Siwon menyusulnya.

"Kamu kenapa?" bisik Siwon sambil memeluknya dari belakang

"Lepas" yoona mendorongnya karena Siwon hampir memegang perutnya

"Oppa mengira junghan membohongi oppa. Dia mengatakan akan menemanimu makan malam karena kamu sedang merajuk. Oppa pikir itu tidak benar, ternyata kamu lebih galak dari singa saat ini" bisik Siwon

"Aku kesal padamu oppa" ujar yoona

"Wae?"

"Kamu selalu mendatangiku hanya untuk bercinta dan setelahnya kamu meninggalkanku" ujar yoona

"Yuri, dia sedang sakit. Oppa harus menemaninya"

Siwon kembali memeluk yoona dan tanpa sempat yoona cegah karena ia sedang berpikir saat mendengar yuri sakit. Siwon merasa ada yang berbeda. Perut yoona tidak rata lagi.

"Yoong, perutmu mengapa?"

"Aku hanya kekenyangan"

"Aniy, ini bukan lemak" siwon menatap yoona dan ia mengangkat atasan yoona untuk melihat perutnya "Yoong,,"

"Ne, aku hamil" kalimat itu membuat Siwon menatapnya tajam

TBC

WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang